SEBANYAK 19 atlet Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) NTT dipulangkan ke daerah asalnya. Alasannya, karena tidak ada peningkatan prestasi dan juga usia yang sudah lewat.
Demikian dikemukakan tim independen PPLP NTT, Drs. Nurdin Badu, M.For (koordinator), Drs. Lambert Tukan, M.M (anggota) dan Drs. Lukas M Boleng, M.Kes (anggota) di Sekretariat KONI NTT, Selasa (9/9/2008).
Menurut Nurdin, atlet yang dipulangkan berasal dari cabang atletik lima orang, tinju (4), pencaksilat (8) dan sepaktakraw dua atlet. Mereka yang dipulangkan, yakni dari atletik, Christian Bana, Katarina Banu, Melidianus Tampani, Marthen Baunsele dan Fransiskus Radja. Cabang tinju, Erens Neolaka, George Banabera, Mathias Banik, dan Reverson Abineno. Cabang pencaksilat, Leosius Klau Taek, Dedimus Leda, Zainudin Hasan, Apolonius Laboni, Yanuarius Sika, Matheus Asa, Abdul Gafur Bolos dan Muhamad Bunga. Sementara dari cabang sepaktakraw, yakni Roslina Dida dan Sara Do Rego.
"Untuk cabang pencaksilat, atlet yang ada di PPLP semuanya dipulangkan. Selain karena umur, juga karena dalam pemantauan kami dari empat cabang yang ada di PPLP, prestasi pencaksilat tidak ada peningkatan. Semua atlet yang dipulangkan ini biaya pemulangannya ditanggung pengelola PPLP, termasuk surat pindah sekolah," jelas Nurdin.
Untuk mengisi kekosongan ini, kata Nurdin, telah dilakukan proses seleksi dan pemantauan. "Proses seleksi sudah kami lakukan dengan mengundang daerah- daerah membawa atlet agar diuji kemampuan umum dan kecabangannya. Kami juga melakukan pemantauan dari beberapa kejuaraan dan ada beberapa atlet yang direkomendasikan untuk bergabung. Pemanggilannya nanti setelah proses pemulangan ini selelasi," jelas Nurdin. (eko)