Kamis, 21 Agustus 2008

Ditinggal Istri karena Mencintai Aston Villa


PERTANDINGAN liga utama Inggris musim 2008-2009 baru dibuka. Namun, belum lagi pertandingan pembuka musim kompetisi dimulai, seorang istri di Inggris mencampakkan suaminya yang menaruh perhatian lebih besar ke pertandingan sepakbola ketimbang dirinya.

Sang istri yang tidak diketahui pasti identitasnya tak tanggung-tanggung menanyakan sikap suaminya itu dengan memasang sebuah spanduk di sebuah jembatan penyeberangan. Sang istri yang merasa kehadirannya tersingkir oleh pertandingan sepakbola liga utama Inggris mempertanyakan di dalam pesan spanduk apakah suaminya lebih mementingkan sepakbola atau dirinya.

Walaupun tidak diketahui secara pasti pasangan yang dimaksud, namun dari isi spanduk dengan goresan cat hitam itu diketahui sang suami yang mempunyai sebutan nama Jack telah ditinggal pergi oleh istrinya yang mempunyai sebutan Jess. Spanduk berukuran 90 kali 90 sentimeter itu berisi pesan : 'Jack, apakah Villa lebih penting ketimbang pernikahan kita? Pernikahan itu sudah berakhir, tertanda Jess'

Spanduk itu dipasang di jembatan penyeberangan yang ramai dilewati oleh kendaraan yang berlalu lalang di dekat West Bromwich sehingga kehadiran spanduk itu tidak lepas dari tatapan ribuan pengemudi yang melintas di bawah jembatan tersebut pada jam sibuk. Dari Spanduk diketahui bahwa Jack adalah salah satu penggemar Aston Villa yang akan berhadapan dengan Manchester City pada 17 Agustus nanti.

Paul Brenna, salah satu pendukung Aston Villa, mempunyai komentar tersendiri terhadap spanduk itu. "Saya menyukai Villa, tetapi saya juga selalu mencintai pasangan saya," ujarnya. "Spanduk itu merupakan cara terburuk memutuskan hubungan, walaupun saya tidak mengetahui siapa mereka atau apa yang terjadi pada mereka."

Sementara seorang pengemudi van, yang merupakan pendukung West Bromwich Albion, mempunyai komentar lain. "Seharusnya pria tidak dihadapkan pada pilihan wanita kesayangan atau tim sepakbola favorit. Saya tidak perduli siapa wanita di spanduk itu, tetapi saya yakin pria tersebut akan lebih baik hidup tanpa dirinya." **

Menjelang Cerai, Selingkuh Jadi Halal


BERHUBUNGAN seks dengan pihak ketiga selama proses perceraian tidaklah ilegal. Demikian keputusan yang baru saja diambil Mahkamah Agung Korea. Namun, perzinahan tetap dipandang sebagai tindakan kriminal.

Pengadilan setempat, Minggu (17/8/2008) di Seoul, menolak menghukum seorang pria bermarga Chung yang memiliki affair dengan seorang pramusaji di bar karena hal itu terjadi saat pria itu sedang dalam proses perceraian.

Pengadilan Tinggi telah menjatuhkan hukuman enam bulan penjara kepada Chung (57) dan pramusaji itu. Menurut perundang-undangan di Korea Selatan, orang yang melakukan perzinahan dapat dikenai hukuman maksimum dua tahun penjara.

Pasangan selingkuh itu naik banding dan Mahkamah Agung mengatakan, Chung dan istrinya tidak akan melanjutkan ikatan perkawinan mereka, karena itu berhubungan seks dengan orang yang bukan istrinya tidaklah melanggar hukum.

Chung memulai proses perceraian pada tahun 2007 dan mengakhiri 25 tahun perkawinan mereka. Pasangan itu memutuskan berpisah selama proses perceraian. Namun, istrinya menuntut Chung karena selingkuh. Urusan ranjang memang rumit, pengadilan pun terlibat. **

James Abanit Rebut Perunggu

Ade Rai Siswa Raga

BINARAGAWAN NTT, James Abanit berhasil merebut medali perunggu pada kejuaraan Ade Rai Siswa Raga dan Body Fitnes 2008 di Balai Sarbini, Jakarta, 16 Agustus lalu. James Abanit, binaragawan asal Atambua-Belu ini, mengusung nama Ultimate NTT dalam kejuaraan yang diikuti 48 binaragawan dari seluruh Indonesia ini.

"James yang sudah menjadi ikon perusahaan Ultimate ini benar-benar menyita perhatian penonton. Dia tampil sangat luar biasa. Saya pikir kita harus berbangga telah memiliki atlet sekelas James ini," ujar pelatih binaraga NTT, Harry Mandolang di Kupang, Rabu (20/8/2008).

Potensi binaraga di NTT, kata Harry, merujuk pada prestasi yang ditoreh James, ternyata cukup besar. Buktinya, kata Harry, setiap kali dikirim mengikuti kejuaraan, James selalu meraih medali.

"Kami sebenarnya cukup kecewa ketika NTT tidak berhasil meloloskan atlet ke PON XVII lalu, padahal potensinya cukup besar. Untuk itu, kami mohon perhatian dari pemerintah melalui pengurus olahraganya untuk menjaga dan merangkul atlet-atlet potensial di NTT. Kalau semua potensi yang ada bisa diragukan, saya yakin kita bisa membuat nama NTT harum baik di kejuaraan nasional maupun internasional," ujar Harry. (eko)

Menguji Sebuah Tradisi


Oleh Sipri Seko

HARI Sabtu, tanggal 23 Agustus ini, turnamen Dji Sam Soe-Pos Kupang Cup akan kembali bergulir. Sebanyak 16 tim yang dibagi dalam empat grup akan bersaing dalam turnamen antar-klub yang disebut-sebut paling bergengsi di NTT ini. Mari kita berhitung peluang juara mereka.

Di Grup A, akan bergabung Sandelwood, Qanasex, Perselaya, Mandiri. Grup B, Bon Kota Adonara, Garuda Bahari, Tunas Muda, Ikan Paus. Grup C, Persado Oesao, Britama Kupang, Putra Pelangi, Kristal FC. Grup D, Putra Napo, AS Roma, Platina FC dan Putra Samudera.

Sandelwood, Mandiri dan Qanasex memiliki tradisi kuat dalam tiga penyelenggaraan terakhir untuk selalu lolos ke putaran kedua. Mandiri dan Qanasex dengan materi pemain yang pas-pasan dikenal memiliki strategi yang susah ditebak lawan. Klub kuat macam AS Roma dan Britama Kupang sudah pernah menjadi korban strategi mereka. Itu artinya, jangan menghitung kekuatan Mandiri dan Qanasex dari materi pemain yang dimilikinya, tetapi bagaimana tradisi yang membawa mereka untuk menyulitkan lawan-lawannya.

Lukman Hakim, tentu masih mengandalkan Lambert Kadju, Pieter Fomeni, Zulkifly Umar, Ronald Muchtar dan lainnya untuk mempertahankan gengsi Mandiri sebagai juara 2005. Strategi mereka biasanya sangat sederhana. Bermain aman! Dan, ketika tidak kebobolan, curilah peluang untuk mencetak gol. Kemenangan lewat adu penalti pun mereka siap jalani.

Qanasex, yang diperkuat Lisnahan bersaudara, Ba'i, Cha, Sempli, Fadjar, Nofri, Dalman dan lainnya, mereka memiliki kekompakan tim yang tidak dimiliki klub lainnya. Memiliki kualitas pemain yang pas-pasan, mereka tahu apa yang harus dilakukan untuk meraih kemenangan. Paling tidak, aksi Qanasex pada tiga penyelenggaraan lalu, harus menjadi evaluasi bagi klub lain kalau tidak ingin tersandung.

Bagaimana dengan Sandelwood? Anak-anak asuhan Paul Ngongo Bili ini selalu datang tanpa target. Kalau kali ini beberapa pemain utamanya, seperti Agoes Jose, Pieter Ufi, Adrianus Adi, Bambang Tokan dan lainnya sudah hengkang ke klub lain, jangan langsung menganggap Sandelwood bukan lagi klub yang patut ditakuti. Mereka disebut-sebut memiliki kekuatan tersembunyi untuk membuat kejutan.

Klub lainnya yang cukup fenomenal dari Grup A ini adalah Perselaya Lamahala. Skill pemain dan dukungan ribuan suporternya adalah kekuatan besar mereka untuk meraih prestasi. Tapi, satu yang harus diwaspadai klub asal Adonara, Flores Timur ini, yakni tidak boleh terlena dengan puji-puja suporter, lalu lupa bahwa tujuan bermain bola adalah untuk menang dan atau bukan hanya sekadar tampil di lapangan.

Lalu siapa yang lolos dari Grup A ini? Semua memiliki peluang! Tradisi selalu lolos ke putaran kedua yang masih bertahan, ataukah cukup sampai di sini. Yang jelas, pandai-pandailah memainkan strategi, karena kualitas pemain bukan jaminan utama, ketika faktor eksternal disepelekan.

Bagaimana dengan Grup B? Tunas Muda, juara 2006, kali ini maju dengan mengusung sebuah kebanggaan. Mereka bangga sebagai pemain muda yang mendapat kesempatan melawan senior-senior mereka dari Tunas Muda yang telah bergabung ke klub lain. Usia muda mereka, membuat anak-anak asuhan Anton Kia ini tentunya masih labil. Namun, kekuatan mereka untuk menang adalah bermain tanpa beban didukung skill tinggi dan latihan rutin.

Untuk Bon Kota, mereka adalah klub pertama luar daratan Timor yang pertama merasakan ketatnya persaingan di turnamen ini. Selalu datang dengan ambisi menggebu-gebu, mereka selalu kandas di putaran kedua. Untuk yang ketiga kalinya ini, mereka tentu tidak ingin tersandung. Mengandalkan materi pemain dari Perseftim Flores Timur, Bon Kota sangat layak untuk diunggulkan di Grup B ini.

Bagaimana dengan Garuda Bahari dan Ikan Paus. Kedua klub ini masih asing dan baru. Skuad mereka juga masih misterius. Tapi, ketika berani tampil di turnamen ini, mereka tentu sudah tahu apa yang harus dilakukan. Jadi ketika kita berhitung tentang peluang di Grup B ini, jangan cepat menunjuk Bon Kota dan Tunas Muda yang lolos hanya karena sudah mengenal pemain mereka, karena Garuda Bahari dan Ikan Paus juga tahu bagaimana bermain bola yang baik untuk memenangkan pertandingan. (*)

Kisah Celana Bolong di LP Cipinang ...

BERADA di balik jeruji penjara, jangan dikira segala kebutuhan tak bisa terpenuhi. Ketua Persatuan Narapidana Indonesia, Rahardi Ramelan - mantan napi kasus dana Bulog - mengisahkan segala keperluan napi di LP Cipinang tersedia lengkap.

Catatannya satu: ada uang, ada barang. Mulai dari air mineral, minyak tanah, hingga ke reparasi ponsel, semua ada di sana. Itu kebutuhan sehari-hari, lalu bagaimana dengan kebutuhan seks para napi?

Meski tak menceritakan secara detail mengenai hal ini dalam buku terbarunya "Cipinang Desa Tertinggal", namun ada kisah yang tersirat dari istilah dalam Kamus Gaul Cipinang yang disisipkan Rahardi. Ternyata, ada cara sendiri yang dilakukan para napi untuk memenuhi kebutuhan seksnya.

Dalam Kamus Gaul Cipinang, ada istilah "Celana Besukan" atau kadang sering disebut "Celana Bolong". Di halaman 165 bukunya, Rahardi memuat definisi dari istilah itu. Maksudnya, celana laki-laki yang kantongnya sengaja dibuat bolong. Tujuannya, agar pacar atau istri yang mengunjungi dapat memegang alat kelamin si narapidana dengan leluasa.

Saat seorang wartawan iseng menanyakan istilah ini pada Rahardi, mantan Kepala Bulog itu menjawab singkat, "Sudahlah buat pengetahuan saja," katanya sambil tersenyum.

Selain "Celana Besukan", cara lain yang digunakan adalah Baca Koran. Istilah ini digunakan napi, ketika istri mereka melakukan oral seks di ruang kunjungan umum. Sang suami menutupi wilayah intim mereka dengan koran, seolah-olah sedang membaca koran.

"Baca Koran" ini umumnya dilakukan oleh "Anak Bawah" atau "Anak Tengah". "Anak Bawah" adalah julukan bagi napi yang tidak mampu membantu keuangan guna kebutuhan kamar. Para "Anak Bawah", sering mendapatkan perlakuan semena-mena, dan diwajibkan untuk bekerja membersihkan kamar maupun lingkungan blok hunian mereka.

Sedangkan "Anak Tengah" adalah napi yang mendapat kunjungan atau kerabatnya, tetapi jumlah bantuan keuangannya rendah. "Anak Tengah" biasanya bekerja sebagai tukang masak di kamar mereka atau sebagai pelindung "Anak Atas", kasta tertinggi diantara para napi.

Hubungan intim pun tak hanya dilakukan dengan istri. Sebab, ada istilah "Bini" (Bukan Istri Namun Intim) yang merupakan julukan bagi perempuan yang berkunjung dan berhubungan mesra dengan narapidana, tapi jelas bukan istrinya. Gaya bermesraan, layaknya suami istri.

Nah, untuk mendapatkan fasilitas berbuat mesum, ada orang yang mereka sebut "Dantusil", singkatan dari Komandan Tuna Susila. Orang yang menjadi "Dantusil" biasanya "Bokap-bokapan" (pegawai yang dekat dengan narapidana dan banyak membantu keperluan narapidana) atau "Brengos" (narapidana yang menjadi preman di dalam Lapas, sering meminta uang kepada napi dan menyetornya ke petugas). "Dantusil" ini bisa memberikan fasilitas untuk berbuat mesum.

Inggried Dwi Wedhaswary

SYALOM