Kamis, 21 Februari 2008

Balap motor akan timba ilmu

PEKAN Olahraga Nasional (PON) XVI 2004 di Palembang, Sumatera Selatan, 2-14 September ini, untuk pertama kalinya Ikatan Motor Indonesia (IMI) mempertandingkan Cabang Road Race. Radial Abubakar adalah atlet NTT NTT pertama dan satu-satunya yang lolos ke PON XVI. Dalam kualifikasi pada tiga kali kejuaraan nasiona (kejurnas), Radial mengumpulkan poin yang memenuhi syarat ke PON XVI 2004. Di Palembang, Radial akan bermain di kelas bebek 4T tune up pemula.Lolosnya Radial Abubakar ke PON XVI 2004 adalah suatu prestasi yang cukup menggembirakan. Paling tidak, dengan lolosnya satu racer ke Palembang sudah menjawab keraguan, bahwa olahraga ini hanya milik pembalap-pembalap Jawa dan Bali. Ditanya mengenai persiapannya menuju PON XVI, Radial mengaku sebagai satu-satunya racer yang mewakili NTT tentu beban yang dipikulnya menjadi berat. Racer kelahiran Kupang 11 September 1984 itu mengaku meski minim dalam ujitanding dengan racer yang lebih tangguh, tidak akan membuatnya urunglangkah menghadapi sainga-saingannya. "Saya pikir peluang untuk bisa merebut medali selalu ada. Namun yang menjadi kendala adalah motor yang digunakan. Kalau di daerah lain motornya dirakit di luar negeri, sementara dari NTT dirakit di Kupang. Ini jelas akan sangat berpengaruh di arena, "ujar Vian. Beberapa kejuaraan tingkat nasional yang pernah diikutinya dan selalu menempatkannya di peringkat lima besar, akan digunakannya sebagai bantuan motivasi. "Saya hanya butuh dukungan dan doa dari seluruh masyarakat NTT. Keberhasilan bisa dicapai kalau persatuan dan dukungan selalu ada, "ujarnya.Beber apa prestasi Radial tingkat nasional yakni, rangking lima nasional kelas bebek tune uop 2 tak underbone, rangking tiga nasional bebek 4 tak tune up dan lolos PON XVI di peringkat ketiga kelas bebek 4 tak tune up. Menuju Palembang 2004, Radial kini telah siap. Di bawah bimbingan, Sindy Sine yang bertindak sebagai pelatih, mekanik sekaligus manejer, Radial akan membawa nama NTT bersaing dengan Herdiansyah, Agung Kenceng dan juga Agung PA. Beberapa uji coba di beberapa kejuaraan nasional telah diikuti Radial sebagai persiapan menuju Palembang.Terakhir Radial mengikuti Seri VI Kejurnas Road Race Region III Wilayah NTT, Bali, NTB di Denpasar beberapa waktu lalu. Hasilnya tidak maksimal. Radial memang gagal menunjukan penampilan terbaiknya. Radial terpuruk dibelakang pembalap muda NTT, Rey Ratu Kore dan Jack Zakarias yang tampil luar biasa.Tetapi itu belum bisa dijadikan ukuran. Radial Abubakar memang tampil tidak menjanjikan di Bali. Tetapi, itu belum tentu terjadi di Sirkuit Sky Line/Balap Motor, Sekayu, Musi Banyuasin, Sumatera Selatan 6-12 September mendatang. Motivasi dan iklim perlombaannya tentu beda. "Radial masih muda. Dia masih butuh banyak pengalaman dan jam terbang untuk mengasah kemampuannya. Kami tidak menargetkan apaapa di Palembang, tetapi akan berusaha untuk berbuat yang terbaik," ujar Sindy Sine. Tidak mengapa. Lolosnya Radial sudah merupakan pembuktian kepada publik Indonesia bahwa olahraga NTT sedang menggeliat bangkit. Nama Radial telah tercatat sebagai racer, saat Road Race pertama kali di gelar. Apapun hasilnya, di Palembang nanti Radial akan banyak menimba ilmu. Pengalaman di Palembang akan jadi modal untuk menggairahkan olahraga bermotor di NTT. (sipri seko)

Dilaporkan, hasil kejurnas kempo

Ketua Harian KONI Kabupaten Kupang, Alexander Humau, S.H, Sabtu (29/12/2007), melapor kepada Bupati Kupang, Drs. Ibrahim Agustinus Medah mengenai hasil kejuaraan nasional (kejurnas) kempo antar kabupaten/kota di Palembang, Sumatera Selatan. Dalam kejurnas itu, Kabupaten Kupang meraih juara umum I dengan mendapatkan piala bergilir.Di hadapan Bupati Medah, Humau menjelaskan, kejurnas kempo di Palembang berlangsung mulai 28 November sampai 2 Desember 2007, diikuti 46 kabupaten/kota se- Indonesia memperebutkan 35 medali emas, 22 medali perak dan 47 medali perunggu dengan jumlah atlet kurang lebih 600 orang."Peserta dari Kabupaten Kupang sebanyak 39 orang yang terdiri dari tujuh pelatih dan 32 atlet. Perolehan Kabupaten Kupang yakni 14 emas, satu perak dan 4 perunggu. Pencapaian prestasi kejurnas kali ini sangat spektakuler dan menyolok. Dengan demikianpertama dengan mendapat piala bergilir," kata Humau. Humau menjelaskan, perolehan medali tersebut berasal dari embu 11 emas, satu perak dan satu perunggu, randori tiga emas, dan tiga perunggu. Atlet yang telah berhasil memperoleh medali dari nomor randori dan embu yakni emas sebanyak 20 orang, perak dua orang, perunggu lima orang dan non medali tujuh orang.Pada kejurnas tahun 2005 lalu di Sidoarjo, Kabupaten Kupang keluar sebagai juara umum II dan pada kejurnas kempi VIU di Tangerang Banten tahun 2006, Kabupaten Kupang keluar sebagai juara umum pertama.Bupati Kupang, Drs. Ibrahim Agustinus Medah sebagai Ketua Umum Koni menyerahkan bonus berupa peraih medali emas sebesar Rp 1,5 juta, perak Rp 1,250 juta, perunggu Rp 1 juta, non medali Rp 500 ribu dan pelatih mendapatkan bonus Rp 1 juta.(humas/pemkab kupang)

Prioritaskan kesehatan dan fisik

UNTUK tahap pertama pelaksanaan Pemusatan Latihan Daerah (Pelatda) PON XVII 2008, KONI Propinsi NTT memusatkan perhatiannya pada masalah kesehatan dan fisik atlet. Untuk itu, setelah pada dua pekan lalu para atlet diperiksa kesehatannya, maka untuk dua minggu ini, fokus perhatian pada ujicoba ketahanan fisik. Hal tersebut terungkap dalam rapat evaluasi pelaksanaan Pelatda di Sekretariat KONI Propinsi NTT, Sabtu (19/1/2008).Rapat evaluasi tersebut dipimpin Ketua Tim Teknis Pelatda, Drs. Hosea Dally. Hadir juga Ketua Harian KONI Propinsi NTT, Ir. Esthon L Foenay, M.Si, anggota tim teknis dan pelatih cabang kempo, atletik, pencaksilat, sepaktakraw dan taekwondo. Sementara tim pelatih cabang tinju tidak hadir."Sesuai hasil rekomendasi dari tim dokter RSU Johannes Kupang, ada beberapa atlet yang perlu mendapatkan perhatian serius. Okelah kalau saat ini belum ada pengeluhan dari mereka, namun rekomendasi dari dokter harus terus diawasi. Artinya, kalau mereka merasa pusing atau sakit saat latihan, berikan dia kesempatan untuk istirahat sampai benar-benar pulih. Sementara untuk masalah fisik, tim teknis harus selalu berkonsultasi dengan tim pelatih, karena setiap cabang memiliki perbedaan. Latihan fisik untuk nomor seni tidak sama dengan perkelahiran bebas atau permainan," ujar Esthon.Hosea Dally mengatakan bahwa tim teknis menyerahkan sepenuhnya masalah kepelatihan kepada tim pelatih tiap cabang. Namun, kata Dally, mereka akan terus memantau pelaksanaannya sesuai jadwal dan program latihan yang sudah disusun tiap cabang. "Berdasarkan pengalaman, banyak atlet kita yang berprestasi meski dari sisi medis tidak layak. Tapi, itu jangan jadi patokan kita untuk tidak memperhatikan atlet kita yang direkomendasikan mengalami gangguan. Secara keseluruhan, tidak ada yang sangat prinsip terhadap masalah kesehatan para atlet," ujar Hosea Dally.Hosea Dally pada kesempatan tersebut mengatakan kekecewaannya terhadap tim pelatih tinju yang tidak hadir tanpa pemberitahuan. Kehadiran pelatih dalam rapat evaluasi, kata Dally, sangat penting untuk saling memberi masukan terhadap semua kejadian yang terjadi dalam latihan. "Kami akan memberikan surat resmi kepada tim pelatih tinju untuk lebih disiplin. Disiplin yang baik dari seorang pelatih akan berpengaruh pada atletnya. Kami akan tegas mengenai hal ini," kata Dally. (eko)

Catatan jelang Ruteng 2005 (3)

Biarkan pemain bebas memilih

ARDY Pukan duduk termangu di atas tribun Stadion Oepoi-Kupang melihat para seniman sepakbola dari senatero Flobamora bermain bola. Kakinya terasa gatal ingin bergabung memainkan si kulit bundar. Namun Ardy tak punya daya. Bukan karena kakinya yang tak kuat menopang tubuhnya untuk menendang bola tetapi karena aturan yang melarangnya tidak boleh bermain.Itu cerita lalu saat El Tari Memorial Cup di gelar di Kupang November 2000 lalu. Saat itu, siapa yang tidak kenal Ardy Pukan? Dia adalah striker nomor wahid yang paling ditakuti pemain belakang lawan. Delapan gol yang dilesakannya untuk Persim Manggarai saat El Tari Memorial Cup 1999 di Ende menjadikannya sebagai top skore menggeser Vevi Kumaninereng, Lody Mitan (Perse) dan Zulkifly Umar (PSKK) yang mencetak lima gol, cukup untuk memberi bukti. Di Kupang 2000, Ardy Kupang kembali membuat sensasi. Namun kali ini bukan sebagai top skore, tetapi dilarang untuk bermain oleh Pengda PSSI NTT karena diperebutkan oleh Persim Manggarai dan Perse Ende. "Ardy adalah pemain Persim Manggarai." Begitu pelatih Persim, Bona Jenadut waktu itu. Namun Heron Goa dari Perse Ende tetap memasukan Ardy Pukan dalam skuadnya. Tak ingin berpolemik, Ketua Pengda PSSI, Frans Skera mengambil tindakan tegas untuk tidak memainkan Ardy Pukan baik untuk Perse maupun Persim.El Tari Memorial Cup 2005 tinggal sepekan lagi akan digelar di Ruteng-Manggarai. Kalau di tahun 2000, hanya Ardy Pukan seorang yang dipermasalahkan kali ini beda. Polemik alih status pemain yang belakangan mengemuka terjadi antara Perserond Rote Ndao, PS Kota Kupang dan PS Kabupaten Kupang. Sekretaris PS Kabupaten Kupang, Helmit Markus mengecam manajemen Perserond yang 'mencuri' dua pemainnya, Adi Tuka dan Oscar Markus. Namun kecaman itu ditanggapi oleh Ketua Perserond, Ory Boeky bahwa Adi Tuka dan Oscar Markus sudah resmi menjadi pemainnya. Menjelang Ruteng 2005 digelar masalah alih status memang mencuri perhatian pecinta bola di NTT. Percaya atau tidak, bukan hanya Adi Tuka dan Oscar Markus yang akan menjadi masalah tetapi di perserikatan lainnya juga akan muncul. Tidak adanya kompetisi di hampir semua perserikatan di NTT membuat para pemain tidak merasa diikat. Mereka dengan semaunya setiap tahun berpindah dari satu perserikatan ke perserikatan lain. Apa itu salah? kalau salah, lalu siapa yang mau disalahkan? Apakah pengcab atau Pengda PSSI yang harus bertanggungjawab. Kalau benar, apa memang harus demikian?Pengda PSSI NTT memang jauh-jauh hari sudah meminta pengcab-pengcab agar alih status pemain diatur dengan baik. Mereka tentu tidak ingin nantinya pemain-pemain potensial yang ada hanya bisa menonton dari tepi lapangan hanya karena administrasi perpindahannya tidak lengkap. Iming-iming bonus dan pekerjaan dari perserikatan lain memang membuat para pemain sering lupa profesionalisme.Domisili atau tempat bekerja kiranya belum tepat untuk dijadikan alasan dalam merekrut pemain. Pengda PSSI NTT memang sudah memberikan sinyal positif agar perserikatan boleh merekrut pemain dari luar perserikatannya dalam wilayah NTT. Namun pertanyaan lanjutannya adalah bagaimana dengan perserikatan yang mendatangkan pemain dari luar NTT? Persoalannya akan semakin rumit kalau hanya karena marga, warna kulit dan logat kita langsung mengklaim bahwa perserikaan lain memakai 'pemain haram.' Satu solusi sederhana yang harus dipikirkan untuk menyelesaikan persoalan ini adalah biarkan para pemain bebas memilih perserikatan. Kalau memang sekarang mereka ingin pindah ke perserikatan lain, mungkin di sana jaminan untuk masa depannya lebih bagus. Bukannya kita juga belum memiliki sesuatu yang bisa mengikat mereka untuk tidak pindah? Tetapi bagaimanapun juga jawabannya ada pada para pengurus sepakbola. (sipri seko/habis)

Catatan jelang Ruteng 2005 (2)

Ingat niat suci EL Tari

TIDAK sampai satu pekan lagi turnamen sepakbola El Tari Memorial Cup akan kembali digelar. Satu persatu kesebelasan peserta baik dari daratan Timor, Flores, Sumba maupun Alor mulai menginjakan kakinya di kota dingin Ruteng-Manggarai.Tanpa pamrih Kraeng dan Enu menyambut hangat kedatangan Umbu, To'o, Ka'e, Eja dan Kuinyadu yang berkunjung di kampung halamannya. Dinginnya udara terasa hangat dirayu aroma harumnya kopi yang menggelitik hidung dan lezatnya kompiang yang membuat perut keroncongan. Tidak ada rasa saling curiga apalagi dendam. Yang ada hanya semangat persaudaraan, sesama anak Flobamora.Harus diakui kalau sepakbola belum berbuat banyak bagi perkembangan prestasi olahraga di NTT. Namun percaya atau tidak, lebih dari 80 persen rakyat di Bumi Flobamora ini adalah maniak bola. Hal itulah yang kemudian ditangkap oleh almarhum Gubernur NTT, EL Tari. Dia ingin menjadikan sepakbola sebagai media untuk meraih prestasi sekaligus merajut persatuan dan kesatuan. Di ajang ini, EL Tari sebenarnya tidak ingin melihat anak-anak NTT berpikir saya orang Sumba, orang Flores, orang Timor, Alor atau lainnya. Dia ingin yang ada dibenak anak-anak NTT hanya ada kata Flobamora. Pertanyaannya, apakah niat suci itu masih ada hingga penyelenggaraan ke-21 kalinya ini?Mantan pelatih PS Kota Kupang, Johni Lumba, yakin kalau saat ini sepakbola di NTT sudah ternoda. Bukan hanya pemain, pelatih, pengurus hingga penonton pun harus bertanggungjawab. "Kalau kita melihat ke belakang, kita seharusnya malu pada diri sendiri. Dengan sadar kita menghianati semangat sportifitas dan arti sesungguhnya olahraga itu. Perpindahan pemain, atur skor, wasit yang tidak berkualitas hingga pengurus yang tidak benar adalah buktinya," ujar Johni Lumba.Sekiranya Johni benar, lalu siapa yang harus diminta pertanggunganjawabannya? Sebentar lagi 'perang' akan dimulai. Caci ala Manggarai, Hedung ala Lamaholot, Kayaka anak-anak Sumba atau Likurai anak Timor akan ditarikan oleh seniman-seniman bola NTT selama 12 hari di Golodukal dan Motangrua. Bumi Congkasae akan bersorak menyaksikan luapan emosi anak-anak negeri. Berakhir bersih ataukah ternoda, masih misteri.Rasa sakit hati mungkin tidak hanya dirasakan oleh raksasa sepakbola NTT, PSN Ngada ketika secara menyakitkan terkesan kuat Persesba Sumba Barat mengalah dari Persami Maumere. Semua orang juga tidak percaya ketika Persami Maumere begitu mudahnya kalah 0-7 dari Persewa Waingapu untuk kemudian dengan enteng mengalahkan Perserond Rote Ndao 2-1 yang di atas kertas sulit dilakukan.Yang jelas kejadian-kejadian seperti ini jelas menunjukan bahwa kualitas tim bukan di atas segala-galanya. Kiranya benar apa yang dikhawatirkan Mathias Bisinglasi dan Johni Lumba bahwa segala cara yang tidak sportif akan dipakai untuk menjadi juara termasuk kualitas wasit yang masih di bawah standar.Perseteruan antarpemain, pemain dengan wasit, wasit dengan ofisial hingga pengawas pertandingan acapkali muncul. Isu SARA masih sering dipakai kelompok tertentu untuk memuluskan tujuan menjadi juara. Di sini Pengda PSSI NTT sebagai pemilik hajatan tidak boleh tinggal diam. Aturan-aturan yang disepakati harus ditegakan. Mumpung belum digelar dan sekadar untuk mengingatkan panitia dan Pengda PSSI NTT agar turnamen El Tari Memorial Cup 2005 ini diramu menjadi yang terbaik. Maniak bola di NTT tentu tidak ingin dengan alasan akan dibenahi tahun depan semua masalah diselesaikan sesuai aturan. Skorsing pemain, kesebelasan atau wasit yang melanggar aturan harus ditegakan. Ini tentu agar kita semua tidak mengkhianati niat suci almarhum EL Tari. Kita tentu tidak ingin para leluhur menangis melihat anak cucunya berseteru di saat persatuan, kebersamaa dalam kekeluargaan terasa mahal untuk diraih. (sipri seko/bersambung)

Catatan jelang Ruteng 2005 (1)

Jangan buat Kraeng dan Enu kecewa

DIBANDINGKAN dengan penyelenggaraan tahun 2004 lalu di Waikabubak-Sumba Barat, gaung El Tari Memorial Cup 2005 kali ini di Ruteng-Manggarai 10-22 Oktober terasa lebih menggema. Jatah tiga perserikatan yang akan mewakili NTT ke kualifikasi Divisi III Liga Indonesia kiranya cukup melecut semangat perserikatan untuk mempersiapkan skuadnya dengan baik.Beragam komentar, pendapat dan harapan mulai diungkapkan perserikatan peserta. Di saat yang sama, memori Waikabubak 2004 kembali terkuak. Ada yang menargetkan juara, namun ada yang masih malu-malu memasang target. Rasa sakit hati, kecewa, tidak puas ataupun puas, senang, sedih dan beragam perasaan lainnya masih sangat membekas dihati anak-anak bola Flobamora. Di Waikabubak 2005 persoalan yang melilit dunia sepakbola NTT memang sangat kompleks. Ada kesebelasan yang pulang dengan arak-arakan kemenangan, namun ada pula yang pulang dengan kepala terunduk dibalut wajah muram.Dilihat dari polemik yang belakangan mencuat ke permukaan, bukan tidak mungkin masalah yang sama akan kembali terjadi. Alih status dan perekrutan pemain adalah persoalan kruisal yang paling banyak diperdebatkan saat ini. Pada pertemuan teknis yang dipimpin, Hironimus Buyanaya dari Pengda PSSI NTT di Gedung Wanita Waikabubak persoalan pemain menjadi perdebatan yang serius. Ketiadaan database tentang pemain dari semua perserikatan di NTT membuat Pengda PSSI NTT tidak bisa berbuat banyak meski ada protes dari beberapa perserikatan. Lagi pula semua perserikatan di NTT tidak pernah mendaftarkan klub dan pemainnya kepada pengda untuk dipantau. Namun dia berjanji bahwa di El Tari Memorial Cup 2005 akan ada pengetatan terhadap perpindahan pemain. Tidak hanya itu, masalah kualitas wasit juga harus menjadi perhatian. Pelatih Perss SoE, Mathias Bisinglasi di Kupang, Selasa (4/10), mengatakan optimismenya kalau timnya bisa menembus hingga empat besar. Namun satu yang masih mengganjal hatinya adalah kualitas dan independensi wasit. "Kalau wasit yang memimpin pertandingan masih yang itu-itu, jangan harap sepakbola bisa maju. Saya harap Pengda PSSI NTT harus serius menangani masalah perwasitan," ujarnya. Kualitas wasit yang masih di bawah standar acapkali memicu perseteruan antarpemain, ofisial, penonton bahkan pemain dengan wasit. Terkadang sebagai ungkapan ketidakpuasan, ada tim yang memilih keluar dari lapangan. Salah satu contoh kasus saat Waikabubak 2004 misalnya ketika wasit Anis Kellen asal Maumere-Sikka yang sudah mengeluarkan kartu merah kepada pemain Persebata Lembata, Salem Mustafa, menariknya kembali karena tidak tahan dengan protes pelatih dan ofisial Persebata. Kasus pertandingan antara Persesba Waikabubak melawan Perse Ende ketika para pemain Perse membiarkan gawangnya kosong saat striker 'asing' Persesba, Rano Tri Sutrisno melakukan eksekusi penalti. Atau menghentikan pertandingan antara Persap Alor melawan Persamba Manggarai Barat ketika pertandingan baru berjalan enam menit. Tanpa melalui proses yang jelas, Alor dimenangkan. Kita tentu tidak mau kalau kemudian ada komentar bahwa perbuatan-perbuatan tersebut adalah pelecehan terhadap korps wasit. Kini menjelang Ruteng 2005, berbagai kasus di Waikabubak 2004 kembali menggangu benak maniak bola di NTT. Akankah semuanya terulang kembali? Megahnya Stadion Golodukal dan Motangrua akan menjadi saksi realiasi janji PSSI NTT untuk membuat perubahan. Ketua Pengda PSSI NTT, Drs. Frans Leburaya dalam rapat pengurus di ruang kerjanya, Rabu (5/10), secara tegas meminta pengurusnya untuk tegas menegakan aturan. Leburaya berharap polemik perebutan pemain atau mendatangkan pemain asing dibicarakan dengan arif.Kita tentu tidak ingin masalah status pemain yang sudah mencuat sejak tahun 2000 lalu hingga 2005 ini belum ada penyelesaianya. Menyelesaikan dengan hati dingin, oke-oke saja. Namun apakah harus terus membiarkan perserikatan caplok pemain sana sini atau wasit yang belum teruji kualitasnya terus terjadi? Bukankah sepakbola adalah olahraga milik rakyat? Selain untuk prestasi, sepakbola juga untuk merajut persatuan dan kesatuan. Rakyat Bumi Congkasae tentu ingin menikmati indah dan nikmatnya menonton si kulit bundar dimainkan. Untuk itu jangan kotori sucinya sepakbola, sehingga membuat Kraeng dan Enu di Manggarai dikecewakan. (sipri seko/bersambung)

Catatan untuk PSKK

Hanya Lerik yang bisa menjawab

Oleh Sipri Seko

SEJAK tahun 1976 turnamen sepakbola El Tari Cup yang kemudian berubah nama menjadi El Tari Memorial Cup pada tahun 1979, sudah 19 kali digelar. Piala El Tari Memorial hampir 11 tahun bermukim di Kota Kupang. Sejak tahun 1986 dominasi PSK sulit ditembus tim-tim dari Flores, Sumba maupun Alor. PS Kota Kupang (PSKK) yang sebelumnya masih satu dengan Kabupaten Kupang (PSK), mencatat gelar juara terbanyak yakni tujuh kali. Koleksi gelar PSKK makin sulit dikejar menyusul saingan utamanya PSN Ngada yang enam kali juara lolos ke Divisi II Liga Indonesia. Sementara itu Persami Maumere dua kali, Perseftim, Perse, Pers SoE dan Persewa Waingapu masing-masing satu kali juara. Artinya dari 16 pengcab PSSI di NTT baru enam daerah yang pernah mencapai puncak prestasi.Sejak menjuarai El Tari Memorial Cup 2002 lalu di Maumere-Sikka, prestasi sepakbola Kota Kupang sudah tidak lagi masuk hitungan. Rasa kecewa para pemainnya akibat gagal mengikuti Divisi III Liga Indonesia di Denpasar-Bali tahun 2003 lalu membuat mereka memilih hengkang ke perserikatan lain. Sebut saja, Primus Sivelmus, Victor Kapitan dan Ornes Loengi (Persewa), Jimi Hosana, Maksi Kami, Yus Ressie, Castello Branco (Perserond Rote Ndao), Kristoforus Umbu Yogar (Persesba) dan di perserikatan lainnya.Perekrutan pemain yang tidak jelas membuat para pemain enggan bergabung. Minimnya turnamen dan kinerja kepengurusan PSKK yang banyak mendapat sorotan membuat kiblat sepakbola Kota Kupang makin muram. Keputusan yang dianggap tidak populer dari Ketua PSKK, SK Lerik untuk absen dalam El Tari Memorial Cup 2005 ini membuat Kupang yang sebelumnya dijadikan barometer kemajuan sepakbola NTT seolah-olah sudah tidak memiliki harga diri lagi. Turnamen seperti Beringin Cup atau Dji Sam Soe-Pos Kupang Cup yang bertujuan ingin kembali menggairahkan sepakbola Kota Kupang dianggap angin lalu. PSKK tetap pada keputusannya untuk tidak ke Ruteng 2005. Kiranya betul apa yang dikatakan maniak bola kalau sepakbola Kota Kupang sudah mati suri. Petrus Abanat yang datang khusus dari Alor, Yos Wangga dari Maumere atau Bastian Udjan dari Lembata boleh berdecak kagum melihat kualitas pemain-pemain Kota Kupang saat berlaga di invitasi Dji Sam Soe-Pos Kupang Cup. "Saya ingin belajar dari Kota Kupang agar nantinya bisa diterapkan di Lembata," begitu komentar Bastian Udjan yang adalah Ketua Persebata Lembata.Namun apalah artinya kekaguman dan keinginan untuk belajar yang harus dibawa pulang oleh Bastian Udjan, Yos Wangga dan Petrus Abanat kalau PSKK saja tidak ikut ke El Tari Memorial Cup 2005? Anton Kia, Jack Lay ataupun Johni Lumba boleh setiap hari 'makan debu' di Stadion Merdeka dan Stadion Oepoi untuk melatih talenta-talenta berbakat yang dimilikinya. Namun kini mereka sudah tidak tahu, Hendra Takunama, Jimi Lebao, Dion Fernandez, Ibrahim Tupong, Marcel Bitol, David Pramono, Thomas Aquino dan lainnya diapakan.Percaya atau tidak, sepakbola masih merupakan olahraganya masyarakat. Taekwondo, tinju, atletik ataupun kempo boleh saja berprestasi hingga tingkat internasional, tapi harus diakui masih kalah tenar dengan sepakbola. Lihat dan bandingkan saja jumlah penonton sepakbola dengan cabang olahraga lainnya. Musa Paulus Langkameng saja yang harus menopang kedua kakinya dengan tongkat untuk berjalan tak pernah absen menyaksikan, Ardiles Kana, Digo Maradona, Almeida da Concecao, Edi Atolan, Dody Lisnahan dan lainnya di Dji Sam Soe-Pos Kupang Cup.Mungkin sudah saatnya pengurus PSKK, pelatih, pemain dan maniak bola saling berbuka untuk mencari solusi. Para pengurus harus berani berkomentar bahwa bukan karena masalah dana PSKK absen di turnamen sepakbola paling bergengsi di bumi Flobamora ini. Kualitas pemain yang rendah, belum tentu. Ataukah PSKK yang 'sombong' untuk menggandeng swasta mengelolah sepakbola? Bagaimana pun juga keberadaan PSKK di El Tari Memorial Cup akan memberikan warna yang berbeda. Kraeng dan Enu di Ruteng tentu ingin melihat nyong-nyong Kupang bergoyang indah memainkan si kulit bundar. Komentar di media massa tidak bisa dijadikan senjata pemungkas untuk mencari titik terang. Cibiran, sinisme dan komentar miring dengan tentang sepakbola Kota Kupang hanya bisa dijawab oleh SK Lerik sebagai Ketua PSKK.

Prestasi PSN NgadaAwal kebangkitan sepakbola NTT?

Oleh Sipri Seko

SEJAK dimulai tahun 1976, hingga tahun 2004 sudah 19 kali turnamen sepakbola El Tari Memorial Cup digelar. Dari situ, PS Kota Kupang yang sbelumnya masih satu dengan Kabupaten Kupang, mencatat gelar juara terbanyak yakni tujuh kali. Urutan kedua adalah PSN Ngada dengan juara enam kali.Kiblat prestasi sepakbola dalam kurun waktu 1976-2003 harus diakui masih didominasi kekuatan dari daratan Timor dan Flores. Dari daratan Flores, PSN Ngada, Persami Maumere dan Perseftim Flores Timur adalah tim unggulan. Sementara dari daratan Timor PS Kota Kupang selalau jadi favorit. Baru sejak 2000 lalu Perss SoE juga menunjukan prestasi yang menanjak. Namun dalam sejarah sepakbola NTT, hanya Perseftim Flores Timur yang pernah mengharumkan nama NTT di tingkat nasional. Sebut saja, Cor Montero dkk yang pernah mewakili Komda (sekarang Pengda) NTT cukup disegani waktu itu. Tetapi itu dulu.

SEPANJANG sejarah turnamen El Tari Cup yang kemudian berubah menjadi El Tari Memorial Cup, pusat kekuatan sepakbola NTT hanya bergerak di dua pulau besar, Flores dan Timor. Kejayaan Pulau Timor terangkat melalui prestasi Persatuan Sepakbola Kupang (PSK) ketika Kota Kupang dan Kabupaten Kupang masih satu. Kekuatan terbaru dari daratan Timor tampil lewat juara tahun 2000, Pers SoE, Timor Tengah Selatan (TTS). Sedangkan PSKN Timor Tengah Utara (TTU) dan Persab Belu belum pernah juara. Sejak Kota Kupang berpisah dengan Kabupaten Kupang 1995, PS Kabupaten Kupang belum menunjukkan prestasi yang mengejutkan.Kekuatan di wilayah Flores cukup merata. Tim yang pernah juara yaitu PSN Ngada, Perse Ende, Persami Maumere (Sikka) dan Perseftim Flores Timur. Persim Manggarai merupakan satu-satunya daerah di Flores yang belum pernah menjadi juara sejak kejuaraan ini digelar tahun 1969. Yang hampir selalu dilukiskan sebagai tim penggembira adalah dua kesebelasan dari daratan Pulau Sumba, Persewa Waingapu dan Persesba Waikabubak.Pulau Alor memang belum pernah merebut Piala El Tari Memorial. Tetapi Persap Alor merupakan kekuatan baru era 1990-an. Prestasi terbaik Persap adalah menjadi runner-up tahun 1997 di Kupang. Tim asuhan Alex Parera pada saat itu hanya kurang beruntung, kalah melawan PSN Ngada lewat adu penalti. Dalam dua musim terakhir, prestasi Persap agak menurun. Namun, Persap 2001 ini diperkirakan menjadi batu sandungan tim-tim papan atas karena mereka berintikan sejumlah pemain muda berbakat.Untuk rekor juara, sampai sekarang masih dipegang PSK Kupang.Sebelum direbut lagi PSN Ngada tahun 1997, Piala El Tari Memorial hampir 11 tahun bermukim di Kota Kupang. Sejak tahun 1986 dominasi PSK sulit ditembus tim-tim dari Flores, Sumba maupun Alor. Sampai sekarang PSK sudah enam kali juara disusul PSN Ngada empat kali, Persami dua kali, Perseftim, Perse dan Pers SoE masing-masing satu kali. Artinya dari 14 daerah tingkat II se-NTT, baru enam daerah yang pernah mencapai puncak prestasi.Saat dipertandingkan pertama kali di Kupang tahun 1969, Perseftim Flores Timur tampil sebagai juara El Tari Cup. Namun sukses itu gagal dipertahankan saat Perseftim jadi tuan rumah tahun 1970 di Larantuka karena PSN Ngada merebut gelar itu. PSK mengambil alih gelar ini tahun 1972. Gelar itu tetap dipegang PSK Kupang karena dua tahun berikutnya, 1974 tidak diadakan pertandingan.Persami Maumere yang main di kandang sendiri tahun 1976 berhasil menjadi juara. Saat berubah nama menjadi El Tari Memorial Cup, setahun setelah El Tari meninggal dunia, PSK Kupang merebut juara. Namun pada tahun 1982 dan 1986, PSN Ngada berjaya lagi. PSK merebut kembali piala itu 1988 dan bertahan hingga 1995. ***DALAM setiap turnamen El Tari Memorial Cup, PSN Ngada dan PSK Kupang hampir selalu menjadi favorit. Keduanya senantiasa diunggulkan. Tetapi dalam tiga tahun ini, kekuatan sepakbola NTT telah mengalami pergeseran. Tahun 1999 di Ende, tidak banyak pengamat yang menempatkan Perse sebagai favorit. Pada waktu itu malah PSN Ngada yang disebut-sebut calon kuat juara. Kenyataannya, Perse menjadi juara dengan mengalahkan PSN Ngada sekaligus memecahkan rekor tak pernah kalah PSN kalau berhadapan dengan tim tetangganya, Perse.Musim kompetisi 2000 justru lebih mengejutkan. Pers SoE yang selama ini dianggap anak bawang dan berada di bawah bayang-bayang keperkasaan PSK, bermain konsisten sejak babak pertama dan merebut Piala El Tari Memorial dengan mengalahkan tim favorit sekaligus tuan rumah, PS Kota Kupang. Meski diwarnai kericuhan, tetapi prestasi Pers SoE musim lalu merupakan hasil kerja keras Yos Wangga dkk yang pantas dihormati.Prestasi Perse dan Pers SoE dua tahun terakhir memperteguh prinsip yang berlaku bahwa tak ada yang mustahil dalam jagat olahraga sepakbola. Dengan kerja keras dan kemauan, prestasi terbaik selalu mungkin diraih. Tahun 2001 ini, pada penyelenggaraan El Tari Memorial Cup XII, Waingapu di Pulau Sumba terpilih menjadi tuan rumah. Faktor tuan rumah lebih kerap menguntungkan tim yang bersangkutan karena memberi energi lebih secara psikologis. Jadi, sekaranglah kesempatan emas bagi dua tim Pulau Sumba, Persewa Waingapu dan Persesba Waikabubak untuk merebut piala di tanah airnya sendiri. Dengan menjunjung tinggi sportivitas, duo tim Sumba perlu mempertahankan gengsi ini: Tahumba (tanah Sumba) hanya milik anak-anak Sumba! Mengapa tidak?



Plat DH fantastis

KLUB Plat DH tampil fantastis dalam lanjutan turnamen futsal Suzukui Flexi Platina Dispora (SFPD) Cup 2008. Dalam pertandingan di GOR Flobamora Kupang, Minggu (17/2/200), Rury Amalo dkk melenggang ke babak 16 besar setelah menang adu penalti 10-9 atas Parma FC.
Pertandingan antara Plat DH melawan Parma FC berlangsung menarik. Diunggulkan untuk memenangkan pertandingan, Parma FC yang menurunkan Yeri, Johni, Freze, Ket dan Metrix langsung mendominasi permainan. Johni membuka gol bagi Parma ketika pertandingan belum genap lima menit. Namun, Jermi berhasil menyamakan kedudukan untuk Plat DH sesaat kemudian. Plat DH bahkan balik unggul melalui pemain pengganti, Askor menjelang turun minum.
Namun, di babak kedua, Parma kembali mendominasi permainan. Alur bola cepat yang dimainkan, Johni dkk membuat Rano yang tampil sangat brilian mencetak hatrik untuk membawa timnya unggul 4-2. Pertandingan sepertinya akan dimenangkan oleh Parma, karena menjelang lima menit saat pertandingan hendak berakhir, tak ada gol balasan dari Plat DH. Namun, disaat genting ini, Rury Amalo tampil sebagai pahlawan. Dua gol beruntun yang dicetaknya memaksa Parma harus mengakhiri pertandingan lewat adu penalti.
Dan, saat adu penalti, dua penendang Parma gagal, sedangkan dari Plat DH hanya satu yang gagal. Kemenangan ini disambut histeris oleh ratusan pendukung Plat DH yang memadati tribun GOR. Pasalnya, timnya yang berstatus underdog ini dapat melewati hadangan tim unggulan hingga mencapai babak perdelapanfinal.
Di pertandingan lainnya, meski tampil melempem di awal babak pertama, Platina A juga melenggang ke babak perdelapanfinal. Eki Madi, Atus, Alderon, Leandro, Valendra, Jimy, Vito dan Narek menang 9-5 atas Gala Muda. Namun, pertandingan paling menarik terjadi antara Revo B melawan Arema B. Dukungan fanatik ratusan penonton kedua kubu membuat suhu pertandingan berlangsung tinggi. Saling balas dalam mencetak gol ke gawang lawan, Revo B asuhan Helmit Marcus lebih beruntung karena mampu mencetak gol kemenangannya saat pertandingan tersisa lima detik. Revo memenangkan pertandingan dengan skor 5-4.
Hasil lainnya, Perumnas FC menang 5-4 atas CB FC, IM3 vs Britama B 3-13, AIG A vs Anugerah 3-4, Jasindo vs PST Merah 9-8, Banteng Street vs Nike Star 6-2, Ine Rie vs Yohaneum 6-1, Kartu AS vs Potlot 5-8. AMIB vs Lao Ray 6-1, Predator vs Lambada 10-9, Renfile vs Star Ball A 4-5, Sporting vs Barca A 0-5. (eko)

Simpedes masih mulus

SEMPAT tertekan, tim unggulan Simpedes FC masih mulus dan terus melenggang ke putaran ketiga turnamen futsal Suzuku Flexi Platina Dispora (SFPD) Cup 2008. Dalam pertandingan di GOR Flobamora Oepoi Kupang, Sabtu (16/2/2008), Simpedes menang 8-4 atas Puma FC.
Pertandingan antara Simpedes melawan Puma berlangsung menarik. Unggul mudah 2-0 ketika pertandingan belum mencapai menit kelima, Ferdy Pere, Bambang Tokan, Tupong Abrahim dan Zulham Aklis dikejutkan oleh serangan balasan Puma. Aksi-aksi brilian dan cepat yang dilakukan Yeri dkk membuat mereka mampu menyamakan kedudukan menjadi 2-2 yang bertahan hingga turun minum.
Di babak kedua, Britama memasukan Pinto Fernandez, Qadar Malik dan Jibrail. Namun, strategi pelatih Umbu Yogar ini justru menuai bumerang. Simpedes memang sempat mencetak gol lewat Ferdy Pere, namun Puma berhasil bangkit dan balik unggul 4-3. Beruntung Umbu Yogar kembali memasukan Bambang dan Tupong sehingga kembali menguasai permainan hingga unggul 8-4.
Di pertandingan lainnya, Pemkot FC berhasil mengalahkan Barca B 2-1. Barca B dalam pertandingan ini seharusnya bisa mendikte Pemkot yang dikoordinir Dion Fernandez. Namun, stamina yang lemah membuat mereka kewalahan ketika Pemkot menawarkan permainan cepat.
Sementara itu, IDI Kota Kupang harus mengakui keunggulan Blind FC setelah kalah 6-5 lewat adu penalti. Hasil lainnya, Gala Muda menang 9-8 atas Barata FC lewat adu penalti, sedangkan Mandiri FC kalah 2-5 dari Barca A.
Cukup potensial
Ketua Harian KONI Propinsi NTT, Ir. Esthon Foenay, M.Si yang menyaksikan jalannya pertandingan Sabtu petang ini mengatakan kekagumannya atas skill para pemain. Ia mengatakan bahwa NTT, khususnya Kota Kupang memiliki pemain-pemain potensial yang akan bersinar kalau dibina dengan baik.
"Kelemahan atlet kita khususnya untuk nomor permainan adalah kurang disiplin saat berlatih. Saya pikir, kalau memang futsal sudah sangat diminati, mengapa tidak dikembangkan lebih profesional? Saya juga salut terhadap Mitra Sportindo Event Organizer yang sanggup menggandeng sponsor besar seperti Suzuki, Flexi dan Platina untuk menggelar event ini. Kepada para sponsor turnamen ini, terima kasih atas dukungannya untuk pengembangan dan pembinaan olahraga di NTT," ujar Foenay. (eko)

Jadwal, Minggu (17/2/2008), mulai pukul 10.00 Wita
Perumnas vs CB FC, IM3 vs Britama B, AIG A vs Anugerah, Jasindo vs PST Merah A, Parma vs Plat DH, Banteng Street vs Nike Star, Ine Rie vs Yohaneum, Kartu As vs Potlot, AMIB vs Lao Ray, Predator vs Lambada, Renvile vs Star Ball A, Revo B vs Arema B, Platina A vs Gala Muda, Sporting vs Barca A, Simpedes vs Blind, Apectura vs Pemkot.

Platina A belum tertahan

TIM Platina A belum tertahan dan melaju ke putaran ketiga turnamen futsal Suzuki Flexi Platina Dispora (SFPD) Cup 2008. Pada pertandingan di GOR Flobamora Kupang, Jumat (15/2/2008), Platina A menekuk Raseko 13-4.
Platina A yang diunggulkan dalam pertandingan ini sebenarnya tidak bermain dengan permainan terbaiknya. Alderon, Leandro, Atus, Eki, Narek, James dkk sepertinya tidak bermain lepas. Beruntung, lawannya Raseko juga tidak bisa membaca peluang tersebut untuk mencetak golnya. Namun, secara keseluruhan, Platina A, anak-anak asuhan Melkisedek L Madi ini masih menebar ancaman sebagai tim unggulan di turnamen ini.
Di pertandingan lainnya, Arema B juga berhasil lolos ke putaran ketiga setelah menang 4-2 atas Ende Genk. Meski tidak diunggulkan, Arema B yang didukung ratusan suporter fanatiknya bermain sangat hati-hati. Arahan-arahan dari pelatihnya, Rury Amalo membuat mereka dapat bermain dengan sangat efektif.
Bermain efektif, sangat membantu Arema A untuk meladeni Ende Genk. Pasalnya, anak-anak Ende ini bermain sangat atraktif, sehingga nampak sangat menyulitkan Arema B yang terlihat kalah stamina. Meski demikian, sukses Arema B tidak diikuti rekan-rekannya di Arema A. Arema A kalah tipis 2-3 dari Lao Ray.
Pertandingan lainnya, Renfile tanpa ampun membantai Keuangan FC lima gol tanpa balas. Anak-anak asal Manggarai yang tergabung dalam IMAPEM Kupang ini nampak sangat menguasai permainan. Alur bola yang dimaninkannya, cukup menyulitkan Keuangan, yang nampaknya bermain kurang solid. Hasil lainnya, Gifmi B dari SMAK Giovanni Kupang kalah 1-4 dari Star Ball. Sementara itu, Lambada yang ditunggulkan hanya bisa menang tipis 2-1 atas Fontein FC. Anak-anak asuhan Lipus Fernandez yang unggul skill ini terlihat tidak mampu mengeluarkan kemampuan terbaiknya, sehingga dengan mudah diimbangi lawannya. (eko)

Jadwal, Minggu (16/2/2008), pukul 15.00 wita;
Galamuda vs Barata FC, Mandiri vs Barca A FC, Simpedes vs Puma, Blind vs IDI, Barca vs Pemkot, Aligator vs Star Ball B, Britama A vs Anter, Gaple vs Rico FC, Perugia vs Brenebon.

Jang bekin orang dong telan aer liur

TOBO su foe mo mati. Tua su buka baju ko pake calana pendek sa. Badan ju dia kas talanjang. Biar Ina Feok ada batareak kestau baitua pake baju kaos ma Tobo malas tau. Tobo su jungkir balek, lompat sana sini deng batareak sabarang di jalan deng anak kici dong.
"Neu, lu pi maen deng ana kici dong. Ma sabantar kalo lu pung asma kambu na jang batareak sang beta eee.. Dasar laki-laki bagatal," Ina Feok su mara harbabiru dia pung laki. Tobo son dengar maitua pung omong sampe bamaki bagitu.
Maitua ju tamba spaning lai lia Tobo su pi baganggu harim tenak dong yang ada lewat pake calana pendek sa. Amper-amper dia mo pegang itu harim dong apa ko. Ko dia su makan gigi na. Lia bagitu dia rasa ke masi muda dolo. Dia rasa ke itu hari dia bakatumu dia pung maitua Ina Feok. Ma kapan eee. Su la...ma mati pung. Su lupa dia pung tanggal deng hari. Yang dia masi ingat tu pas dia bakanal Ina Feok sore-sore.
Mamtua yang jadi bunga di itu desa tu bekin Tobo barlutut na.
Ma sakarang lia ke apa ko. Ko su tua na. Su son pake lipstik, rambut dong ju maitua kas biar sa sampe baju dong ju itu-itu. Dolo satu jam mangkali pake baju laen-laen.
Son lama Tobo su masok ruma deng manggigil. Dari pintu depan tua su batareak kras minta maitua kas handuk. Ina Feok su masa bodo. Ko ada mara na. Tadi dia mara taku jang sampe Tobo pung asma kambu. Trus yang bekin tampa spaning lai tu Tobo pung mata ili ala tadi pi harim dong.
Son lama Ama Kolo su datang ko bakastau. Dia bilang sakarang tu ada bancana di ketong pung kampong. Ada satu kelu yang kana timbun tanah sampe gem, lima ko empat warga satu desa tarjebak deng dong pung trek di kali mana ko. Dengar bagitu Tobo deng maitua langsong siap mo pi cek jang sampe ada dong pung kelu yang dapa masala.
"Ini ujan ni yang bekin be ke apako. Dari kamarin son barenti-barenti. Sampe samua mata air belom tabuka na." Ama Kolo bilang kalo di baca di koran tu di daera lain son ada ujan deng angin. Mala di sana tu api ada bamakan dong pung lahan.
Yang bekin Tobo kaget tu Ina Feok su pake kutang sa ko pi mandi di aer ujan sana. Itu karena aer di kamar mandi su son ada lai. Tobo su batok sampe son sabar panggel balek maitua ma son bisa. Maitua jawab bilang, ko lu dar tadi ju bagini to. Ko beta son bisa.
Ina Feok pung jawab itu yang bekin Tobo spaning. "Lu mandi son soal ma lu hanya pake kutang sa to. Karmana nanti orang bilang sang beta. Ato nanti lu bekin orang telan aer liur sa di situ ko," Tobo su mara maitua.
"Ko ini su tua kakaluk mo bekin apa lai. Tete dong ju su kempes samua to," Ina Feok omong son pele-pele lai. Dong dua laki bini kamudian mandi sama-sama sambel bakajar. Dong pung ana Satel yang lia hanya sanyum-sanyum sa. (reddy ngera)

Aer taganang di mana-mana....

AMA Tobo batarea mati pung pas ada lewat di itu jalan raya. Baptua takuju mo mati. Ina Mata yang ada dudu tatempel di balakang ju nae dara. Tiba-tiba sa dong dua su basa kuyup.
"Puka ra'a, cuka garam, setan alas. Lu kalo be dapa, lu ada barenti tadi, be kucak lu pung rambu, bar be injak. Ana kurang ajar. Biadab, ini ana mangkali orangtua son tau ajar sopan santun di jalan e...Jalan son bisa plan-plan ko apa, lar lewat macam dia pung nene moyang pung jalan." Ama Tobo deng Ina Mata mangomel son tau ais. Su sampe ruma ju, tua dua ni son diam. Dong dua pi bahas ulang lai ito kejadian tad siang.
"Aue, kalo satiap kali bagini, be lama-lama bisa bunu orang ato ka be mati karna be pung tensi nae." Ina Mata ada dudu kupas kacang ju ulang lai. Petu yang ada kupas sama-sama heran mo mati. Soalnya dia bar lia dia pung susi mara. Salama ini, mamtua son parna bagitu na. Dia pung mulu tu hanya ada sambayang sa. Ma ini kali laen. Mamtua su ancam mo bunu orang.
"Kanapa, Susi. Beta lia ini hari ke ada yang son beres. Dar tadi maen ancam sa, ada yang mo cari gara-gara deng Susi ko? Kalo ada na, kastau sa. Siapa tu. Beta pi be tapa san dia sampe gigi rubu, bar be injak lai." Ina Mata tamba panas. Son lama datang Ama Tobo dar dalam kamar ju baomong yang sama.
"Ini, yang bagini ni akibat. Kalo mo urus politik, mo jadi walikota, jadi gubernur, ito janji macam-macam. Be lia katong pung ama-ama dong ni. Lama-lama be son parcaya lai deng dong. Biar dong datang sampe mo tikam kapala ju, be son akan pili na." Petu tamba stres. Ais dia pung Susi deng konyadu ini hari laen na.
"Be lama-lama su pi kas mati orang. Ko karmana, be tanya dar tadi son ada yang jawab." Petu paleng dongko kalo dia pung nyadu deng susi ada kanapa-kanapa. Ais, Petu bisa jadi orang karna dong dua na.
Lia Petu ju su nae dara, Ama Tobo trus carita.
"Bagini, tadi siang, katong lewat di ito jalan di deka laut sana. Pas di itu tikungan yang ada Hotel Pante apa ko, Pante Timor ko. Aue......tiba-tiba sa, itu ana yang ada nae motor lewat son lia deng orang kiri kana. Son kas pelan ito motor ju. Pokonya dia tancap sa. Lu mo tau. Katong dua ni, panu denga aer lompor. Itu aer yang taganang di situ tu su ke lumpur. Makanya be ada dongko mo mati ni." Petu bar mangarti kanapa dia pung nyadu mara.
"Na....be kira ada mangomel apa ko, padhal yang itu. Kalo aer taganang di badan jalan tu bukan bar ini kali. Satiap taon tu amper samua jalan kana bagitu. Balom aer yang tasumbat di got, trus maluap, balom ujan. Pokoknya campor aduk. Ma bagitu, son ada satu pun orang yang mo paduli. Dong bahkan lewat di itu tampa ulang-ulang satiap hari. Ma sapa yang mo paduli. Orang samua sakarang inga diri sa. Orang lebe bae omong politik, na dong song parhatikan fasilitas di jalan. Mo galap-galap, mo ba'aer-ba'aer, mo lobang-lobang. Masa bodo sa. Paleng dong kalo lia orang mangomel pas kana bagitu, dong katawa sa. Dong bilang sala musim na.....Su tau musim ujan kanapa mo bajalan?" Petu su kas tamba dong ko dia pung nyadu. Ma, Petu ju son ilang akal. Son lama baptua, Petu su bacarita laen.
"Bagini, basong dua su dangar ko?" Petu sangaja sa, supaya dia pung nyadu deng susi son mara-mara lai.
"Ada apa, lu ni ke apa ko? Kasitau su?" Ama Tobo deng Ina Mata su satanga mati sa deng dia pu ade.
"Kalo basong dua mo, ini kota jadi bae, bason mus pili orang yang bisa paduli deng basong. Sakarang kan su mo pemilihan gubnur. Karmana-karmana na, basong dua su yang pi calonkan diri. Beta lia basong dua ni bisa jadi pasangan yang cocok untuk pimpin ini daera. Mas muda, mas ganteng, mas cantik. Apalai basong dulu parna dipili jadi Nyong deng Nona Kupang. Karmana? Satuju. Kalo satuju na, be bentuk partai baru untuk basong dua." Balom ais Petu baomong, te Ina Mata langsung sambung. In kali mamtua su son sambayang lai. Ma mamtua langsong masparak.
"Lusifer, setan. Lu kalo mo omong na yang batul kanapa? Lu mo sindir beta ko. Tagal sa lu tamat dar parguruan tinggi, bar lu mo omong beta yang eS-De ju on jalas." Ma biar mangomel, Ina Mata deng Ama Tobo son lama su pica katawa. Dong dua su mimpi sa mo jadi gubnur. (apolonia matilde dhiu)

Su harbabiruk sa...

MAMTO'O Ne'i masi pag-pagi su dudu di teras sambil baca koran. Mamtua takaget-kaget karna ada barita wartawan Pos Kupang kana papoko deng kana karoyok sampe dia pung bibir pica. "Adu kasian e. Kanapa ko dong musti maen karoyok bagitu e," mamtua Ne'i samangat baca koran.
Dia pung mata lia tarus di koran, sonde toe deng dia pung laki yang ada minta kopi panas. To'o Pe'u su tarus minta kopi ma tapi mamtua Ne'i sonde nodek ju. Baptua su mulai nae dara. "We, lu pung talinga su tuli ko. Beta su minta tigakali ko lu bekin kopi ju lu sonde toe. Tarlama beta angka buang itu koran," To'o Peu pung suara su nae tinggi.
Kalo baptua su mulai nae dara, baru mamtua angka kas turun koran. "Sabar dolo, ini barita panas ni. Makanya bangun pag-pagi, jang ko su lia beta baca koran, baru minta ini itu. Tau ko sonde, ini wartawan Pos Kupang di Manggarai Barat ada kana papoko deng karoyok dari preman dong. Kasian dia pung bibir pica. Sabantar do, beta baca kasi abis baru beta pi bikin kopi," mamtua Ne'i balas baomong.
Tarlama ju dia capat-capat pi dapur ko bekin kopi abis itu bawa kasi baptua Pe'u. "Sapa e, yang bekin bagini, pung harbabiruk lai. Kalo mo kasi tarang barita bukan bagitu dia pung cara. Pange bae-bae ko kasi jalas. Beta baca di koran, itu masala yang dong tanya tu, sonde ada hubungan deng wartawan Pos Kupang, ko itu wartawan son parna tulis tentang bank en te te. Beta kira pasti karna masala laen o,' baptua lipa koran ko minum kopi.
"Ho beta rasa itu karna kasus laen ko, di koran sakarang ni, ada panas-panas tentang ubi aldira, jang sampe bank ntt tu hanya alasan sa, buat dong cari masala, su bagitu pake ancam lai mo lapor pi mana na lapor sa, te itu dong pung tana air. Dong kira- kira di ini nagara sonde ada hukum lai, ko dong paling kuasa su. Nanti kalo su kana hiki di leher baru muka kici besar," mamtua Nei tamba dia pung pandapat.
Dong dua orang tar liat kalo dari tadi Ama Tadu su badiri di situ karna dong dua asik badiskusi. "Beta rasa pasti ada orang di balakang, orang bilang aktor intelektual. Polisi musti usut sampe tuntas. Jang sampe ko dong mulai bikin alasan macam-macam deng taputar macam-macam. Labuan Bajo tu kan kici ana, jadi itu orang dong musti ditangkap. Polisi musti cari tau sapa dia pung otak di balakang ini kejadian. Kotong su bisa baca, kanapa wartawan tu kana papoko, pasti dong su mulai takut, andia ko harbabiruk puku orang. Pokonya yang panting polisi harus usut sampe tuntas supaya kotong tau kebenaran. Ju supaya itu orang tau kalo ada hukum yang ditegakan," Ama Tadu omong samangat punya. (hermin pello)

Kamis, 14 Februari 2008

Inga-inga Tiga eM...

AMA Tobo ke badongko mo mati ito pagi. Son tau kanapa ko baptua su pegang deng reket nyamuk ko kabas pi datang. Son puas deng reket ju baptua mulai pi tapuk sana-sini. Dia pung bini yang lai bamasak su mulai nae dara. Maitua bukan dongko karna nyamuk tapi karna lia dia pung laki jalan pi datang, muka balakang bekin kapala saki. Son lama te maitua su maruak."Lu ni, kas tenga dia idop kanapa e...Pi datang, muka balakang, son lama ito binatang su maso di ini kuali samua." Ina Feo nada tinggi masparak dia pung laki. Ma Ama Tobo ju son mo diam. Te baptua ju su maruak."Lu ni beta yang papoko ini nyamuk lu yang sesak napas di situ. Su bae ko beta ada niat mo kabas kas mati. Ato lebe bae maso di kuali masak ko katong makan. Darpada dia yang makan sang katong? Ina Feo dangar dia pung laki bilang bagitu ju tahedek."Apa, lu gila ko. Ada lai mo makan nyamuk. Yang ada na lu ais makan munta mancret." Dong dua laki bini son mo kala. Metu yang ada dangar dar sabala ruma ju son lama su pi liat dong dua."Ko basong dua kanapa lai? Su tua kakuluk son mo basayang, te maen bakalai tarus sa. Kanapa?" Ina Mata langsung sambar."Oh, be napas sesak deng ini tua satu ni. Dar tadi runggu rangga muka balakang pi datang mo kas mati ini nyamuk. Son bisa lia orang sanang sadiki mungkin." "Oh, jadi basong baku mara karna ito nyamuk. Tapi bagini susi, beta satuju lebe bae basong kabas bae-bae. Apalai mo tidor. Bila parlu pake kalambu. Tarus, kalo ada bak aer dong ato kaleng-kaleng bakas dong, be harap basong bisa kas barisi ato kuras san dia. Bila parlu kas kubur dia bae-bae. Basong dua tau, sakarang tu panyaki malaria deng demam bardara lai rame. Ito di ruma saki sana tu ada ponu, jang tamba lai." Ina Foe dangar mati pung. Ma Ama Tobo ju su kas komentar."Ito lu dangar su. Te lu bilang kas tenga, ko lu mu maso ruma saki ko. Doi dar mana? Te katong kira-kira kapan ko ada asuransi biru ko katong bisa maso garatis. Beta ni son mo tunggu pamarenta kas foging ko apa ko, lebe bae be inisiatif sandiri. Be taku kana ito panyaki ane-ane lai.""Itu su, musim ujan angin bagini lebe bae katong kas barisi ini bak-bak mandi, kumbang, tampa sampa dong, saluran aer. Lu tau to, ito nyamok dong kalo su makan sa katong, langsung kana. Itu dia pung istila tu tiga eM, yang be tau tu Menguras, Menutup dan Mengubur. Jadi inga ito bae-bae mama. Lu jang hanya inga lu pung diri, inga deng ana ju. Makanya kalo be ada karja puku nyamuk tu jang mangomel." Ama Tobo kas ingat dia pung bini."Batul e, bararti sakarang katong harus bagi tugas su, untuk karja kas barsi satiap hari. Be su, be pikir lu kurang karja ko mo kas mati ito nyamuk, te ternyata ada dia pung pangaru ju. Be ni kalo lia be pung laki su rajin be pung sanang lai," Ina Feo su mulai kas sanang dia pung laki. Metu yang lia dia pung kawan su baku sayang deng bini, su langsung pamit pulang. "Aue.....beta su jalan o....." (apolonia matilde dhiu)

Son sarius bantu....

MAMTUA Ne'i ada badiri di dapur sambil fuga sayur kangkung, karna dia pung laki paling suka makan kangkung. Tiba-tiba ujan turun deng angin kincang. Dong pung atap seng babunyi kruk-krak karna paku su talapas. Bolom lai bocor, dapur jadi babecek minta ampon. Mamtua Ne'i batarea dia ana parampuan. "Mia, lu ame ember ko tada ini aer ujan dolo, te dapur su babecek ni. Beta tar bisa kastenga ini sayur karna nanti angus." Mia yang ada dudu tanganga sambil angka kaki di karosi, langsung mangomel deng dia pung mama. Biar mangomel ma, dia jalan pi balakang ju cari ember."Paling jengkel ko, tiap kali ujan, musti cari ember ko tada aer. Son mau ganti seng sa, ma bekin repot sa," Abis taro ember di tampa bocor, dia kambali pi dudu di muka. "Kasian e, kalo musim ujan bagini ni. Su banjir lae, ada yang ruma sampe rusak. Karmana o, untung ko kotong sonde bagitu," To'o Pe'u yang ada maloi, cari seng yang bocor deng liat kayu yang su fufuk karna kana aer, kaget dengar dia pung ana parampuan pung omong. "Beta heran, ko lu bisa ada pikiran bagitu, karna beta tau lu son parna toe deng orang. Orang mo susa ko sanang, ju son parna toe. Lu tau ko sonde, di Sikumana tu, ada orang yang dari bulan sabalas sampe sakarang masih tidor di bawa tenda karna dong pung atap ruma ta angkat karna angin kancang," Ama Tadu yang ada badiri di muka pintu langsung tamba deng To'o Pe'u pung baomong. "Batul bu, itu hari kotong pung walikota ju sampat pi lia deng dong. Baptua janji mau kasi bantuan, ma tau sa, sampe sakarang ni pemkot ju sonde bantu-bantu. Tartau karmana dong pung idop sakarang ni, karna ujan pung besar lai. Beta kasian e, untung ko sonde kana di kotong. Ma kalo kana di beta, beta pasti pi tagi janji o. Jang hanya janji-janji sa. Orang Kupang bilang bikin mulut manis sa. Beta baca di koran, bukan hanya walikota sa ma camat ju datang, dia ju janji mau bantu,' Ama tadu tarek karosi ko dudu sambil lia To'o Pe'u.To'o Pe'u su cape lia seng yang lobang, jadi baptua ju iko dudu sam-sama deng ama Tadu. "Batul su ama, beta ju bagitu. Lebe bae ta usa janji darpada janji baru tar kasi. Itu namanya putarbalek. Karmana rasanya kalo orang putarbalek deng kotong, pasti makan hati. Tartau itu bantuan lari pi mana o. Jang sampe ko lari pi ruma pajabat o, baru bilang su kasi bantuan. Karna kalo su janji, pasti ada, tapi sampe sakarang son datang-datang ju itu janji. (hermin pello)

Jang maen-maen o....

AMA Tobo dudu sandiri di bawa tenda. Baptua ke su son ada harapan idop lai. Andia ko tangan topang dagu sambel geleng-geleng kapala. Dia pung mulut ju sama ke ada jait. Soalnya su mo amper tiga bulan ni Tobo balom bisa bekin ruma na. Mo ambel uang dar mana lai bekin ruma. Baptua pung karja ju hanya pi dorong garobak pi pasar. Ruma yang dia bekin tempo hari sabalom angin bawa tu, karna baptua rajin tabong satiap hari. Ma sakarang mo karmana lai, mana ana dong ada sakola lai. Dia pung konco Metu yang pange san dia ju, baptua son paduli. Pokonya dia diam sa."Oe.......lu mo sampe kapan bagitu tarus. Lu tamba diam......mana katong pung ama-ama dong di kantor sana mo dangar. Lebe bae sakarang, katong dudu ko baomong, katong pi ko tagi sa. Ma kalo katong tunggu tarus, son lama katong dudu lu'u sa di sini tarus. Son ada parubahan. Apalai katong ni su tua-tua." Metu son paduli dia pung kawan mo jawab ato sonde, yang panting dia su kas pandapat. Ama Tobo yang dar tadi diam, sakarang su baomong. "Itu su kawan, be ni malu deng be pung bini ana dong. Be kasian deng dong, karmana mo mandi, mo ganti pakean kalo mas tenga di tenda taros. Padhal be su berharap, katong pung ama-ama di kantor sana bisa datang ko sagara mo kas katong bantuan sadiki ko untuk bekin ruma sat aer ko su lumayan. Yang penting katong pung ana bini dong jang sangsara." Ama Tobo baomong aer mata amper mo jato. Baptua inga parna kas janji dia pung ana mo beli buku tulis. Ma sakarang son bisa lai. Uang yang dia dapa mas mo beli kayu bekin ulang ruma.Son lama Tobo su tare napas panjang. "Kanapa orang kici ke katong ni yang salalu dapa musiba. Be rasa Tete Manis ni son adil. Ada orang yang idop dar kacil sampe mati son parna susa. Ada yang susa tarus ke katong ni." Metu yang dangar bagitu ju su raba-raba dia pung dada. Metu ju kasian lia dia pung kawan. Ma mo bekin apa o.....Dia ju orang kici. Son lama te dong dua su tahedek dangar ito suara dar jalan. Ina Mata deng dia pung kawan-kawan parampuan dong su batarea. "Itu manusia dong di sana tu jang maen-maen e....Katong masrakat ni bukan sama ke anak kici yang bisa dong maen-maen, janji-janji...Su datang ko mo kas bantuan, omong ais ilang sampe sakarang. Karmana ni...." Ina Mata batarea sama ke su foe apa ko. Son lama ito ibu-ibu ju su mangomel. "Itu makanya jang parcaya deng orang yang suka kas janji. Basong na mo parcaya sa....Laen kali kalo datang lai son usa toe. Lebe bae ada karja katong karja, dar pada kas layani san dong, ma son ada realisasi." Itu maitua su foe pake bahasa tinggi dong. Ais sakarang parampuan dong su pintar-pintar na, apalai mo pamilu ni, parampuan dapa kuota tiga polo parsen na. Metu yang dangar su son ena lai, pi deka-deka ko baomong."Aue.....Beta ni sanang kalo mama-mama su mulai pintar tarus mo bangkit. Ma caranya jangan bagini. Kalo mao baomong pi bae-bae ke kantor sana, katumu katong pung ama-ama dong tarus minta dong pung waktu ko baomong. Karna kalo mo batarea sa di jalan bagini, sapa mo dangar o....Katong musti tunjukkan bahwa katong ju bisa mara. Tapi biar bagemana pun katong ju musti mangarti, jang-jang katong pung ama-ama dong mas sibuk deng banya urusan di sana." Metu kas dingin situasi. Ma dasar ibu-ibu bukanya mo diam mala tamba foe."Oh lu bae, lu pung ruma son kana bawa dar angin. Ma katong. Makanya kalo mo bajanji tu jang maen-maen. Janji tu utang. Lu harus mangarti." Ina Mata den dia pung kawan dong tamba foe. (apolonia matilde dhiu)

Pi jalan yang benar....

"LIA lenso mera muda/ inga-inga ko pu muka," Tobo nyanyi itu lagu sepo'ong Ian Ulukyanan pung lagu. Ini lagu dari Papua ma kata-kata ju son talalu beda deng di sini. Tau to. Sapa itu Ian? Jang maen-maen ooo. Dia tu kalompok Black Sweet yang tempo dolo sampe sakarang ju samua orang ju tau. Kici, besar, opa deng oma ju tau samua na.Belom lai kalo mo sebut Black Brothers. Tartau sakarang dong di mana eee. "Be dengar bilang ada di Selandia Baru," Bai Ndu ju manyaot pas Tobo sebut itu grup musik terkenal itu. Dong pung lagu tarkenal itu Hilang deng Hari Kiamat. Kamudian ju dia sebot lai Panbers, Favorit Grup, The Mercys, De Loyd, Koes Plus deng masi banya lai.Pokonya ini kali Tobo deng Bai Ndu hanya mo omong musik sa. Omong artis tempo dolo. Omong politik su bosan. Kapala pusing tuju kaliling. Apalai mo omong orang bakalai sampe babunu. Tua bangka dua-dua ju mulai riwayat studio rekaman lama dong. Ada Purnama Record, Nirwana Record, Gaja Mada Record, Aquarius deng laennya. Kalo su sebut samua, dong dua hanya tarek napas sa. Ko itu hari dong tu beli itu samua kaset na. Sakarang tu karena su tua bangka jadi son talalu lai. Ma kalo foe su datang ju dong dua jalan bakaliling ini kota ko bacari kaset lama dong.Kalo son ada na dong beli kaset lama Jeem Reevs, Skeeter Davis, Frangki-Jane, De Rosen Grup deng Mutis Grup. Dong ju cari Max da Gama pung kaset Musim Gugur ma son dapa lai. Sampe-sampe dong pesan pi no satu di Nagi sana cari itu kaset di Toko Oriental. Ma di toko Oriental ju su son jual lai."Kalo baba di Nagi sana produksi ulang be beli samua. Biar satu kaset harga 100 ribu rupia ju beli na. Itu lagu-lagu itu gaga. Sakarang, lagu-lagu yang ana muda dong pung tu ke karmana ko. Cepa ilang. Ma yang dolo pung son mungkin ilang eee karena kuat di dia pung syair, kata-kata," Bai Ndu maen boto-boto trus. Tobo ju kamudian nyanyi lagu Ina Maria yang Yolanda nyanyi deng pastor redemtoris dong. Ada brapa lagu lai yang Tobo kas kenal pi Bai Ndu. Apalai album itu ju ada Ama Viktor Hutabarat iko banyanyi. "Talalu, talaluuu... Bu beli dolo ko itu kaset. Ada bajual di gareja sana. Itu pastor yang dong pung ordo di Sumba sana ada bekin itu lagu trus nyanyi sama-sama deng Ama Viktor deng Susi Yolanda. Dia pung musik ju pake irama contri. Ada pake ju biola deng sexofon," Tobo kas kenal itu album yang dong kas judul Ave Maria.Kamudian Bai Ndu ju bilang. Sakarang orang ju lebe senang buka lagu rohani. Lia sa Trio Sonbilo pung lagu rohani, To'o Seme pung lagu Inang deng Amang, To'o Messakh pung Lebe Dekat deng Dia deng masi banya lai.Bai Ndu ju bilang, sakarang tu samua orang lebe senang nyanyi lagu rohani. Ke mo lebe deka deng tete manis. Sakarang tu Tobo ju bilang dia pung, musti ada kampanye kambali pi jalan yang benar. Kalo sonde ju ketong pung bumi ni su kiamat. Dosa maken banyak ahernya tete manis ju mara ko cabut ketong pung idop. (paul burin)

Inga basudara di kampong...

DUDU pake baju kaos oblong, Ama Tobo ambel gitar ko mulai kuti satu-satu. Dia ju mulai nyanyi lagu Desaku Yang Tercinta. Itu lagu tu Ibu Sud yang bekin. Pokonya dia pung inti lagu tu bagus. Lagu itu dia kas gambar tantang suasana di desa yang inda. Desa yang damai, aman deng sentosa. Desa di mana orangtua kas lair ketong. Terakir Ibu Sud bilang salalu rindu inga kampong halaman. Sabanarnya lagu itu sebage cerminan hati Ibu Sud. Biar dia tenggal jao di Jakarta ma masi inga deng kampong halaman. Inga samua basudara. Bagitu kira-kira.Na, itu lagu tu Ibu Sud bekin taon brapa. Mangkali ju waktu itu Ama Tobo masi kici ana. Sakarang ni suasana ke itu masi ada ko sonde. Tobo sengaja sa mo angka itu lagu trus dia ju mo kas cocok deng sakarang."Ini lagu bagus. Ma suasana itu ke son ada lai," Ama Tobo taro itu gitar ko baomong sandiri. Dolo, Ama Tobo bilang, lagu itu memang pas. Sakarang ni son ada lai. Mo aman karmana. Orang su bamara, su bafiruk deng su bamaen politik jahat. Kas ga'e orang ko jato. Kas kaco satu-satu sampe samua jadi kaco abis.Hal laen tu banjir su datang trus kas genang itu kampong dong.Jakarta sebage kampong besar sa sakarang ke son bisa bekin banya. Pamarenta samua bingong bodo. Sama deng urus kasus Porong di Jatim sana. Itu kota ke su jadi aer samua. Sampe-sampe bandara internasional Soekarno Hatta sa su son barfungsi lai. Pamarenta dong kerakan mesin sedot aer ju son bisa. Itu omong Jakarta. Di ketong pung kampong, su barapa hari ini ju ujan besar. Kalo su bagini pasti sa ada ujan kas genang orang pung ruma. Kalo sa ini kota rata, samua ruma su tarendam abis. Tarakir nanti sama deng Jakarta deng kota laen di Jawa sana. "Beta ke sediii. Ini sebage tanda apa ooo," Ama Tobo su pikir jao pung.Lama-lama ju kawan kuti kalereng waktu kici datang. Biasa, Bai Ndu su datang deng bawa itu aer kata-kata. Bai Ndu tau diri. Kalo omong son tap sadiki, mulut takancing. Ma kalo satu dua saloki, sapa mo larang. Mulut nanti paleng idop ke panta ayam.Dong dua ju mulai baomong haaa. Tobo mulai angka itu banjir ada di mana-mana. Trus nanti muncul itu bencana alam, penyaki deng masalah sosial laen. Dong dua ju bilang mo panggel adi wartawan dong kas panjalasan. Sebage orang yang paduli deng alam, dong mo kas inga pamarenta dong supaya salalu siap. Siap bantuan makanan, pakean deng kabutuhan laen. Pas maloi di botol te, sopi su abis. Tau to omong satu kata, satu sloki na. Tarakir dong dua su pake bahasa Inggris, ma tau sa to. Hanya bisa yes deng no. Dasar pamabok na. (tomas duran)

Iko rayakan imlek......

BAI Ndu son pusing deng hujan angin yang ada tampias di luar. Tua satu su pasang dia pung muka idong di muka cermin. Baptua taputar lia pi balakang, pi dapan dar kapala sampe kaki. Son lama baptua su ganti jas deng dasi. Sapatu smer mangkilat mo mati. Son tau mo pi mana ko. Andia tua satu ni su bastel sa. "Ini hari pokonya be son paduli mo hujan ko, mo angin ko pokonya be harus pi na. Be pung kawan ongko deng aci dong pung hari bae. Soalnya, kalo be son pi dong bilang apa sam beta o...." Bai Ndu baomong sandiri.Ina Mata yang ada pasang talinga dar dapur su komat-kamit. Maitua stres deng dia pung laki, gara-gara mo buka gentong aer minum son ada. Te ini pagi, baptua bilang son mo diganggu. Andia ko Ina Mata mo baomong sabantar sala lai. Bilang son mangarti karir laki, son mandukung. Biasa Ba'i Ndu kalo su mara, lebe bae diam sa o. Soalnya kalo sonde, bisa-bisa ini hari gigi deng rahang dong bisa rubu na."Bae su be pung laki ni. Dapa bini ke beta. Ma kalo sonde, orang son pusing, son paduli. Ko hanya mo pi kas salama sa, bangon pag-pag buta son inga pakarjaan di ruma. Katong ni mo urus ana, mo urus makan minom ko, mo pi angka aer." Maitua mangomel ma plan-plan sa di balakang. Maitu ju ada taku, kalo su tagang bagitu, biasanya dia pung laki son mo tau na. Son lama te, maitua su dangar Ba'i Ndu ada batarea dar dalam."Mata....Mata......ko lu ada karja apa sa di situ. Dar tadi lu'u sa di dapor situ. Laki mo jalan son datang lia, su rapi ko balom ko." Ina Mata dongko mo mati. Maitua lia dia pung laki su talalu sibuk karmana ko. Su son bisa tahan lai deng dia pung laki pung kalakuan, te maitua su maruak."Ko lu ni ada foe apa ko. Pag-pagi su batarea. Lu kalo mo jalan pi mana-pi mana lia-lia dolo. Lu son lia ko di luar sana ada hujan angin. Lu mo paksa diri mo bajalan. Son bisa tunggu lai sabantar sadiki dia su karing ko." Ina Mata ju son mo taku lai dia pung laki. Soalnya baptua talalu parlente karmana ko."Mama e....beta ini hari ni son mo mara-mara lai." Ba'i Ndu su baomong plan sama deng maitua. "In dia ni, ini be mulai curiga. Kalo laki dong su baomong bagini bae-bae deng bini dong. Son saparti biasanya. Ko lu ada apa. Lu jang bekin be emosi o...." Ina Mata ju tahedek, ko dia pung laki son maruak kalo dia mulai baomong banya.'Lu mo pi mana? Be lia lu bastel bagitu, baru lu su baomong ke mo barayu sa." "Mama.....sayang......e....Lu tau ini hari ni ada hari bae be pung kawan dong. Lu tau to ito Ongko Matias yang di ruko tu, ada hari bae Imlek. Makanya be mo pi pegang tangan deng dong dolo. Basong ni dasar parampuan. Di basong pung otak ni yang negatif sa. Basong sat-satu kali pikir yang bae kanapa?" Ba'i Ndu kas kotba dia pung bini. Ina Mata su sanyum sandiri. Maitua ju su malu-malu deng dia pung laki."Lu lia di luar tu ujan lebat a.....Ito bararti hari bae untuk katong pung kawan-kawan yang rayakan Imlek dong. Bararti ini taon bae, taon yang panu deng berkat, taon subur, son ada lai kalaparan." Ina Mata yang dangar dia pung laki baomong langsung sambong."Lu ke tau-tau sa. Lu tau dar mana ko bilang bagitu. Memang ini pas bulan yang musim ujan. Lu mulai ane-ane su. Coba jang gila dong." Ina Mata mulai iko ito Abe-Ge dong yang baomong di televisi.Pas dong lia bini ada bate'e, Metu yang ada lewat singga ame sabantar. Metu ju heran lia dia pung kawan su bastel mo mati. Bau minya rambu ju manoso mo mati. "Ko lu mo pi mana. Be lia lu su talalu lebe-lebe. Lu mo pi iko tender paroyek ko?" Metu tanya ke son tau dia pung konco sa yang tukang bagaya."Na ini dia, kalo talalu lu'u di dalam ruma. Makanya, kalo jadi orang tu yang gaul sadiki. Kaluar ruma, baku tanya deng tatangga. Jang sampe pas ada apa-apa lu mati orang son tau." Metu yang dangar dia pung kawan mulai omong sambarang langsung manyao."Lu ni, suanggi ko apa ni. Omong mati sagala. Lu barani be ada apa-apa, be langsung tau lu na." Ina Mata yang lia dia pung laki deng Metu su baku mara mulai kas jalan tanga."Aue, basong dua ni su karmana ni. Baomong bae-bae son bisa ko. Basong mau satiap hari mus ada baku te'e satu deng satu." Ba'i Ndu su anggo-anggo kapala."Metu e....lu ni sensitif ke ito putri malu sa. Bagini, be ni mo pi iko salama hari Imlek. Ma kalo lu mo iko, mar katong pi sama-sama." Metu langsung sananga. "Oe, lu tunggu beta e. Be ju iko." Son lama te Metu deng Ba'i Ndu su piko deng payung ko jalan. Dong dua su son paduli lai deng ujan angin. Dong tau sa ada hari bae. Salama hari Imlek. (apolonia matilde dhiu)

Lomba babalas pantun...

"MAKAN pisang, makan kedondong, kalo bedagang jang lupa untung. Bua semangka bua durian, kalo su tua bangka jang sandirian. Bua kenari, bua nangka, hadapi hari jang prasangka."Dar dalam ruma, Bai Ndu su baomong pantun. Sampe brapa kali tua masi omong itu barang. Son lama ju suara dia kas nae lai, kas turun deng kas lurus sa. Sambel omong, baptua baloti di carmin basar di ruang tenga.Dia ju kas suara besar deng kici. Itu dia pung maksot untuk dengar sandiri. Tua ju ada rekam pake teip kici di tangan sambel bajalan maju deng mundur. Kamudian dia putar ulang trus lari pi jalan ko badengar suara sandiri.Tua ju mulai panggel kawan dong ko kas nilai. Samua omong jempol Bai Ndu. Dong bilang kalo Bai Ndu maju pasti menang na. Dong samua pili karena tua omong su bagus. Kanapa sampe su siang bolong tua bapantun, trus panggel kawan dong ko badengar sama-sama? Dangar-dangar tua latihan mo iko pamilian katua eRTe. Sakarang tu dia pung aturan, calon musti kampanye program na. Tau aturan bagitu, Bai Ndu langsong siap dia pung materi kampanye na. Pas dia ju aga jago bekin pantun, andia tua siap kampanye program pake pantun.Tua mo bekin samua tangaga bodo dolo. Yang penting tunju jago dolo. Yang penting mejeng deng kas mulu jadi enak trus yang dengar ju pasti senang tooo. Son lama, Tobo su datang. Pas datang dia ju togor Bai Ndu deng pantun. Tali rafia, tali sapatu, biar mafia tetap satu. Burung elang, terbang melayang, kalo sombong siap tabanting. Ile Boleng, Ile Mandiri, jangan oleng di tanah sandiri.Samua di itu tampa ke kaget na. Ko ini kali tua bangka dua-dua katumu pake pantun. Satu orang ana muda ju son bisa basambong. Biasa kalo bagitu, Kawasa ato Satel su sambong harbabiru. Tau to itu ana kota dong. Son tau memang itu pantun. Son lama Kawasa ju angka suara, "Naek honda, naek pesawat, katumu ana muda, jang lupa nasehat. Naek angkota, tujuan naibonat, biar ana kota son lupa adat."Hanya dua pantun sa yang Kawasa bisa bekin. Kamudian dia bilang, dia masi balajar bekin pantun yang baek. Samua di situ su tepuk tangan rame. Dong ju bilang Kawasa ju bisa iko kampanye jadi katua eRTe. "Kalapa muda, jagung goreng, kalo masi muda, masi oleng. Makan stik, isap tulang, maen politik jang tembak langsung," Satel son mo kala tapa pake pantun. Dia pung pantun ju langsong puku Kawasa pung muka. Ma Kawasa ju son mo huhe. Dia tarima deng sanyum sa. Sebelom masa kampanye, dong samua katumu lai ko lati ulang. Ma Ama Tobo son mo iko lai. Di papan pak laru Tobo tulis jalas. Dia bilang, samua jang mara te be mo pi kasi carama di kampong sabla. Yang penting sakarang ada lomba babalas pantun. Ada hal yang baru na! (paul burin)

Tampa wisata ko tampa angker...

MAMTUA Ne'i ada dudu talepo sambil iris bonak ko mau bekin rampe karna dia mo pi siram kubur di dia pung kelu pung kuburan. Tarlama dia pung laki, To'o Pe'u datang badiri di dia pung rebis sambil cakar pinggang. "Beta heran deng lu e. Ada apa ni ko tiba-tiba mo pi siram kubur. Ma kalo mo pi na capat su, kotong mo pi mana sa, pi di Fatufeto ko, Mapoli ko di Fatukoa sana, sabantar lai su mathari su mau tanggalam ko galap. Beta sonde mau pi tampa bagitu o kalo su galap na," baptua Pe'u su basatel abis, jadi dia pamalas tunggu lama-lama.Tarlama ju dong pung tatangga, Ama Tadu ju muncul di dong pung ruma karna kalo satu hari sa dia son muncul, pasti ada apa-apa. "Awi, mo pi siram kubur ko, sapa pung hari mati ni," Ama Tadu langsung dudu jongko ko ame bunga, kasi barisi bunga.Sambil kasi barisi, Ama Tadu pung mulu tarberenti omong. "Bosong su tau ko bolom, kotong pung walikota tu ada bekin rancana, bilang mo bikin TePeU di Fatukoa yang dong biasa bilang TPU Dame tu diganti, sonde jadi TPU lai tapi su jadi tampa wisata. Ko dia bilang karna nanti aer bisa kana cemar, jadi sonde bole lai kubur orang di situ. Ma tapi, ada yang ane karna beta baca di koran tu, dewan kota su tolak itu rancana karna dong bilang hasil penelitian dari dinas kesehatan di warga pung sumur, sonde ada apa-apa. Ini yang beta jadi bingung, kotong musti parcaya yang mana o, parcaya deng walikota ko deng dewan kota," baptua Pe'u yang memang ada sadiki pana'u langsung kaget dengar Ama Tadu pung carita. "Awi, yang batul sa, Ama Tadu, masa mo bikin jadi tampa wisata, yang be sa, sapa o yang pi tampa angkar bagitu o. Kalo mo bekin rancana tu, jang yang ane-ane. Ta usa omong yang laen. Ko itu tampa pasiar di pasir panjang sa sonde tarurus deng bae, su jadi tampa tarbatul. Tampa orang pacaran, tartau lai. Satu tampa bolom tata deng bae, su mau bekin tampa yang laen, lebe bae bekin babae yang satu dolo baru buat rancana lai. Beta pikir, sapa o yang mo pi tamba bakas kuburan, jang-jang kotong baru sampe, tiba-tiba dapa lia orang malayang di udara, hi....," baptua pung kapala langsung bagoyang karna pana'u. (hermin pello)

Jang omong jao bagitu...

"BETA ni mo kestau satu barang. Kalo jadi orang tu jang talalu puku dada. Maken renda hati, orang makin sayang ketong," son ada ujan angin Ama Tobo mulai nasehat. "Kalo orang kas parcaya lalu bekin-bekin ato son anggap orang laen itu tanda dunia su mo kiamat," Ama Tobo omong tamba foe sa.Ini pagi tua satu boto-boto deng maksot apa ju orang laen son bisa tangkap. Bai Ndu yang ada pasang talinga dari sebla jalan ju son bisa tangkap Tobo pung maksot. Andia, baptua ju su datang deka-deka ko mo dengar langsong."Bu, kalo ada sesuatu omong jalas. Jang omong jao bagitu. Sakarang tu ketong su tua sama-sama. Jadi kalo mo omong na jang sambunyi-sambunyi. Sapa yang biasa puku dada," Bai Ndu omong ke mara bagitu. Ma lia pi Tobo, tua su dudu masa bodo. Tua ju baca itu barita apa ko. Ini ni yang bekin Bai Ndu mulai palan-palan baca Tobo pung jalan pikiran. "O... bu, mangkali itu orang bakalai sampe ada yang mati ko," Bai Ndu lempar lai pi Tobo. Biasa kalo ada kawan dong bisa baca dia pung mau, Tobo langsong manyaot."Ini ni yang bekin be pung hati senang. Kalo bu tau bagitu sakarang be kasi hadia. Mau apa. Sopi, es teler, makan di ruma makan goyang lida ato apa. Tersera bu," Tobo kas jempol Bai Ndu."Samua. Kasi sopi, es teler, es mangkok deng makan di ruma makan goyang lida," Bai Ndu jawab sante sa ma ada omong batamba es mangkok. Ko dia tau na. Tobo tu tipe orang yang mau kana puji. Apalai kalo maen angka trus. Bisa-bisa lupa diri. Biar doi mo kas sambunyi di mana lobang, tua angka hanya ko pi jamu orang.Ma seblom dong bajalan, Ama Tobo omong lai. Dia bilang, son bisa batahan lai lia ada orang yang dia pung ruma su tabakar. Kamudian dong mangungsi jao. Yang bekin Tobo tamba sedi tu ada orang yang su mati. Tartau kana tembak, kana firuk ato apa. "Bu, kalo omong itu barang be son bisa. Bisa-bisa orang bilang ketong tudu orang. Lebe bae ketong pi tanya polisi sa," Bai Ndu su kas jalan.Ma Tobo bilang kalo sakarang tu suasana masi panas. Polisi ju mangkali belom tau sapa dong yang babonu. "Beta ni rasa sedi. Karmana kalo ketong pung kelu yang mati di jalan. Sapa yang tanggong jawab dia pung bini deng ana dong. Mo kas makan karmana," omong abis Bai Ndu pung aer mata tadudu. Son lama tua batutup mata. Dia pung mulu ju maen komat-kamit. Dia bardoa, minta tete manis tarima itu orang yang mati. Trus tua ju doa minta kakuatan buat dia pung maitua deng ana dong. Dalam dia pung doa, Bai Ndu ju minta tete manis kas dame samua orang di sana. Kamudian, Tobo ju doa dia pung. Dia bilang, ketong pung idop tu son bisa lari dari kamatian. Sapa sa bisa mati, kapan sa. Tenggal tunggu dia pung waktu yang pas. Samua orang ju son tau kapan dia pi mangada bos di Atas. Ma kalo bole, Tobo minta baptua di Atas, panggel ketong jang talalu capa. Kalo memang ketong idop sandiri sa, son soal. Ma kalo ada tanggung jawab bini deng ana dong, bapa partimbangkan bae-bae.Kamudian dong dua angka muka. Pas lia te aer mata su tadudu samua. Dong dua tarnyata ada manangis pas bardoa pi tete manis tadi. Kamudian tua bangon ko pasang lilin sambel barlutut. Dong samua barduka. Belom karing dong pung aer mata, Kawasa su datang. Sambel jalan doka-doka, Kawasa bilang ada demo di mana ko. Ma tua dua-dua tadiam. Kawasa yang son tau hal langsong pica katawa. Dia bilang ada mabok ko? Ko biasa, Tobo deng Bai Ndu tu kalo mabok tu biasa manangis rame-rame na. (reddy ngera)

Musti baomong banya...

SU brapa kali Bai Ndu baca koran itang. Dia baca ulang-ulang itu Moat Oscar Pareira Mandalangi pung tulisan. Sambel kas jempol, Bai Ndu puji moat Oscar. Dia bilang itu moat pung jago tu pung pi lai. Otak barisi, encer deng bisa ga'e tulisan mulai dari Malayu, Betawi, Kupang, Nagi sampe Sikka."Ini moat jago eee... Pasti baca banya deng suka baomong. Be belom kanal ma kalo baca itu tulisan be su bisa reken dia pung isi kapala. Andia, baca tu penting ma jang ju lupa tulis," Bai Ndu maen puji trus.Pas omong tua bangka pung kawan brapa orang ada. Ma dong sonde huhe sadiki. Samua mulu takancing. Ama Tobo tau kanapa itu Kawasa deng Satel diam-diam sa. Itu ana muda batang dua-dua belom tangkap Tobo pung otak.Ko tau sa to. Masi papagi tu tua su baca koran. Na itu ana muda dua orang belom baca karena dar tadi malam dong marayap pi mana lobang sampe bangon pagi tarlambat. Dong dua belom baca na. Sabanarnya bukan bagitu ju. Bai Ndu pung otak taputar tu yang cari hal. Pas lia itu ana muda dong datang, tua cepa-cepa kas sambunyi koran di laci meja. Trus baptua kunci lamari. Sapa yang mo bongkar itu lamari. Mo malo'i sa son bole. Apalai mo raba deng buka. Itu tu dunia bisa kiamat. Nanti Bai Ndu boto-boto sampe gargantong putus pata ju dia tatap manyala."Bu jang bagitu. Moat Oscar tu sekolah jalas. Dia tu orang sastra deng parna anggota Dewan di Sikka sana. Mo lawan baptua dari segi apa. Ketong yang karja hari-hari tap laru tu musti tau diri sadiki," Kawasa yang ilang tadi, diam-diam pi beli koran ko babaca. Dia ju langsong pica katawa lia Bai Ndu pung maen. "Neu, mo omong apalai. Be su tau samua na," Kawasa baganggu Bai Ndu."Kalo beta satuju sa. Kalo jago kas tunjuk bisa tulis ko sonde. Ada orang yang jago baomong sa ma kalo suru tulis maen taputar nomor satu," Satel angka omong. Kamudian dia ju bilang lai kalo samua orang bisa kas pandapat bagini, nanti ketong lebe maju. Maju dalam hal bapikir deng menulis."Betol, kalo be lia, kalo satu soal banya orang bapikir lebe bagus. Itu lebe bae. Lia sa. Ko itu hari samua omong deng tanggapi baribut tantang sastra ato apa ko. Itu artenya samua pung parhatian serius," Kawasa omong sambel kas dudu dia pung tampa duduk.Sampe di sini dia bilang, baca itu tulisan Moat Oscar pung tulisan. Baptua tulis mulai SMS sampe deng bahasa tapaleuk di ketong pung koran. Itu artenya baptua mo ajak samua orang untuk bapikir deng batulis deng baek. (thomas duran)

Senin, 04 Februari 2008

Timor Leste kalahkan PSKK

TIM Sekolah Sepakbola (SSB) Centro Treinamento Futebol Juvenil dari Dilli-Republik Demokratik Timor Leste (RDTL) berhasil mengalahkan PS Kota Kupang (PSKK) 2-0 dalam pertandingan persahabatan di lapangan Polda NTT, Minggu (3/2/2008). Dua gol Timor Leste diborong oleh kaptennya, Quinta.
Pertandingan yang dipimpin wasit Herman Willa itu berlangsung lamban. Berlumpurnya permukaan lapangan akibat hujan lebat, membuat pola permainan kedua tim tidak berkembang. Namun, belum genap lima menit pertandingan berlangsung, Quinta, meski mendapat pengawalan ketat dari libero PSKK, Hery Nua, dengan skill yang cukup tinggi berhasil menjebol gawang Donald.
Pertandingan selanjutnya sempat berlangsung imbang. Bahkan aksi-aksi dari Qadar Malik dan Ardiles Kana di depan beberapa kali sempat merepotkan pertahanan Timor Leste. Tak ayal, pelatihnya meminta pemainnya untuk memperkuat lini belakang sambil mengandalkan serangan balik. Strategi tersebut cukup berhasil. Karena, meski hanya mengandalkan Quinta seorang di depan, Leandro, Pinto dan Hery dibuat jatuh bangun untuk menghadangnya.
Sebaliknya, pertahanan Timor Leste yang dikawal berlapis menyulitkan Alderon maupun Ridwan yang mencoba masuk melalui sayap. Beberapa kalu tendangan bola mati pun yang diperoleh PSKK pun tidak membuahkan hasil. Terlena, PSKK justru kebobolan menjelang pertandingan berakhir. Quinta menujukan kualitasnya dengan tendangan lop yang sangat indah untuk membuat timnya pulang dengan kemenangan 2-0.
Sebelumnya dalam pertandingan dikelompok yunior, Kota Kupang yang diwakili SSB Tunas Muda pimpinan Anton Kia pun takluk 4-1. Jevon Adoe, Dentox dkk ternyata tak cukup punya stamina untuk bermain dalam guyuran hujan dan lumpur sehingga mudah didikte lawannya. (eko)

Jumat, 01 Februari 2008

Dibuka Lebu Raya

SESUAI jadwal, turnamen futsal antar klub sek-Kota Kupang, Suzuki Flexi Platina Dispora Cup 2008, hari ini Sabtu (2/2/2008) akan dibuka secara resmi oleh Wakil Gubernur (Wagub) NTT, Drs. Frans Lebu Raya. Usai pembukaan yang digelar di GOR Flobamora Oepoi Kupang, pukul 14.30 Wita tersebut, langsung dilanjutkan dengan pertandingan. Demikian penjelasan panitia pelaksana dari Mitra Sportindo Event Organizer, Abdul Muis dan Rury Amallo di Kupang, Jumat (1/2/2008).
"Terkait acara pembukaan ini, kami dari panitia tidak mengirim undangan tertulis kepada peserta karena saat pertemuan teknik semua sudah mengetahuinya. Untuk itu, kami harapkan semua bisa hadir lengkap dengan seragamnya, karena usai pembukaan langsung dilanjutkan dengan pertandingan. Tim yang tidak hadir sampai batas waktu yang sudah disepakati, kami anggap mengundurkan diri," tegas Abdul Muis.
Menurut Abdul Muis dan Amallo, acara pembukaan akan diramaikan dengan cheer leaders dari SMKN 1 Kupang dan pertandingan eksebisi antara tim SSB Centro Treinamento Futebol Juvenil Timor Leste melawan Platina A. Selain itu juga akan ada pertandingan eksebisi putri.
"Akan ada banyak hadiah door prize dari sponsor kami, yakni Suzuki, Flexi, Platina dan Dispora berupa helm, jaket, payung, hand phone flexi, flash disk, MP4 dan lainnya. Acara ini akan diikuti 119 klub sehingga akan sangat meriah," jelas Rury Amallo.
Secara terpisah, Pimpinan Platina Komputer, Melkisedek Lado Madi, Pimpinan Suzuki Kupang, Fredy Prijatna, Manejer Pemasaran PT Telkom Kupang, Tavip Jaya dan Kadisipora NTT, Drs. Muhammad Wongso, mengatakan saludnya atas antusiasme generasi muda Kota Kupang untuk ambil bagian dalam event ini. Futsal, kata mereka, ternyata menarik minat dan sangat digemari. Untuk itu, mereka bertekad untuk mensponsori event-event futsal berikutnya, kalau penyelenggaraan kali ini berakhir dengan sukses.

SSB Timor Leste lawan PSKK

TIM Sekolah Sepakbola (SSB) Centro Treinamento Futebol Juvenil dari Dilli-Negara Republik Demokratik Timor Leste (RDTL) akan melakukan pertandingan persahabatan melawan tim PS Kota Kupang (PSKK). Pertandingan yang akan digelar di lapangan Polda NTT, Minggu (2/2/2008) itu terdiri dari kelompok umur 12 dan 16 tahun.
Kontingen Timor Leste yang dipimpin Joao Pareira Da Silva diterima secara resmi oleh Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Kadispora) NTT, Drs. Muhammad Wongso yang diwakili Kasubdin Bina Olahraga, Drs. Herman Sagabara di ruang kerjanya, Jumat (1/2/2008). Menurut Herman, sesuai surat yang masuk ke Dispora NTT, seharusnya pertandingan persahabatan tersebut sudah digelar sejak Desember 2007 lalu. Namun, kata Herman, akibat berbagai kesibukan tim yang mendapat sponsor dari Korea Selatan (Korsel) itu, saat ini baru bisa datang ke Kupang.
"Kami berterima kasih kepada tim dari Timor Leste ini yang mau datang ke Kupang untuk pertandingan persahabatan. Kami mau minta maaf, karena seharusnya pertandingan ini digelar di Stadion Oepoi Kupang, namun karena masih dalam tahap pengerjaan lintasan yang belum selesai sejak tahun 2007 lalu, maka pertandingan ini akan digelar di Polda. Kami harapkan timd ari Timor Leste bisa memahami ini, karena kondisi Stadion Oepoi memang tidak bisa digunakan," jelas Sagabara.
Joao Pareira didampingi pelatihnya, Gaspar Pinto, yang ditemui di sela-sela latihan di lapangan Polda NTT, Jumat petang mengatakan bahwa pertandingan persahabatan tersebut adalah merupakan salah satu program try out dari Centro Treinamento Futebol Juvenil. SSB ini, kata Joao, selain melakukan ujicoba di Kupang juga saat yang sama satu timnya bermain di Denpasar-Bali.

Persap Alor kesulitan pemain

Main di Divisi II

ATURAN yang dikeluarkan oleh PSSI bahwa pemain yang bermain di Divisi II Liga Indonesia maksimal berusia 22 tahun membuat wakil NTT, Persap Alor kewalahan. Pasalnya, para pemain yang sudah didaftarkannya berusia di atas 22 tahun. Atas kesulitan ini, Persap Alor masih harus berkonsultasi dengan PSSI soal kejelasan tentang umur pemain.Ketua Persap, Drs. Abraham Maulaka yang ditemui di Kalabahi-Alor, Sabtu (19/1/2008) mengakui hal tersebut. Meski demikian, Maulaka mengatakan bahwa timnya siap bertarung di ajang nasional tersebut.Maulaka mengungkapkan, Persap telah mendapat surat dari PSSI untuk bertanding di Divisi II yang pertandingannya akan mulai dalam waktu dekat ini. Namun, kata Maulaka, Persap masih diperhadapkan dengan aturan mengenai batasan usia pemain yang oleh PSSI harus di bawah 22 tahun."Kita masih komunikasikan dulu dengan PSSI, karena nama-nama pemain ini sudah tercatat di PSSI. Yang jelasnya bagaimana. Ini kita harus mendapat jawaban dari PSSI, jangan sampai setelah kita kirim, pemain kita dianulir. Kalau memang tidak bisa, PSSI harus secepatnya berikan jawaban juga agar kita cepat lengkapi dengan pemain yunior yang ada," kata Maulaka.Menurut Maulaka, Persap sendiri tidak kekurangan stok pemain. Hal ini, kata Maulaka, karena tim yunior juga telah menunjukkan prestasi yang gemilang, baik untuk tingkat regional hingga ke ajang nasiona sehingga tinggal direkrut. Menyangkut persiapan tim, Maulaka mengatakan hanya dengan penyegaran saja karena para pemain telah menjalani pertandingan yang cukup panjang. Menyinggung soal dana, Maulaka mengatakan bahwa seharusnya setelah masuk Divisi II harus ada keterlibatan dari swasta yang mendukungnya. Namun karena ini belum nampak, kata Maulaka, pemerintah yang menalanginya tetapi masih dikaji lagi karena ada surat dari Mendagri yang menegaskan soal penggunaan dana dari APBD untuk biaya perserikatan. (oma)

SYALOM