Jumat, 08 Agustus 2008

PASI dan PSSI NTT Protes Sirkuit Oepoi

PROYEK lintasan atletik Stadion Oepoi Kupang senilai Rp 5 miliar lebih yang menggunakan bahan sintetis menuai protes dari Pengprop PASI dan PSSI NTT. Pasalnya, pengerjaan lintasan membuat lebar lapangan sepakbola berkurang dan layout lintasan atletik tidak sesuai ketentuan PASI.

Kepada Plt. Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Kadispora) NTT, Drs. Herman Sagabara di sela-sela meninjau pengerjaan proyek tersebut bersama Sekretaris Pengprop PSSI NTT, Marthinus Meowatu mengatakan, ukuran standar lapangan sepakbola adalah 110 x 75 meter. Namun, saat diukur, lebar lapangan hingga tepi saluran pembuangan air hanya 68 meter.

"Saya sarankan agar lanjutan pengerjaan lintasan ini ditinjau kembali sebelum sintetis dipasang. Sebelumnya lebar dan panjang lapangan sudah memenuhi standar minimal FIFA dan PSSI, namun sekarang sudah tidak layak. Bagi PSSI, pengerjaan lintasan ini juga mubazir dan tidak berguna apabila permukaan lapangan tidak direhab. Karena sistem drainase dari dalam lapangan akan sangat berpengaruh terhadap lintasan sintetis. Kalau pengerjaan ini terus dilakukan, maka lapangan sepakbola tidak layak digunakan karena hasil pertandingan tidak akansah," ujar Meowatu, Rabu (14/11/2007).

Tteknis dari Pengprop PASI NTT, Drs. Lukas M Boleng, M.Kes, mengatakan, yang harus ditinjau dalam pengerjaan ini adalah lintasan lomba lari 100 meter harus di depan tribun utama bukan di tempat lain. "Lintasan lomba 100 meter harus di depan tribun utama dan itu sudah baku. Selain itu, lintasan harus berjumlah delapan buah masing-masing dengan lebar 2,22 meter. Saran kami, Dispora mendiskusikannya dengan PASI NTT yang tahu hal teknis seperti ini," ujar Boleng.

Pantauan Pos Kupang, saat ini pelaksanaan pekerjaan terus dilaksanakan. Lintasan atletik yang dibangun tersebut dikerjakan masuk ke dalam lapangan sepakbola sepanjang delapan meter. Di sekeliling lapangan juga sudah dibuat saluran drainase. Sementara landasan lintasan di beberapa bagian sudah dipenuhi dengan material on side namun belum disebarkan di atas semacam penyaring yang terbuat dari sintetis.

Sekitar tiga orang pekerja yang hendak dimintai komentarnya enggan menjawab. Mereka tak memberikan informasi tentang siapa perusahaan yang mengerjakan proyek yang didanai APBD NTT dan bantuan pusat tersebut. Papan nama proyek pun tak tampak di sekitar lokasi proyek. (eko)


Dispora bertanggungjawab

Pelaksana Tugas (Plt) Kadispora NTT, Drs. Herman Sagabara mengatakan Dispora NTT akan bertanggungjawab terhadap persoalan ini. Namun, pihaknya belum bisa menjelaskan secara detail pertanyaan-pertanyaan tersebut, karena harus berkoordinasi dengan pengelola proyek pada Subdin Sarana dan Prasarana.

"Kasubdin Sarana dan Prasarana dan tim teknisnya sudah kami hubungi namun belum berhasil. Kami sudah meminta mereka melaporkan secara rinci proyek ini, mulai dari nilainya, sumber dana, arsitektur dan teknis lainnya, karena kami sendiri pun hingga saat ini belum tahu mengenai proyek ini, apalagi tentang perusahaan atau kontraktornya. Saya akui bahwa koordinasi kami di dalam kurang, namun karena ini sudah menjadi masalah, maka kami akan meminta mereka untuk segera melaporkannya. Dalam satu atau dua hari ini, kami akan menjelaskannya," jelas Sagabara yang didampingi beberapa kepala seksi dan stafnya.

Menurut Sagabara, berdasarkan data yang diterima, saat ini fisik proyek sudah mencapai 45 persen, sementara dana yang digunakan baru uang muka proyek. Sagabara mengakui saran dari PASI dan PSSI NTT itu akan dilaporkan secara resmi kepada Pemerintah Propinsi NTT.

Kasubdin Sarana dan Prasarana, Dispora NTT, Patrisius Cole yang dihubungi di ruang kerjanya, Rabu (14/11/2007), tidak berada di tempat. Informasi dari seorang stafnya Cole tidak masuk kerja. Sementara, staf teknis Boya, yang langsung mengawasi proyek tersebut saat ini sedang berada di Jakarta. Patris Cole yang beberapa kali dikonfirmasi melalui telepon genggamnya belum berhasil dihubungi. (eko)

Ferry rebut perunggu Singapura Open


ATLET atletik Nusa Tenggara Timur (NTT), Ferry Subnaefu kembali mengukir prestasi internasional. Pada kejuaraan lari maraton Singapura Open yang berlangsung di Singapura, Minggu (5/12), Ferry masuk urutan ketiga dan berhak atas medali perunggu. Kepada Pos Kupang melalui telepon, Senin (6/12), Ferry mengatakan juara pertama direbut pelari Kenya dan kedua pelari Amerika Serikat (AS).

Catatan waktu yang dibuat Ferry adalah 84 menit. Catatan waktu tersebut, menurut Ferry, jauh di bawah rekor yang dipegangnya. "Saya memang kesulitan. Atlet yang dilepas jumlahnya ribuan orang karena selain marathon juga ada semi marathon (21 km) dan 10 km. Atlet yang banyak menyulitkan saya untuk bisa maju ke depan, sementara saya berada di posisi start belakang," ungkap Ferry.

Ferry mengatakan rasa bangganya atas prestasi yang diperoleh tersebut meski persiapannya tidak begitu bagus. "Setelah PON XVI saya praktis istirahat total. Baru dua minggu terakhir kembali latihan. Jadi saya bersyukur bisa juara," ujar Ferry.

Menurut Ferry, dua pelari marathon Indonesia lainnya yakni Erni Ulatningsih (Jawa Tengah) dan I Gde Karangasem (Jateng) gagal meraih juara. Sementara untuk nomor semi marathon, juara pertama, kedua dan ketiga semuanya direbut atlet Indonesia. Menurut Ferry, juara pertama direbut Noce (Jawa Tengah), Wahab (NTB) dan Yehusa dari Propinsi Bangka Belitung.

Ferry menambahkan bahwa usai mengikuti Singapura Open, dirinya langsung menuju ke Surabaya untuk mengikuti Pekan Olahraga Mahasiswa (POM) ASEAN. Menurut Ferry, Selasa (7/12) ini, ia akan mulai berlomba di nomor 5.000 meter. Ditanya mengenai kesiapannya untuk nomor tersebut Ferry mengaku tidak ada masalah.

"Ini memang bukan nomor spesialisasi saya, tetapi atlet yang ikut POM kan belum tentu atlet nasional di daerahnya. Jadi saya masih memiliki keyakinan untuk bisa bersaing," ujarnya. Hari ini atlet putri NTT lainnya, Oliva Sadi juga akan berlomba di nomor 800 meter. (eko)

Mandiri jumpa AS Roma

DUA tim unggulan, Mandiri FC dan AS Roma akan bertemu di babak perempatfinal. Kepastian itu diperoleh setelah Mandiri bermain 1-1 me-lawan Putra Nagekeo dalam pertandingan akhir penyisihan grup di Sta-dion Oepoi-Kupang, Rabu (4/7/2007). Pada saat yang sama, AS Roma menang 3-0 atas Celebes Makassar.

Dengan empat poin yang dikantonginya, Mandiri FC tampil sebagai runner-up Grup C. AS Roma yang mengumpulkan poin sempurna jadi juara Grup B. Perempaftinal antara Mandiri melawan AS Roma akan berlangsung, Jumat (6/7/2007).

Lolosnya Mandiri melalui pertandingan yang ketat. Melawan Putra Nagekeo yang butuh tiga poin untuk lolos, Mandiri tidak bisa bermain lepas. Bahkan sepanjang babak kedua, Mandiri selalu berada di bawah tekanan Nagekeo. Tim asuhan Felix Dando dan Helmon Liko begitu mendominasi jalannya pertandingan.

Meski demikian, upaya-upaya me-reka selalu kandas di lini belakang Mandiri yang dikoordinir Lambert Kadju dan Alimin. Selain itu, kiper Mandiri, Ronald Muchtar membuat penyelamatan gemilang sehingga menggagalkan semua peluang emas Nagekeo.

Nagekeo unggul lebih dulu pada menit ke-20. Pemain senior Klethus Gabhe lewat akselerasinya berhasil menaklukkan Ronald. Gol itu mengejutkan anak-anak Mandiri. Tak ingin kecolongan, Pelatih Mandiri, Lukman Hakim langsung menarik tiga pemain, Ones, Ngurah dan Thomas untuk memasukkanJacky, Beni dan Pieter. Strategi ini cukup manjur. Terbukti serangan-serangan mereka lebih bertenaga untuk menekan pertahanan Nagekeo.

Akhirnya pada masa injury time babak pertama, Pieter Fomeni berha-sil menyamakan kedudukan. Terjadinya gol balasan itu berawal dari kesalahan pemain bertahan Nagekeo, Us Dhiu. Us Dhiu yang menguasai bola sengaja menjegal kaki pemain Mandiri, Atus. Dan, Pieter yang menjadi algojo melepaskan tendangan ke tiang jauh yang tidak ditangkap sempurna kiper Nagekeo, Hans Dore.

Di babak kedua, suhu permainan sempat memanas. Target kemenangan membuat Putra Nagekeo tiada henti menggempur pertahanan Mandiri. Pertandingan cenderung keras dan terjadi sejumlah pelanggaran. Beberapa pemain di antaranya, bahkan nyaris berkelahi. Beruntung ketegangan itu bisa didinginkan sehingga tidak ada kericuhan berkelanjutan.Suasana pertandingan menjadi kurang elok ditonton.

Putra Nagekeo sebenarnya memperoleh sedikitnya tiga peluang emas pada babak kedua. Dua tembakan dan satu sundulan nyaris menjebol gawang Mandiri. Dalam suatu kesempatan, pemain depan Nagekeo tinggal menghadapi gawang yang terbuka lebar, tetapi bola yang diceplos tidak mengarah ke mulut gawang. Skor imbang 1-1 bertahan hingga wasit Idris Boli meniup pluit panjang. (eko)


Celebes Makassar tersingkir

PERJUANGAN PS Celebes Makassar untuk meraih satu tiket perempatfinal dari Grup B berakhir sudah. Celebes kalah 0-3 melawan AS Roma dalam pertandingan di Stadion Oepoi-Kupang, Rabu (4/7/2007).

Selama babak penyisihan grup, Celebes meraih tiga poin hasil satu kemenangan atas PS Golewa dan dua kali kalah dari Bon Kota Adonara dan AS Roma. AS Roma tampil sempurna dengan sembilan poin dari tiga kemenangan. Tidak hanya itu, AS Roma hingga saat ini juga menjadi tim tersubur dengan mencetak sebelas gol. Striker Decky Kadja menjadi top skorer sementara dengan empat gol.

Pelatih AS Roma, Zeth Adoe tidak ingin kehilangan muka dari pertandingan ini. Meski sudah pasti lolos, namun dia tetap menurunkan skuad utama. Buktinya, baru satu menit pertandingan berjalan, Oncil Detaq membuka keunggulan AS Roma. Gol ini berawal dari serangan cepat yang dirancang Jimi Hosana. Umpan terobosan yang tidak disangka lini belakang Celebes langsung disambut Oncil yang melepaskan tendangan lob ke sudut jauh. Kiper Celebes, Jufri, yang terlanjur maju tidak bisa menjangkau bola.

Setelah gol ini, Celebes sebenarnya mampu mengimbangi permainan AS Roma. Permainan ngotot anak-anak asuhan Hamril Warsita dan Rudi memaksa pemain depan AS Roma untuk turun membantu pertahanan. AS Roma lebih banyak mengandalkan serangan balik dengan memanfaatkan kecepatan Oncil, Erens, Decky dan Yus. Hingga turun minum tidak ada tambahan gol.

Babak kedua berjalan 15 menit saat Zeth Adoe mena-rik Oncil, Hasim dan Jimi untuk memasukkan Kesa, Johni dan Okto. Baru satu menit masuk, Kesa mencetak gol kedua AS Roma lewat tendangan first time indah. Beberapa saat kemudian, giliran Okto yang mencetak gol ketiga AS Roma.

Zeth Adoe mengatakan, seharusnya AS Roma mencetak lebih dari tiga gol, namun banyak peluang yang disia-siakan. (eko)


Komitmen Dji Sam Soe untuk sepakbola

HASIL yang maksimal tidak serta merta dicapai. Butuh pengorbanan dan waktu yang lama. Sama halnya dengan menggelar turnamen sepakbola. Untuk mendapatkan pemain yang berkualitas, turnamen harus digelar secara kontinyu.

Dji Sam Soe sebagai sponsor utama turnamen sepakbola Dji Sam Soe-Pos Kupang Cup memiliki komitmen untuk secara rutin menggelar turnamen sepakbola. Komitmen itu diungkapkan Regional Marketing Manager Bali dan Nusa Tenggara, PT HM Sampoerna Tbk, Tiarso Widodo di sela-sela menonton pertandingan antara AS Roma melawan Celebes Makassar di Stadion Oepoi-Kupang, Rabu (4/7/2007).

Menurut Widodo, tujuan Dji Sam Soe untuk menggelar turnamen di Kupang untuk menggairahkan sepakbola NTT. NTT, kata Widodo, sebenarnya memiliki talenta pemain bola yang sangat potensial, namun mereka belum diasah secara benar melalui kompetisi reguler.

"Dji Sam Soe dan sponsor pendukungnya ingin agar suatu saat nanti sepakbola NTT bisa berbicara di tingkat nasional. Potensi untuk itu ada. Baik pemain maupun penonton sangat mendukung. Tapi untuk mencapai target itu tidak langsung jadi. Menggelar turnamen pun tidak bisa hanya sekali, tapi harus secara kontinyu," demikian Widodo.

Widodo yang bersama timnya datang dari Denpasar-Bali untuk menyaksikan langsung jalannya turnamen ini, mengatakan berdasarkan laporan yang diterimanya, ada trend peningkatan prestasi dalam sepakbola NTT. Khusus untuk turnamen Dji Sam Soe-Pos Kupang Cup saja, kata Widodo, kualitas tim pesertadari tiga kali penyelenggaraan mengalami peningkatan.

"Ada trend peningkatan prestasi. Kalau tahun ini sudah ada peningkatan, maka saya harapkan tahun depan lebih bagus lagi. Kita semua berharap agar sepakbola NTT terus berkembang," ujarnya. Widodo mengajak seluruh masyarakat dan sponsor pendukung di NTT tetap mendukung pembinaan sepakbola. (eko)

Paidjo rebut emas pertama


ATLET Kabupaten Kupang, Merry Paidjo, berhasil merebut medali emas pertama Pekan Olahraga Daerah Daratan Timor (Pordat) 2005 cabang atletik nomor lari 5.000 meter putri di lintasan atletik Stadion Oepoi-Kupang, Selasa (25/10). Merry masuk di urutan pertama dengan catatan waktu 20.01 menit. Juara kedua dan ketiga direbut atlet Timor Tengah Selatan (TTS), Desty Konkase (20.08) dan Sarce Nenokeba (20.38).

Perlombaan atletik dilakukan usai pembukaan Pordat 2005 oleh Wakil Gubernur NTT, Drs. Frans Lebu Raya. Atletik pada Pordat 2005 ini melombakan tiga nomor putra dan putri, yakni 1.500 meter, 5.000 dan 10.000.

Pada perlombaan yang disaksikan ratusan penonton itu, sejak dilepas oleh Willem Radja dari garis star, dua atlet TTS, Sarce Nenokeba dan Desty Konkase, yang saat ini menghuni PPLP NTT langsung memimpin. Di belakangnya, Merry Paidjo, Novrianti Nope (Kota Kupang), Sherly Tsu (Kabupaten Kupang) yang juga atlet PPLP terus membuntuti. Namun di putaran kelima, perlahan tapi pasti Desty, Sarce dan Merry mulai meninggalkan lawan-lawannya. Sementara itu, atlet TTU, Elisabeth Akon dan dua atlet Belu, M Rangga, dan Angelina Soares jauh tertinggal.

Strategi yang dipakai Merry dalam perlombaan ini cukup bagus. Sadar kalau dua lawannya lebih diunggulkan untuk menang, Merry terus menempel di posisi ketiga dengan tetap menjaga jarak. Memasuki tiga putaran terakhir, Merrry berhasil masuk di posisi kedua di depan Sarce Nenokeba. Dan, mengandalkan langkahnya yang panjang, Merry berhasil mengambil alih pimpinan lomba di dua putaran terakhir yang dipertahankannya hingga finis.

Sarce Nenokeba dan Desty Konkase yang ditemui usai perlombaan tidak bisa menyembunyikan kekecewaannya. Keduanya mengaku hanya kalah strategi dari Merry ternyata lebih siap untuk menang.

"Saya kecewa karena kalah. Namun ini akan menjadi catatan sehingga saat lomba nomor 10.000 meter kami bisa mempersembahkan medali emas bagi TTS," ujar Sarce Nenokeba.

Pelatih atletik NTT, Agus Parera, yang dimintai komentarnya tentang hasil tersebut menyatakan para atlet masih perlu latihan secara serius. "Catatan waktunya belum terlalu bagus. Catatan waktu ini masih jauh di bawah rekor NTT. Mereka memang atlet baru sehingga masih butuh dua hingga tiga tahun lagi untuk mencapai rekor yang bagus," ujar Parera.

Usai perlombaan dilakukan upacara penghormatan pemenang dilanjutkan dengan pengalungan medali oleh Wakil Bupati TTS. Drs. Pieter Lobo. Usai pengalungan medali dilakukan foto bersama para atlet juara dengan Drs. Pieter Lobo, Wakil Ketua II/Ketua Harian KONI NTT, Esthon Foenay, M.Si, Ketua Harian KONI Kota Kupang, Yonas Salean, dan para pejabat lainnya. (eko)

Pordat untuk capai prestasi


"HARUS kita akui bahwa perkembangan olahraga di Nusa Tenggara Timur (NTT) masih jauh dari apa yang diharapkan. Untuk itu tugas dan tanggung jawab kita adalah berusaha untuk memajukannya. Saya harapkan Pordat 2005 ini menjadi ajang untuk mencapai prestasi yang lebih tinggi."

Demikian Wakil Gubernur NTT, Drs. Frans Lebu Raya, ketika membuka Pekan Olahraga Daerah Daratan Timor (Pordat) di Stadion Oepoi-Kupang, Selasa (25/10). Hadir dalam acara pembukaan itu, Wakil Ketua II/Ketua Harian KONI NTT, Esthon Foenay; Ketua DP RD NTT, Mel Adoe; Danrem 1621, APJ Noch Bolla; Danlanud El Tari Kupang, Lalu Amdaniq; Walikota Kupang, SK Lerik; Wakil Bupati Belu, Gregorius Mau Bili; Wakil Bupati TTS, Drs. Pieter Lobo, dan para pejabat lainnya.

Lebu Raya berharap para atlet, pelatih dan ofisial serta pecinta olahraga di NTT untuk memanfaatkan Pordat 2005 ini sebagai ajang menguji kemampuan menuju prestasi gemilang. Untuk mencapai itu Frans Lebu Raya meminta agar persaudaraan, kebersamaan dengan menjunjung tinggi sportifitas harus tetap terjalin.

"Saya berpesan agar jalinan kebersamaan, persaudaraan untuk mencapai prestasi dimulai dari Pordat ini. Tekad untuk menang boleh dicanangkan oleh semua kontingen, tetapi saya minta untuk tetap menjunjung tinggi sportifitas walaupun harapan untuk menang terus bergelora dalam dada," ujarnya.

Sementara itu, Ketua Umum Panitia Pordat 2005, Yonas Salean, dalam laporannya mengatakan, Pordat 2005 diikuti oleh lima kabupaten di daratan Timor, yakni Kota Kupang, Kabupaten Kupang, TTS, TTU dan Belu. Sebanyak 1.300 atlet yang akan memperebutkan 1.100 medali emas, perak dan perunggu akan bertanding dan berlomba di 13 cabang olahraga. Cabang olahraga pada Pordat 2005 ini, yakni atletik, tinju, kempo, bolavoli, sepaktakraw, pencaksilat, karate, catur, tenis meja, tenis lantai, bulutangkis, taekwondo dan bermotor.

Upacara pembukaan ditandai dengan pelepasan balon oleh Wakil Gubernur NTT, Drs. Frans Lebu Raya, bertuliskan Pordat 2005. Usai pembukaan dilanjutkan dengan show drum band SMAK Giovanni Kupang. Setelah itu dilanjutkan dengan penampilan eksibishi atlet binaraga NTT, yakni Made Dwija, Ahmadi Kandolang, Dedy Koso dan Jefren Asamani. Setelah itu langsung dilanjutkan dengan perlombaan cabang atletik nomor lari 5.000 meter. (eko)

Tunas Muda spektakuler


SEPAKBOLA tak bisa ditakar secara matematis. Kualitas individu, pengalaman bertanding dan ambisi belum cukup untuk mengantar sebuah tim menuju kemenangan. Motivasi bertanding, tekad untuk menang dan ‘tak merasa diri besar’ juga merupakan kekuatan yang tidak bisa disepelekan.

SSB Tunas Muda menampilkan itu semua di Stadion Oepoi-Kupang, Jumat (4/8) petang. Melawan PS Britama Kupang, SSB Tunas Muda tampil spektakuler untuk memetik prestasi yang tidak banyak diprediksi komunitas masyarakat gila bola (Mas Gibol) Kota Kupang. Bermain imbang 1-1 dalam pertandingan waktu normal 120 menit, tim asuhan Johni Lumba dan Anton Kia itu membungkam tim unggulan, PS Britama Kupang 3-2 dalam drama adu penalti. Tunas Muda lolos ke final untuk melawan AS Roma. Final ideal yang ditunggu Mas Gibol.

Bermain di atas angin, Britama Kupang menguasai permainan sejak kick-off dimulai wasit Herman Willa. Alfred Come, Umbu Yogar, Castello dan Jimi Lebao menguasai irama permainan. Umpan-umpan matang mereka cukupo menekan pertahanan Tunas Muda. Absennya Primus Sivelmus karena akumulasi kartu kuning ternyata tidak berpengaruh pada lini depan Britama. Ferdy Pere yang bertandem dengan Hendra Takunama memainkan perannya dengan baik.

Namun mereka harus berusaha keras untuk menaklukkan Leandro, Pinto Fernandez, Pinto dan Regi Kapilawi di lini belakang Tunas Muda. Permainan lugas Pinto dkk membuat gawang Dion Fernandez selamat dari kebobolan. Usaha-usahaBritama Kupang membuahkan hasil pada menit ke-18. Berawal dari umpan Hendra, Ferdy Pere yang berdiri bebas menanduk bola masuk ke gawang Dion.

Keunggulan bagi Britama tidak mengubah tempo permainan. Namun, anak-anak Tunas Muda mulai berani menekan. Maksi Kami yang menjadi penyerang lubang berhasil mengkoordinir permainan. Terbukti pada menit ke-27 Tunas Muda menciptakan kemelut di depan gawang Britama yang berawal dari tendangan sudut. Tak kuat menahan gempuran, bek Britama, Gadri menyentuh bola dengan tangan di dalam kotak penalti. Wasit Herman Willa menunjuk titik penalti dan Maksi Kami sukses menaklukkan Ridwan Kamahi. Kedudukan 1-1 bertahan hingga turun minum.

Di babak kedua permainan masih berlangsung imbang. Tunas Muda yang begitu termotivasi karena mampu menyamakan kedudukan bermain hidup di semua lini. Sementara di kubu Britama, para pemain terlihat kelelahan. Sadar akan kondisi pemainnya, Helmon Liko menarik Alfred, Umbu Yogar dan Ferdy Pere dan memasukkan Syahlan Umar, Keny dan Sole. Pergantian ini menambah daya dobrak Britama. Namun, usaha-usaha mereka dengan mudah diamankan Dion Fernandez yang tampil cemerlang.

SSB Tunas Muda yang memasukkan Vian Tokan, Ardy Ora, Beny dan Ridwan dapat merusak pola permainan Britama. Alderon dari kiri dan Thomas dari kanan, memaksa lini belakang Britama berjibaku menghalau bola. Suhu pertandingan pun makin meninggi. Tak urung benturan-benturan keras sering terjadi. Tak segan-segan Herman Willa mengeluarkan kartu kuning bagi pemain yang melakukan pelanggaran. Britama yang kena batunya ketika bek kanannya, Algadri harus meninggalkanlapangan karena terkena akumulasi dua kartu kuning.

Bermain dengan sepuluh orang, Helmon Liko rupanya tidak mau mengambil risiko. Sole ditarik untuk memainkan Usman Asafah mengisi posisi bek kanan. Unggul dalam jumlah pemain, Tunas Muda terus menekan. Terhitung dua kali Maksi Kami yang sudah berhadapan dengan gawang yang kosong gagal mencetak gol. Hingga waktu 2x45 selesai, tidak ada tambahan gol yang tercipta.

Pertandingan dilanjutkan dengan tambahan waktu 2x15 menit. Namun hingga masa perpanjangan waktu usai, juga tak ada gol yang tercipta. Penentuan pemenang dilakukan lewat adu penalti. Saat Adu penalti, Dion tampil sebagai pahlawan. Tendangan Castello Branco dan Jimi Lebao berhasil ditepisnya, sedangkan tendangan Hendra Takunama hanya membentur mistar gawang lalu bergulir keluar. Britama hanya berhasil mencetak dua gol lewat Keny Mau dan Thimos Hayon. Sementara dari kubu Tunas Muda, Thomas dan Ardy gagal menaklukkan Ridwan Kamahi sedangkan Pinto, Alderon dan Maksi Kami sukses.

Stadion Oepoi pun pecah dengan teriakan histeris pemain Tunas Muda begitu Maksi Kami mencetak gol penentu. Isak tangis tak tertahankan dari pemain dan ofisial Tunas Muda. Dion Fernandez digendong dan diarak dalam lapangan. Tak ketinggalan ibu-ibu pun turun dari tribun berbaur dalam lapangan. Lolos ke final, Tunas Muda melalui perjalanan yang spektakuler. (eko)


Britama kurang beruntung

MENGACU pada kualitas tim, PS Britama Kupang seharusnya mampu mengalahkan SSB Tunas Muda. Namun, Britama Kupang kurang beruntung dan tidak bisa memanfaatkan peluang yang mereka peroleh. Demikian komentar kapten PS Britama Kupang, Kristoforus Umbu Yogar usai pertandingan melawan Tunas Muda di Stadion Oepoi-Kupang, Jumat (4/8) petang.

Contoh ketidakberuntungan Britama adalah peluang emas yang diperoleh lewat Ferdy Pere pada waktu normal 2x45 menit dan Hendra Takunawa. Hendra gagal mencetak gol dari titik penalti pada masa perpanjangan waktu. Seandainya Hendra sukses, Britama bisa menang 2-1.

Gagal ke final, Umbu Yogar jujur mengaku kecewa namun tetap menerima hasil pertandingan itu. Secara tim, Umbu mengatakan kalau Britama Kupang sudah bermain cukup baik sesuai pola dan strategi yang diinstruksikan Pelatih Helmon Liko. Namun, tambahnya, pola itu tidak berkembang secara maksimal. "Kami sudah kalah dan tidak mau mengkambinghitamkan siapa-siapa. Tetapi semua orang yang ada di stadion melihat bahwa kami banyak dirugikan," ujar Umbu. Umbu mencontohkan keputusan wasit saat timnya mendapat hukuman penalti. Seharusnya, demikian Umbu Yogar, wasit meniup pelanggaran untuk Britama, karena sebelum Gadri menyentuh bola, pemain Tunas Muda lebih dulu melakukan pelanggaran terhadap kiper Ridwan Kamahi.

Umbu Yogar juga memuji penampilan pemain-pemain Tunas Muda yang meski masih berusia belia, namun menampilan permainan berkualitas dan pantang menyerah. Umbu mengharapkan agar pemain-pemain Tunas Muda terus dibina secara baik agar suatu saat bisa mengharumkan nama daerah.

Pelatih SSB Tunas Muda, Johni Muda dan Anton Kia tak bisa menyembunyikan rasa sukacitanya atas hasil tersebut. Dengan berlinang air mata bahagia, Johni dan Anton mengaku nyaris tidak percaya kalau timnya sudah lolos ke final. "Ini hasil yang benar-benar spektakuler. Ketika kami lolos ke semifinal, saya sudah katakan bahwa ini sudah merupakan prestasi yang sangat membanggakan. Namun, kini kami sudah di final, sesuatu yang tidak pernah kami bayangkan. Saya pikir ini adalah hasil perjuangan keras anak-anak dan dukungan semua pihak," ujar Johni. (eko)


Britama SoE incar juara III

GAGAL lolos ke final tentunya mengewakan PS Britama Kupang karena gagal mencapai target yang sudah dipatok. Namun perasaan itu harus dibuang jauh karena sore ini, Sabtu (5/8), mereka akan bertemu dengan PS Britama SoE untuk memperebutkan tempat ketiga turnamen sepakbola Dji Sam Soe-Pos Kupang Cup 2006.

Pertandingan penuh nuansa. Bagi Britama Kupang, partai ini mungkin tidak lagi bergengsi, tetapi tidak bagi Britama SoE. Klub dengan latar belakang sponsor yang sama bukan berarti yang satu harus mengalah. Gengsi daerah akan menjadi taruhan. Britama SoE tidak akan mengalah karena melawan ‘saudaranya’ sendiri.

Tekad untuk mencatat prestasi jauh-jauh hari sudah diungkapkan manejer Britama SoE, Adi Bisinglasi. "Kami memiliki target sendiri dalam turnamen ini. Kami ingin memberikan pengalaman kepada pemain-pemain muda yang ada. Bermain penuh dan total karena tak ada kata kalah bagi kami sebelum pertandingan berakhir," ujar Adi Bisinglasi.

Pelatih Britama SoE, Mathias Bisinglasi pun mengungkapkan hal yang sama. Mathias mengatakan, ia sudah merancang strategi untuk menghadapi Krisforus Umbu Yogar dkk. Sadar kalau lawan memiliki pemain yang bagus baik tim inti maupun cadangan, Mathias akan menurunkan skuad terbaiknya. "Kami akan menurunkan semua pemain terbaik yang ada. Kami tetap berusaha mencuri kemenangan atau meraih juara III karena target kami bukan hanya habis di turnamen ini," tandasnya.

Bagaimana dengan Britama Kupang? Umbu Yogar dkk tidak ingin dipermalukan di kandangnya sendiri. Target lolos ke final sudah lepas, namun bukan berarti mereka tidak menginginkan tempat ketiga. Britama Kupang yang tahun lalu merebut juara tiga dengan mengalahkan PS Sandel Wood tidak mau menyerah kalah begitu saja. Toh juara dengan merebut juara ketiga berarti prestasi tim asuhan Helmon Liko itu stabil.

Artinya, Krisforus Umbu Yogar dkk harus melupakan ‘kesedihan’ setelah dikalahkan SSB Tunas Muda, Jumat (4/8). Bermain penuh untuk merebut kemenangan tetap menjadi target. "Meski melawan Britama SoE, kami tetap akan bermain penuh untuk memenangkan pertandingan. Semua pemain kami siap, meski ada beberapa yang mendapat akumulasi kartu kuning," ujar Umbu Yogar.

Dua bek kiri dan kanan Britama Kupang, Algadri dan Marcel Bitol memang terkena larangan bertanding. Namun penggantinya, Usman Asafah dan Victor Kapitan memiliki kualitas yang seimbang. Kembalinya Primus Sivelmus akan membuat lini depan Britama Kupang semakin tajam. Namun untuk meraih kemenangan, mereka harus benar-benar melupakan ‘kesedihannya’ seperti tekad Umbu Yogar. Pasalnya, anak-anak SoE yang tentu bermain lepas akan menjadi momok yang mematikan kalau dibiarkan bebas memainkan bola.

Menarik untuk memberikan prediksi tentang hasil pertandingan ini. Britama Kupang akan berusaha untuk menyamai prestasi tahun lalu. Sedangkan Britama SoE yang sudah puas lolos ke semifinal akan bermain tanpa beban. Ada juga kemungkinan kalau jalannya pertandingan akan monoton dan tanpa greget karena keduanya tak saling menjegal. Kalau ini yang terjadi maka permainan bisa berlangsung anti-klimaks. (eko)

Kabupaten Kupang juara umum Porda 2006

KABUPATEN Kupang keluar sebagai juara umum Pekan Olahraga Daerah (Porda) NTT 2006 yang berlangsung di Kupang tanggal 9-15 September 2006. Hingga pertandingan 12 cabang olahraga berakhir, Jumat (15/9/2006) malam, Kabupaten Kupang mengumpulkan 47 medali emas, 30 perak dan 24 perunggu.

Kota Kupang berada di urutan kedua dengan koleksi 39 emas, 30 perak dan 20 perunggu. Kesuksesan Kabupaten Kupang tidak terlepas dari kesuksesan atlet-atletnya menjadi juara umum di cabang kempo, pencaksilat, bolavoli, atletik, sepaktakraw, tenis meja dan catur. Kota Kupang yang berada di posisi kedua hanya menguasai cabang tenis lapangan, tinju dan taekwondo. Cabang bulutangkis menjadi milik Manggarai Barat, sementara Belu menguasai cabang karate. Kabupaten Ende berada di urutan kelima dengan koleksi 8 emas, 11 perak dan 10 perunggu.

Porda NTT 2006 yang diikuti sekitar 2.500 atlet dari ofisial dari 16 kabupaten/kota se-Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) ditutup secara resmi oleh Wakil Gubernur (Wagub) NTT, Drs. Frans Lebu Raya di Stadion Oepoi-Kupang, Jumat (15/9) petang. Hadir dalam acara penutupan tersebut, Ketua Harian KONI Propinsi NTT, Ir. Esthon L Foenay, M.Si, Kapolda NTT Brigjen (Pol) RB Sadarum, Ketua Umum Panitia Porda NTT 2006, Drs. Umbu Saga Anakaka, Wakil Bupati Timor Tengah Utara (TTU), Raymundus Fernandes, pimpinan kontingen 16 kabupaten/kota serta undangan lainnya.

Upacara penutupan diawali defile atlet dan ofisial dari 12 cabang olahraga yang dipertandingkan dan dilombakan selama Porda NTT 2006. Jika pada upacara pembukaan, defile peserta berasal dari masing-masing kabupaten/kota, maka saat penutupan para atlet berbaur menjadi satu di cabangnya. Defile yang dipandu drum band SMUK Giovanni Kupang diawali para atlet dari cabang atletik disusul bolavoli, bulutangkis, catur, kempo, karate, pencaksilat, sepaktakraw, tinju, taekwondo, tenis meja dan tenis lapangan. Pada saat berlangsung upacara penutupan di Stadion Oepoi, dua cabang masih menggelar pertandingan yaitu cabang pencaksilat di Aula Komodo dan cabang tinju di GOR Flobamora. Pertandingan final cabang pencaksilat bahkan baru berakhir sekitar pukul 01.00 Wita, Sabtu (16/9).

Ketua Umum Panitia Porda NTT 2006, Drs. Umbu Saga Anakaka dalam laporannya menyatakan Porda 2006 berlangsung sukses dan terjadi peningkatan prestasi pada hampir semua cabang olahraga yang dipertandingkan. "Semua kontingen peserta memperoleh medali. Hal ini menggembirakan dan karena setiap daerah berlomba-lomba memacu prestasinya," kata Anakaka.

Umbu Saga Anakaka mengakui ada kekurangan atau keterbatasan selama berlangsungnya Porda NTT 2006. "Atas kekurangan tersebut kami dari panitia mohon maaf. Semoga kita berjumpa lagi di Porda NTT tahun 2010," kata Anakaka.

Wakil Gubernur NTT, Drs. Frans Lebu Raya dalam sambutannya sebelum menutup pesta olahraga multieven terbesar di NTT tersebut mengucapkan terima kasih 16 kontingen yang berpartisipasi dalam Porda 2006. "Terima kasih kepada KONI NTT serta KONI 16 kabupaten/kota beserta seluruh jajarannnya. Juga kepada panitia pelaksana dan semua pihak yang terlibat dalam kegiatan ini Porda NTT 2006 bisa berjalan sukses karena kerja sama kita semua dalam semangat persahabatan yang merupakan warisan terbesar olahraga," kata Lebu Raya.

Wagub mengucapkan selamat kepada para atlet yang meraih prestasi terbaik sambil mengingatkan agar mereka tidak terlena dengan prestasi yang ada. Mereka hendaknya tetap giat berlatih untuk even yang lebih tinggi dan terutama persiapan ke pra PON tahun depan dan PON 2008 di Kalimantan Timur. "Yang gagal pun perlu bersyukur dan jangan kecewa. Seorang atlet bisa belajar dari kegagalannya untuk memperbaiki diri di masa mendatang," ujarnya.

Puncak dari acara penutupan Porda NTT 2006 adalah menari ja’i bersama. Tarian tradisional asal Kabupaten Ngada yang sedang populer di kalangan masyarakat NTT tersebut menghangatkan suasana di Stadion Oepoi Kupang. Suasana makin meriah ketika Wagub Frans Lebu Raya bersama Ketua Harian KONI NTT, Ir. Esthon L Foenay, Kapolda NTT, Ketua Umum Panitia Porda, Drs. Umbu Saga Anakaka serta undangan lainnya bergabung dalam tarian ja’i dengan seluruh atlet dari 12 cabang olahraga. (eko/osi)

Qanasex luar biasa

LUAR biasa Qanasex FC. Sama sekali tidak diperhitungkan, mereka membuat langkah awal cemerlang dalam turnamen Dji Sam Soe-Pos Kupang 2007. Dalam pertandingan di Stadion Oepoi-Kupang, Senin (25/6/2007), Qanasex menang 1-0 atas tim kuat Kristal FC.

Qanasex langsung menempati posisi kedua klasemen sementara Grup C dengan tiga poin. Poin mereka sama dengan Persado Oesao, namun kalah produktivitas gol. Sementara Kristal FC menempati posisi ketiga di atas Britama SoE.

Pertandingan antara Qanasex melawan Kristal berlangsung dalam tempo sedang. Hujan rintik yang terus mengguyur membuat lapangan licin dan agak berlumpur. Kontrol bola dari pemain kedua tim tidak berjalan mulus. Alur bola kurang terarah dan sering terlihat pemain kedua tim asal tendang ke depan.

Kristal yang diunggulkan dalam pertandingan ini sebenarnya bermain cukup baik. Mengandalkan Hengky Patiwel, Alex, Deny Benggu, Enzo, Nyongky, Vegan dan Juan mereka unggul dalam teknik dan strategi. Buktinya, mereka lebih menguasai bola. Namun mereka tidak mudah menembus pertahanan QFC yang digalang Pe’u Lisnahan. Masuknya Maksi Kami menggantikan Danpho juga tidak membawa hal positif bagi tim.

Aksi sapu bersih dari Pe’u, Dalman, Agur, Jecki dan Jefri menggagalkan usaha Maksi dan Deny. Selain itu, penampilan gemilang dari kiper Qanasex, Charles Lisnahan berhasil mematahkan semua peluang Kristal. Hingga turun minum, kedudukan masih tanpa gol.

Di babak kedua pertandingan yang dipimpin Wasit Yaya Huru dibantu Stef Bria dan Ferninand Takoy itu, kedua tim melakukan sejumlah pergantian. Permukaan lapangan yang berlumpur cukup menguras stamina pemain sehingga perlu pemain yang lebih bugar.

Rupanya tim asuhan Novrianto Lisnahan yang lebih beruntung. Masuknya Mechu menggantikan Viks cukup efektif. Qanasex FC mampu mencetak gol melalui Mechu ketika pertandingan tersisa sepuluh menit. Proses terjadinya gol Qanasex bermula dari kesalahan lini belakang Kristal. Palang pintu Kristal, Juan terlalu jauh meninggalkan wilayahnya. Mechu yang tidak terkawal dengan mudah menyambar umpan Anton menjadi gol. Dengan sekali sentuh Mechu menaklukkan kiper Kristal, Rian Pati.

Unggul 1-0, Qanasex merapatkan pertahanan. Sementara Kristal yang masih memiliki peluang terus menekan. Tim asuhan pelatih Johni Lumba itu beberapa kali mendapat peluang emas untuk mencetak gol. Tetapi hingga Yaya Huru meniup pluit panjang, tak ada gol yang bisa mereka ciptakan. (eko)



Pembuktian dari Perselaya

NAMA Perselaya dalam kancah persepakbolaan Kabupaten Flores Timur (Flotim) tidak asing lagi. Menyebut Perselaya berarti menyebut nama klub juara. Mereka juara karena memiliki tradisi dan kualitas. Petang ini, Selasa (26/6/2007) di Stadion Oepoi Kupang, Perselaya Lamahala harus memberikan pembuktian saat melawan Mandiri FC.

Mengusung nama Lamahala dan Flotim, mereka bukan tim ayam sayur. Dimasukkan dalam tim unggulan untuk menjuarai turnamen karena tim luar Kota Kupang itu berkualitas tinggi.

Romy Bunga punya Ardy Pukan, Subhan Tokan, Santos, Firdaus, Koken, Syukur dan lainnya. Dia bisa berbuat apa saja tentang taktik dan strategi dengan skuadnya. Subhan Tokan bisa bermain di posisi apa saja. Dia juga bisa bekerja sendirian di belakang meski harus berhadapan dengan lebih dari satu pemain lawan. Bersama Santos kekuatan lini belakang mereka tidak diragukan.

Perselaya juga memiliki pemain tengah yang bagus. Koken, Firdaus, Syukur dan lainnya adalah pelayan yang baik untuk striker. Masuknya striker Persebata Lembata, Ardy Pukan dalam skuad Perselaya membuat lini tengah Perselaya tidak perlu berpikir bagaimana mencetak gol. Asal dilayani dengan baik, Ardy bisa mencetak gol kapan saja di saat lawan lengah.

Dan, satu hal yang tak boleh dipandang remeh adalah fanatisme suporter. Dukungan sesepuh Lamaholot di Kupang seperti Anton Pati Mangoe dan Muhammad Wongso adalah suntikan spirit yang sangat berarti bagi Perselaya. "Bagi kami orang Lamahala, se-pakbola adalah segala-gala-nya. Kami akan mendukung tim kami dengan cara sendiri tanpa melupakan nilai-nilai sportivitas dalam menuai kemenangan," kata Wongso.

Tapi catatan di atas baru di atas kertas. Belum tentu semuanya terjadi di Stadion Oepoi. Tahun 2005 lalu, orang tidak pernah mengira Lukman Hakim dan Frangky Amalo membawa Mandiri menjadi juara turnamen per-dana Dji Sam Soe-Pos Ku-pang Cup. Orang lebih mengunggulkan Britama, AS Roma, Sandelwood dan lainnya. Tapi Lambert Kadju, Zulkifli dkk bukan orang baru dalam sepakbola NTT. Mereka juara karena punya mental, kualitas dan talenta.

Artinya, petang ini Perselaya tidak mungkin bermain dengan bebas. Mad Ivan dan Ronald Muchtar akan mendukung Lambert Kadju menjadi palang pintu Mandiri. Strategi sapu bersih yang sering diperagakan sudah terbukti di banyak turnamen. Di tengah, mereka punya Mujibu Rahman, Atus, Ismail dan Pieter Fomeni.

Kalau strategi mereka berjalan baik, anak-anak Mandiri biasanya tidak terlalu memusingkan posisi striker Zulkifly Umar. Zulkifly boleh dibilang pemain yang paling pintar mencari posisi. Mereka sudah tahu apa yang harus mereka sodorkan kepada Zulkifly. Kalau Zulkifly tampil prima, Subhan Tokan sebaiknya tidak terlalu sering naik membantu serangan. Striker ini punya kemampuan untuk berbuat apa saja di pertahanan lawan ketika bola sudah berada di kakinya.

Dari fakta-fakta ini, jelas bahwa partai sore ini adalah big match. Dua tim besar akan beradu. Satunya dari Flotim dan lainnya asal Kota Kupang. Siapa yang terbaik? Semuanya tergantung para pemain dan pelatih. Ketat dan bergengsi. Namun, bila siapa yang terpengaruh dengan pola permainanlawan, apalagi sampai terpancing untuk bermain kasar, jangan harap mampu memenangkan pertandingan. (eko)

Menang atau tersingkir


MOTANG Rua dan AS Roma mengalami nasib yang sama dalam laga perdana. AS Roma kalah 0-2 dari Britama Kupang sedangkan Motang Rua kalah 0-1 dari Putra Samudera. Nasib buruk itu menjadikan pertemuan kedua tim ini, Kamis (20/7), merupakan partai hidup mati. Menang adalah harga mati atau kalah untuk tersingkir. Menegangkan sejak awal pertandingan membuat suhu pertandingan sore ini akan berbeda.

AS Roma merupakan klub ternama di Kota Kupang. Sejumlah pemain besar lahir dari klub asal Kuanino-Kupang ini. Hengkangnya sejumlah pilarnya ke klub lain memang membuat tim ini agak goyah. Namun Zet Adoe tidak mengultuskan kekuatan individu, tetapi kerjasama dalam tim. Artinya, AS Roma masih bisa menang dengan kekuatan sekarang. "Sepakbola adalah permainan tim, bukan milik individu tertentu. Saya sudah minta anak-anak untuk kerja sama, kompak dan tidak cepat menyerah. Kami akan mencuri poin kemenangan untuk mendapatkan peluang lolos," ujar Zeth Adoe.

Zeth mengaku buta dengan kekuatan Motang Rua. Zeth menganggap semua tim sama bagus dan setiap pertandingan yang dilakoni timnya dianggap partai final. "Kami tidak boleh terlena dengan meremehkan kekuatan lawan. Kami harus bermain dengan ciri khas kami, tanpa didikte oleh permainan lawan," ujar Zeth Adoe. Zeth yakin dengan kemampuan timnya. "Kami targetkan kemenangan. Saya pikir para suporter akan tetap mendukung kami,"tambahnya.

Bagaimana dengan Motang Rua. Pelatih Ferry Cangkung pasti meminta para pemainnya bermain lebih ngotot terutama dalam penyelesaian akhir. Ferry dan tim asuhannya sangat paham dengan strategi dan kualitas lawannya. Dia sudah menyiapkan Hyero dan Atus untuk mengganggu konsentrasi Ferry Awang dan Jose Fatima di lini pertahanan AS Roma.

"Ini adalah partai hidup mati. Meski lawan sangat kuat, namun kemenangan harus kami rebut. Kami akan berusaha mengeluarkan semua kemampuan terbaik kami," ujar Ferry Cangkung.

Sadar kalau lawannya memiliki pemain-pemain lini kedua seperti Oncil, Yus Ressi, Roby dan Hasim yang bisa mencetak gol dari jauh, Ferry akan meminta pemainnya untuk mematikan mereka sebelum mencapai kotak 16 meter. Bermain aman untuk memaksa AS Roma tertekan. Di saat itulah, Motang Rua akan menyerang balik lewat kecepatan Hyero dan Atus.

Permainan terbuka pasti diragakan AS Roma. Mengandalkan Yus sebagai pengatur serangan mereka harus mencetak gol sejak dini. Pasalnya, pemain-pemain AS Roma akan kehilangan daya juang jika berkali-kali sulit memecah kebuntuan timnya. Faktor ini tentunya sudah diantisipasi Zeth Adoe dan Goerge Nafi. Yang pasti peluang kedua tim untuk memenangkan pertandingan adalah seimbang. Bedanya, AS Roma yang akan mengandalkan kekompakan tim dan faktor pelatih bertangan dingin bisa menang kalau lebih dulu mencetak gol. Sebaliknya Motang Rua meski memiliki semangat juang yang tinggi, namun sering kesulitan dalam mencetak gol. (eko)

Beban QFC BTN

KIPRAH runner-up turnamen sepakbola Dji Sam Soe-Pos Kupang Cup 2005, QFC BTN belum memuaskan penggemarnya. Dalam laga perdana melawan Pertamina, QFC BTN ditahan imbang 1-1. Karena itu kemenangan atas Rasta FC merupakan target satu-satunya tim asal Kolhua itu dalam pertandingan, Kamis (20/7) ini. Target ini bisa menjadi beban mental jika tidak dikelola secara baik.

Kalah 0-1 dari Britama SoE bukan berarti Rasta bermain buruk. Keyakinan untuk bersaing masih ada dalam diri Deny Benggu dkk sehingga pertandingan sore ini diprediksi berlangsung ketat. QFC BTN memiliki kelebihan dalam hal kekompakan. Tim dengan nama lengkap Qanasex FC yang didirikan Lisnahan bersaudara sejak 1997 ini sudah memperlihatkannya saat melawan Pertamina.

Meski demikian, sang pelatih Novrianto Lisnahan tidak ingin diposisikan sebagai tim unggulan. Lisnahan sadar kalau lawan-lawannya di Grup B sangat berkualitas. "Kami hanya ingin bermain dengan baik tanpa dibebani target. Kemenangan adalah impian semua tim, namun kami juga harus sadar dengan kekuatan yang ada. Prinsip kami kemenangan harus direbut secara sportif," ujar Lisnahan.

Dengan pola klasik 4-4-2, Lisnahan masih mengandalkan Hendrik dan Vicky untuk mendobrak pertahanan Rasta. Kedua striker ini akan dilayani Fajar, Eky, Oleng dan Life dari tengah. Sementara di belakang, Pe’u dan Leo akan saling mengisi untuk memudahkan Dody menangkap bola bersih. Di sinilah kekuatan QFC. Kiper Dody Lisnahan hanya bisa ditaklukkan kalau lawan bisa menciptakan kemelut di depan gawangnya. Itulah pekerjaan rumah Ferry Gago. Mengandalkan pemain senior Dedy Benggu, Rasta memiliki peluang itu. Namun, Hengky Patiwel harus mendapat dukungan dari rekan-rekannya. Kalau Hengky bekerja sendirian, ia akan mudah dibendung lawan dan tak akan menghasilkan umpan matang buat Deny atau Lorens Lay.

Duel ini akan berlangsung menarik. Di saat anak-anak Rasta ingin merebut poin agar membuka peluangnya lolos ke delapan besar, mereka tidak hanya berhadapan dengan pemain QFC tetapi juga penontonnya. Fanatisme suporter QFC adalah kekuatan lain dari pasukan Lisnahan. (eko)


Hujan gol di Oepoi

PACEKLIK gol turnamen Dji Sam Soe-Pos Kupang Cup 2006 berakhir pada hari kelima, Rabu (19/7). Pertandingan kedua Grup A antara PS Britama Kupang melawan Putra Samudera melahirkan hujan gol di Stadion Oepoi-Kupang. Tercatat tujuh gol berhasil dicetak kedua tim saat Britama Kupang menang tipis 4-3 atas Putra Samudera.

Empat gol Britama Kupang dipersembahkan Primus Sivelmus, Jimi Lebao, Hendra Takunawa dan Ferdy Pere, sedangkan Putra Samudera mencetak dua gol lewat Jefry Dethan dan Oscar. Satu gol Putra Samudera lainnya adalah gol bunuh diri pemain belakang Britama Kupang, Kiser Mbou.

Britama Kupang kini memimpin klasemen Grup A dengan enam poin dan secara obyektif pasti lolos ke perempatfinal karena hanya butuh hasil seri melawan Motang Rua Manggarai dalam pertandingan terakhir. Putra Samudera dengan koleksi tiga poin masih berpeluang lolos ke perempatfinal. Syaratnya mengalahkan AS Roma dalam pertandingan terakhir. Kemenangan Britama Kupang juga berpengaruh pada pertandingan antara AS Roma melawan PS Motang Rua Manggarai, Kamis (20/7) ini.

Meski menurunkan komposisi tim yang agak berbeda dengan pertandingan pertama melawan AS Roma, pasukan Helmon Liko tetap kompak. Castello, Keny dan Zola yang diturunkan lebih dulu memainkan perannya dengan baik. Meski demikian, serangan yang dibangun melalui Keny dan Zola lebih banyak berputar-putar di tengah lapangan.

Hal itu memaksa striker Hendra Takunawa turun menjemput bola dari lini kedua. Hendra berperan sebagai penyerang lubang yang menopang Primus. Primus berhasil membuka gol untuk Britama menit ke-23. Dua menit kemudian, giliran Jimi Lebao yang mencetak gol memanfaatkan kemelut di depan gawang Maksi Boboy. Kedudukan 2-0 untuk Britama Kupang bertahan hingga turun minum.

Pertandingan seru berlangsung selama babak kedua dengan terciptanya lima gol. Ketika babak kedua baru berjalan satu menit, Putra Samudera berhasil memperkecil ketinggalannya. Berawal dari serangan balik Dedy Dethan, Jefry Dethan berhasil melewati hadangan lini belakang Britama. Saat Jefry hendak melakukan eksekusi, pemain Britama, Tupong menjegalnya dari belakang. Wasit, Yaya Huru langsung menunjuk titik penalti. Oscar Patty yang menjadi algojo berhasil menaklukkan kiper Ridwan Kamahi. Gol ini meningkatkan tempo permainan dan motivasi bertanding Putra Samudera.

Tak ingin terkejar keunggulannya, Helmon Liko memasukkan Petrus Kellen, Ferdy Perre, Umbu Yogar, Victor Kapitan dan Kiser Mbou menggantikan Keny, JimiLebao, Tupong, Zola dan Castello Branco. Hasilnya luar biasa. Dua gol dicetak Britama melalui Hendra Takunawa dari titik penalti menit ke-42 dan Ferdy Pere dua menit kemudian. Tertinggal 1-4, anak-anak Putra Samudera menyerang secara total. Para pemain berani melepaskan tembakan langsung dari lini kedua.

Jefry Dethan berhasil mencetak gol keduanya dalam turnamen ini lewat aksi individu yang cukup bagus pada menit ke-52. Semangat pantang menyerah pemain-pemain Putra Samudera ini patut diacungi jempol. Tekanan beruntun membuat lini belakang Britama kewalahan. Malapetaka terjadi pada menit ke-55. Bermaksud menghalau bola, sundulan Kiser Mbou justru menjebol gawang sendiri. Kedudukan 3-4 untuk Britama.

Sadar kalau lawannya juga mengincar kemenangan, Britama mulai memainkan bola. Umbu Yoga yang baru sembuh dari cedera otot betis berusaha memotivasi rekan-rekannya. Satu tendangan Umbu Yogar menit ke-60 melewati mistar gawang. Begitupun usaha Primus lima menit menjelang pertandingan berakhir. Hingga wasit meniup peluit panjang, kedudukan 4-3 untuk Britama Kupang tidak berubah. Umbu Yogar mengatakan timnya sudah bermain maksimal. Umbu mengakaui kalau timnya sempat terlena dengan keunggulannya. Dia juga salut kepada pemain Putra Samudera yang menunjukkan daya juang luar biasa. (eko)


Tunas Muda mengecewakan

SEMPAT diunggulkan memenangkan pertandingan, penampilan perdana klub SSB Tunas Muda mengecewakan saat melawan PS Bahari Namosain di Stadion Oepoi-Kupang, Rabu (19/7). SSB Tunas Muda ditaklukkan Bahari Namosain 1-0 lewat gol tunggal Ibo lima menit menjelang pertandingan berakhir.

Dalam pertandingan yang dipandu wasit Alberth Lisnahan dibantu Herman Willa dan Stefanus Bria itu, Tunas Muda sebenarnya lebih mendominasi jalannya pertandingan. Sebaliknya Bahari Namosain bermain tidak maksimal. Namun, tim asuhan Muhammad Bil Afif tersebut lebih berpengalaman dan mampu memanfaatkan peluang yang sangat minim menjadi gol.

Alur bola yang dimainkan kedua tim sekadar berputar-putar di luar lini kedua. Penguasaan bola berada di kaki para pemain SSB Tunas Mudah. Namun instruksi-instruksi yang diberikan duet pelatih, Johni Lumba dan Anton Kia dari pinggir lapangan tidak dijalankan dengan baik. Steven Pake yang menjadi penghubung antar-lini kurang berani membuka ruang lewat sayap. Meski didukung Egi dan Ardy, Steven kurang ngotot dalam mendobrak jantung pertahanan Bahari yang cukup rapi. Kurangnya suplai bola matang membuat striker SSB Tunas Muda, Maksi Kami jarang mendapat ruang tembak ideal di mulut gawang. Maksi Kami dalam pertandingan ini mendapat pengawalan ketat. Begitu menguasai bola, dua atau tiga pemain Bahari langsung menempelnya sehingga dia kesulitan untuk berkelit. Umpan-umpan terobosan yang sering dilepas David Pramono dan Ardy pun mudah dibaca Alimin yang sangattenang mengkoordinir pertahanannya.

Anak-anak Bahari Namosain juga tidak bagus dalam menyusun serangan. Meski di lini tengah, Mujibu, Pablo dan Rahman menguasai bola, namun begitu umpan dilepas, lini depan Namosain selalu terlambat menyambutnya. Akibatnya, mereka kesulitan mendapatkan peluang matang menjebol gawang Andre Lessa. Kejadian seperti ini berlanjut hingga pertengahan babak kedua.

Johni Lumba dan Anton Kia melakukan sejumlah pergantian. Egi, Alderon, Ridwan dan Kadar diganti Ordus, Pinto, Thomas dan Hans. Namun pergantian SSB Tunas Muda tidak efektif dibandingkan dengan Bahari. Masuknya Den Sogen, Ibo dan Nandar ternyata membawa keberuntungan. Bahari mencetak gol kemenangan lima menit menjelang bubar.

Pelatih Bahari Namosain, Muhammad Bil Afif, mengatakan puas dengan hasil yang diraih timnya. Afif mengakui kalau SSB Tunas Muda bermain lebih baik tapi mereka pantas menang. "Kami sudah mempersiapkan kemenangan ini dan akan kami evaluasi untuk pertandingan mendatang," ujarnya. (eko)

Amatae ikut ujian wasit internasional

PENGURUS (PB) Ikatan Pencaksilat Seluruh Indonesia (IPSI) memanggil wasit asal Pengda IPSI NTT, Ferdy Amatae untuk mengikuti ujian wasit/juri kelas I internasional di Singapura 1-4 September 2005. Jika lulus dari ujian ini, Ferdy Amatae berhak memimpin pertandingan hingga level olimpiade. Demikian Sekretaris Pengda IPSI NTT, Piet Demon Silli di Kupang, Selasa (23/8).

Menurut Demon, Amatae akan mengikuti ujian bersama empat wasit/juri lainnya dari Sumatera Barat, Jawa Barat, Jawa Timur dan PB IPSI. Dari lima wasit/juri yang dikirim, tambahnya, tiga di antaranya mengikuti ujian dari kelas II Internasional ke kelas I sedangkan dua lainnya dari kelas III ke kelas II.

"Penyelenggara ujian ini organisasi pencaksilat internasional (Persilat). Kita harapkan prestasi Ferdy Amatae bisa menjadi motivasi bagi kemajuan pencaksilat di NTT," ujar Demon Silli.

Demon Silli mengharapkan adanya dukungan dari seluruh masyarakat dan Pemerintah Propinsi (Pemprop) NTT. "Ini akan menjadi aset kita. Ferdy Amatae selama ini sudah berulangkali mewakili Indonesia menjadi wasit/juri di berbagai even internasional," ujarnya.

Ferdy Amatae yang dihubungi secara terpisah mengatakan sukacitanya karena ditunjuk PB IPSI menjadi salah seorang wasit yang mengikuti ujian tingkat internasional. "Saya akan jaga kepercayaan ini dengan berusaha agar bisa lulus. Saya mohon dukungan," ujar Amatae. (eko)

QFC BTN bekuk Sandelwood


TIM asal Kolhua, QFC BTN tampil mengejutkan dengan membekuk tim kuat Sandelwood 2-1 pada pertandingan Grup B turnamen sepakbola Dji Sam Soe-Pos Kupang Cup I di Stadion Oepoi-Kupang, Selasa (23/8). Dengan kemenangan ini, QFC BTN membuka peluang lolos ke babak perempatinal.

Tim berseragam Merah-Merah itu tampil kompak. Meskipun mendapat tekanan gencar dari lawan, QFC BTN tidak grogi. Mereka bahkan mampu melakukan serangan balik melalui Erick, Meku dan Life.

Sandelwood yang diperkuat pemain kenamaan seperti Bambang Tokan dan Kenny Mau mendominasi jalannya pertandingan babak pertama. Mereka melakukan tekanan bergelombang ke daerah pertahanan BTN. Sayangnya, para pemain asuhan Paul Ngongo Bili tersebut tidak mampu menerobos pertahanan BTN yang dikoordinir Pe’u. Selain gagal menembus pertahanan lawan, banyak salah umpan yang diperagakan Kenny Mau dan kawan-kawan hingga menyulitkan penyelesaian akhir.

Pertandingan yang dipimpin Wasit Herman Willa dibantu asisten wasit Ferdi Takoy dan Albert Kadja berjalan cukup menarik. Kedua tim silih berganti menyerang. Sandelwood yang ingin memetik poin penuh terus berupaya melakukan tekanan beruntun. Namun, lemahnya penyelesaian akhir membuat semua peluang terbuang percuma.

Pada menit ke-16, Nyongky mendapat peluang bagus. Nyongky yang mendapat umpan matang dari Ancis Kero gagal menjebol gawang Dody Lisnahan. Tendangan pemain bernomor punggung 12 itu melambung tinggi.

Begitu juga dengan Agus yang melepaskan tendangan first time kaki kiri masih bisa ditepis kiper BTN, Dody Lisnahan yang tampil gemilang. Jika saja Dody tampil buruk, bukan mustahil BTN akan kemasukan dua gol beruntun.

Asyik menyerang, Sandelwood lupa memperhatikan pertahanannya. Kesempatan ini dimanfaatkan QFC melalui sundulan kepala Meku pada menit ke-22. Memanfaatkan tendangan bebas Pe’u, Meku yang berdiri bebas menyambar bola dengan sisi kanan kepalanya untuk menaklukkan kiper Agus Ude. Skor 1-0 untuk QFC BTN.

Memasuki babak kedua, anak-anak Sandelwood yang memainkan formasi 4-4-2 itu berusaha menyamakan kedudukan melalui usaha Agus, Bambang Tokan dan Adrianus Adi. Sedangkan QFC tetap dengan polanya yakni bertahan kemudian mencoba melakukan serangan balik cepat.

Lima menit babak kedua bergulir, QFC BTN menggandakan keunggulan menjadi 2-0. Gol kali ini dicetak Metu yang berhasil memanfaatkan bola muntah hasil tendangan bebas Pe’u dari luar garis enambelas.

Ketinggalan dua gol, Sandelwood tetap menekan lawan. Mereka memainkan umpan langsung ke jantung pertahanan BTN. Namun serangan memakai sistem kick and rush ini tidak berhasil menembus pertahanan pasukan dari kawasan Kolhua.

Baru pada menit ke-51, Sandelwood berhasil memperkecil ketinggalan. Gol Sandelwood dicetak Syarfi yang berhasil memanfaatkan bola liar di mulut gawang Dody. Tendangan keras kaki kanan Syarfi tak mampu dibendung Dody. Sandelwood mencoba untuk menyamakan kedudukan pada menit-menit akhir namun sejumlah peluang tidak mampu dimanfaatkan dengan baik. Hingga Wasit Herman Willa meniup peluit akhir, skor 2-1 tidak berubah untuk kemenangan QFC BTN. (joy)

Britama vs Mandiri sama kuat

DUA ‘musuh bebuyutan’ PS Britama Kupang dan Mandiri Kupang bermain sama kuat tanpa gol dalam pertandingan di Stadion Oepoi-Kupang, Selasa (23/8). Hasil ini membuat kedua tim yang diunggulkan lolos dari dari Grup C ini akan was-was menunggu hasil pertandingan Bahari Namosain melawan Samudera Oesapa, Rabu (24/8) ini.

Sejak kick-off dimulai Wasit Alberth Lisnahan, kedua tim bermain tidak lepas. Duet striker Britama, Maksi Kami dan Hendra Takunama sempat menusuk ke jantung pertahanan Mandiri yang membuat pertahanan berlapis Mandiri yang dikawal Mad Malik dan Lambert Kadju sempat kerepotan.

Tiga menit pertandingan berjalan, Hendra Takunama membuang peluang gol ketika tendangannya terlalu tinggi di atas mistar gawang Jemi Paa. Namun serangan tersebut hanya berlangsung beberapa saat, karena selanjutnya mudah dibaca Mandiri. Mandiri praktis hanya mengandalkan serangan lewat Fanus Patipelohi. Tony Luis yang ingin masuk ke kotak penalti Britama, sering kehilangan bola bahkan kerap terperangkap offside yang dipasang libero Ibrahim Tupong.

Pertandingan yang berlangsung monoton dan tanpa kejutan ini membuat hampir seribu penonton yang memadati tribun stadion sering mencemooh aksi-aksi tidak perlu dari pemain kedua tim. Di tim Britama, mantan playmaker PSKK, Petrus Kellen justru ditempatkan sebagai gelandang kiri, sedangan Odus Piri yanga bertipe gelandang serangan ditempatkan sebagai playmaker. Akibatnya serangan dari sayap kiri mudah dipatahkan Usman Asafah yang sangat sigap.

Serangan yang dibangun lewat Jilet di kanan sebenarnya cukup bagus. Namun, tidak adanya dukungan dari lini kedua membuat umpan-umpan Jilet ke Hendra Ewik Takunama dan Maksi Kami sering tidak efektif karena mudah dihalau Jemi Paa dan Lambert Kadju. (eko)

Penentuan buat Persado

HASIL imbang 1-1 yang diraih Persado Oesao saat melawan Putra Sa-mudera Oeba, Ming-gu (21/8), menuntut tim asal Kabupaten Kupang itu harus memenangkan dua pertandingan beri-kutnya. Paling tidak melawan BNI 46 pada pertandingan kedua, Rabu (24/8), adalah penentuan lolos tidaknya Persado ke perempatfinal.

Melihat penampilan Persado pada pertandingan pertamaa, boleh dibilang timnya ini berpeluang untuk menaklukkan BNI 46. Apalagi sang pelatih, Ferdy Lape, mengaku kalau anak-anaknya masih demam lapangan saat mela-wan Putra Samudera sehingga tidak ber-main lepas. Artinya, kalau saat duel melawan BNI 46, Vincent, Niko, Jumardy dan Zenato sudah menemukan kepercayaan diri, maka tekad untuk menampilkan permainan indah mematikan akan terwujud.

Namun sabar dulu. Anak-anak asuhan Boby Batu Godo dan Jefry Lomi yang akan memain-kan pertandingan perdananya sudah menonton pola permainan Persado. "Kami tidak memasang target yang muluk-muluk mengingat baru kali ini tim kami mengikuti even di luar olahraga perbankan," ujar Manajer BNI, Jefry Lomi

Meski tidak memasang target, namun Jefry Lomi yakin dengan dukungan pemain muda berbakat yang dipadukan dengan pemain senior seperti Jack Making, James Pah, Sem Long, Pico da Costa dan lainnya mereka bisa berbuat sesuatu. "Untuk menghadapi Persado Oesao yang tentu lebih diunggulkan, kami sudah menyiap-kan strategi khusus untuk meredam laju serangan striker-striker Persado dengan pemain-pemain pilar terbaik," tambah Batu Godo.

Boby tentu sudah menyiapkan strategi bagi Sem Long dkk untuk mematikan skuad muda Persado. Turun tanpa pemain bintang, BNI 46 yang akan mengandalkan Willy Dombu, Tono Ridon, Romly dan Esron Aome akan bermain lepas.

Dalam pertandingan lainnya sore ini, akan berhadapan dua tim pesisir, Bahari Namosain dan Samudera Oesapa. Bahari yang akan mengandalkan pemain senior Mujibu Rahman dan Den Soge sudah sering mengikuti berbagai turnamen di Kota Kupang. Bahkan anak-anak Bahari sudah sering memperkuat PSK Kupang.

Kekuatan mereka akan diim-bangi kekompakan anak-anak Oesapa. Herman Henuk dan Linus Finit sudah tahu bagai-mana menjadikan Abia Fudikoa, Rudi, Musa Luluporo, Kanis Ta-neo, Mad, Ilham, Jacky dan Hendro Kolloh menjadi kuda hi-tam bagi tim-tim unggulan. (eko)

10 Hadiah disabet penonton

HINGGA hari ketiga invitasi sepakbola Dji Sam Soe-Pos Kupang Cup I, Selasa (23/8) petang, sebanyak sepuluh paket hadiah telah dibawa pulang para penonton. Paket hadiah yang disediakan para sponsor seperti Kratingdaeng, Kino Sweet, Pos Kupang, Dji Sam Soe dan lainnya cukup beragam mulai dari payung, asbak rokok, kipas angin, buku, novel, mangkuk, termos air dan sebagainya.

Beberapa penonton yang berhasil mendapatkan hadiah bisa disebut, antara lain Musa Langkameng, Domi, Willy Dambu, Yudi Bethan, John Syukur, Fandy, Andre, John dan Edu.

Lalu apa komentar mereka tentang penyelenggaraan turnaman bola yang memanjakan penonton dengan door prize? John, salah seorang pemenang door prize mengakui bahwa ini merupakan terobosan baru dalam turnamen sepakbola di Kota Kupang. "Saya sangat senang dapat hadiah. Saya harapkan ke depan turnamen ini bisa dikemas lebih menarik lagi," ujarnya di Stadion Oepoi-Kupang, Selasa (23/8).

Lain lagi dengan Andre da Costa. Suporter PS Britama ini mengucapkan terima kasih karena beruntung mendapatkan hadiah. "Saya sebenarnya hanya mau mendukung tim saya. Namun, kalau ada hadiah saya ucapkan terima kasih," ujar Andre da Costa kepada Abdul Muis dari Mitra Sportindo yang memandu acara kuis dan game bagi penonton Dji Sam Soe-Pos Kupang Cup I.

Hari ini, besok dan lusa hingga tanggal 8 September 2005, ratusan hadiah masih mungkin disabet penonton. Tiket pesawat Merpati dengan rute dipilih sendiri, pesawat televisi, handphone, kaus, kipas angin dan lainnya masih akan menjadi milik penonton. Ayo, siapa lagi yang mau ketiban rezeki? Datanglah ke Stadion Oepoi Kupang. Dukung tim kesayangan Anda dan so pasti pulang dengan hadiah. Dji Sam Soe-Pos Kupang Cup memang beda! (eko)

Adonara jumpa Britama Kupang


BON Kota Adonara memastikan satu tiket babak perempatfinal setelah menang 3-1 atas Juku Eja dalam pertandingan terakhir grup di Stadion Oepoi-Kupang, Rabu (26/7). Di perempatfinal, Bon Adonara langsung berjumpa tim kandidat juara, PS Britama Kupang, Jumat (28/7).

Adonara lolos dengan status runner-up Grup C setelah mengantongi lima poin atau unggul satu poin dari Persado Oesao (4 poin). Juara Grup C direbut juara bertahan, PS Mandiri dengan tujuh poin dan akan bertemu runner-up Grup A, AS Roma di perempatfinal.

Pertandingan antara Bon Adonara melawan Juku Eja berlangsung menarik. Adonara didukung ribuan suporternya yang memadati tribun stadion. Teriakan, yel-yel dan nyanyian terdengar sepanjang pertandingan. Hal ini berpengaruh cukup signifikan terhadap suhu permainan di dalam lapangan.

Janji Juku Eja bahwa akan tampil total dalam pertandingan ini, benar-benar mereka buktikan. Tanpa beban, mereka berani bermain terbuka dengan bola-bola pendek yang akurat. Tidak dimainkannya Mad Ivan dan Kaharudin Koken Ali membuat lini tengah menjadi milik Juku Eja. Serangan beruntun Juku Eja memaksa Alfons yang menjadi palang pintu terakhir Bon Adonara harus bekerja ekstra.

Seolah sadar kalau dia melakukan spekulasi skuad inti yang keliru, Pelatih Bon Adonara, Asril Laba menarik Lubis dan Muklas untuk memasukkan Ivan dan Koken. Hendro Atamuan yang kali ini bertandem dengan Ali di depan lebih menggigit menekam jantung pertahanan Juku Eja. Dan, gol pertamaberhasil dicetak Syukur. Ali yang menerima umpan dari belakang sukses melewati hadangan lini belakang Juku Eja, namun saat memasuki kotak penalti, Ali dijegal bek Juku Eja, Herman. Wasit Alberth Lisnahan langsung menunjuk titik penalti, dan Syukur yang menjadi algojo menaklukkan Rudy.

Stadion Oepoi bagai hendak runtuh. Teriakan histeris dari ribuan suporter Adonara bergemuruh. Para pemain dan ofisial saling berpelukan merayakan gol Syukur. Namun, keunggulan itu hanya bertahan empat menit. Berawal dari tendangan pojok, terjadi kemelut di mulut gawang Adonara. Bola liar yang jatuh dekat Devid berhasil ditendangnya ke gawang yang sudah ditinggalkan Saka Geroda. Stadion Oepoi bungkam. Suporter Adonara memandang tak percaya. Anak-anak Juku Eja pun meryakannya bersama suporternya yang mulai menaruh asa.

Tetapi perjuangan menuju sebuah kemenangan belum berakhir. Menit ke-29 Iwan Kona yang muncul dari lini kedua berhasil menaklukkan Rudy. Kedudukan 2-0 untuk Adonara. Hasil ini membuat suhu pertandingan makin meninggi. Juku Eja yang dikoordinir Abbas Bustam terus menekan. Namun mereka rupanya tak punya kemampuan untuk mencetak lebih dari satu gol. Adonara justru berhasil mencetak gol ketiga melalui pemain pengganti, Ferry Langkamau. Keunggulan 3-0 untuk Bon Kota bertahan hingga pertandingan berakhir. (eko)

Tunas Muda ke perempatfinal

TIM Sekolah Sepakbola (SSB) Tunas Muda lolos ke perempatfinal setelah menang 4-1 atas BNI 46 Kupang pada pertandingan akhir penyisihan Grup D di Stadion Oepoi-Kupang, Rabu (26/7). Gol Tunas Muda dicetak Pinto menit ke-2, Pinto Fernandez (17) dan Maksi Kami (36 dan 50). Satu- satunya gol BNI 46 dipersembahkan Thomas Paja.

SSB Tunas Muda lolos ke perempatfinal dengan koleksi poin enam. Poin ini sama dengan Bahari Namosain, namun Tunas Muda unggul selisih gol. Satu tempat diperempatfinal akan diperebutkan Bahari dan Sandel Wood sore ini, Kamis (27/7). Bila Bahari menang atau seri melawan Sandel Wood maka Tunas Muda akan menjadi runner-up Grup D. Namun, bila Sandel Wood mengalahkan Bahari maka Tunas Muda akan menjadi juara grup. Sementara tim runner-up akan ditentukan hasil perhitungan selisih gol antara Bahari dan Sandel Wood. Bahari untuk sementara memiliki koleksi gol yang lebih baik, sehingga untuk lolos Sandel Wood minimal menang empat gol tanpa balas.

Pertandingan antara Tunas Muda melawan BNI 46 berlangsung lamban. BNI 46 yang sudah tidak memiliki peluang untuk lolos menurunkan pemain lapis keduanya. Hal ini membuat Tunas Muda langsung mencetak gol pertama ketika pertandingan baru berjalan dua menit. Tendangan pemain belakang Tunas Muda, Pinto, seharusnya bisa ditangkap kiper BNI 46, Alfred Djami. Namun tangkapan Alfred tidak sempurna, sehingga bola lolos dari celah kakinya.

Gol yang menyejutkan itu tidak menciutkan nyali anak-anak BNI 46. Thomas Paja yang menjadi motor tim tidak menjalankan tugasnya dengan baik. Pelatih BNI 46, Boby memasukkan tiga pemain yakni Adi, Agus dan Zulham menggantikan Gery, Noh dan Marten. Namun, Boby terlambat karena Pinto Fernandez yang lolos dari sektor kanan pertahanannya membuat SSB Tunas Muda unggul 2-0 sebelum turun minum.

Babak kedua baru berjalan satu menit Maksi Kami kembali menjebol gawang Alfred Djami. Masuknya Andy untuk memperkuat lini tengah BNI 46 pun tidak banyak membantu. Maksi Kami justru menambah koleksi gol SSB Tunas Muda menjadi empat pada menit ke-50. Gol ini bertahan hingga pertandingan berakhir. (eko)

Awas kejutan Adonara

SEMUA mata kini tertuju pada Bond Adonara. Jauh-jauh datang dari Flores Timur, mereka tentu memiliki tekad dan persiapan yang matang. Tak ada yang menyangkalinya kalau tim ini pantas masuk dalam daftar unggulan juara. Duel pertamanya melawan juara bertahan, Mandiri FC merupakan salah satu partai big match di Grup C.

Tidak banyak yang tahu kekuatan tersembunyi Bond Adonara. Materi pemainnya cukup komplet di semua lini. Pelatih Aba Atta sudah tahu apa yang dilakukannya untuk menghadapi juara tahun lalu, Mandiri FC petang ini di Stadion Oepoi-Kupang. Walau sangat diperhitungkan, Aba Atta tidak sesumbar. "Kami tahu bahwa lawan yang dihadapi berat, tetapi kami sudah siap. Kami datang dari Adonara dengan target untuk mencapai apa yang sebenarnya menjadi tujuan bermain sepakbola," ujar Aba Atta.

Aba Atta terkesan malu-malu melontarkan target kemenangan atas juara bertahan. Dia tidak mau menyebut apa tujuan sepakbola yang dimaksud. "Strategi sudah kami susun dan semua pemain sudah siap menjalankan pola yang akan dimainkan nanti," ujarnya saat dihubungi, Minggu (16/7).

Aba Atta tidak ragu dengan kemampuan Hen Atamuan, Ferry Langkamau, Mad Ivan, Khaerudin Ali, Alfons, Zaka dan kawan-kawan. Dia sangat dekat dengan anak asuhannya yang disebut-sebut sebagai tim bayangan Perseftim Flores Timur, sehingga keyakinan yang dilontarkannya bisa menjadi bukti sore ini.

Bagaimana dengan Mandiri? Pius Pake yang kali ini dipercaya Manajer Frangky Amalo sebagai pelatih pasti akan berusaha mempertahankan gengsi sebagai juara bertahan. Dengan sejumlah pemain yang sudah hengkang ke klub lain, Pius Pake dituntut bekerja keras untuk meramu tim baru yang kompak dan solid. Bersama asistennya, Lukman Hakim, pola 4-4-2 kiranya menjadi salah satu senjata untuk meredam Bond Adonara.

Zulkifly Umar yang kemungkinan bertandem Cristian Mozad di depan akan didukung Pieter Fomeni, Mad Malik, Ima Blegur dan Lambert Kadju yang sesekali akan muncul dari lini kedua. Kekuatan ini yang harus diwaspadai lini belakang Bond Adonara. Pasalnya, kalau Alfons dan Mad Ivan terlena dalam mengawal Zulkifly Umar, Pieter Fomeni bisa muncul dari lini kedua untuk mencetak gol sama baiknya dengan seorang striker.

Masalahnya adalah dua sayap Mandiri masih lemah. Kalau Pius Pake tidak cepat menemukan pemain yang cocok di lini ini, maka pilar belakang Adonara akan lebih berkonsentrasi untuk mematikan Zulkifly dan Pieter. Kalau ini terjadi, maka para pemain Adonara akan bebas melayani Hen Atamuan untuk menjebol gawang Mandiri yang dikawal bekas rekannya di Perseftim, Ronald Muchtar.

Duel petang ini akan menjadi ujian awal bagi kedua tim. Mandiri sebagai juara bertahan harus menjaga martabatnya sebagai sang jawara. Bagi Bond Adonara, dukungan masyarakat Flores Timur di Kupang yang sangat besar akan menjadi kekuatan bagi mereka untuk memberikan kejutan. Kalau Adonara tidak demam lapangan dan bisa beradaptasi, maka pertandingan ini bakal berlangsung menarik. Artinya, Mandiri FC harus mewaspadai kejutan itu. (eko)


Tangan dingin pelatih

SEMASA menjadi pemain, Mathias Bisinglasi sangat disegani baik saat berposisi sebagai striker maupun playmaker. Pensiun sebagai pemain, Mathias Bi-singlasi kembali dikenal sebagai pelatih bertangan dingin. Mathias Bisinglasi dikenal piawai meramu skuad dengan materi pas-pasan menjadi tim yang menakutkan. Dia juga sangat ahli membaca permainan. Strategi yang dipasangnya dan kapan saatnya mengganti seorang pemain selalu tepat dan penuh perhitungan. Tak salah kalau klub Britama SoE melamarnya menjadi pelatih.

Mengawali debutnya di Dji Sam Soe-Pos Kupang Cup 2006, Britama SoE akan bertemu Rasta FC. Diung-gulkan memenangkan pertandingan ini, Mathias Bi-singlasi tidak ingin mengomentarinya lebih jauh. "Kami hanya ingin bermain dengan baik. Skuad yang akan kami turunkan lebih banyak pemain muda. Kami memang berusaha untuk terus melakukan regenerasi. Meski masih muda, tapi saya yakin mereka akan bermain dengan baik," ujar Mathias Bisinglasi.

Rasta sebenarnya klub lama di Kota Kupang. Minimnya kompetisi membuat klub yang melahirkan pemain-pemain besar seperti Primus Sivelmus, Deny Bengu, Memy Tomboi, Napoleon Amtiran dan lainnya kini tengah berusaha untuk kembali bangkit. Para pemainnya baru mulai dikumpulkan, kini mereka telah siap berkompetisi.

Melawan Britama SoE yang akan diperkuat beberapa pemain ternama seperti Juneidi Bana, Apris Misa, Muhamad Hendra, Imam Santoso, Eman Soi, Yoris, Yakobus Piri dan Leonard Bisilisin, Rasta tidak boleh lengah. Pressing ketat sepanjang 2x35 menit harus dilakukan secara konsisten. Di sini stamina prima sangat penting untuk diperhatikan. Duel ini sangat penting bagi kedua tim untuk meraih poin penuh. Hasil imbang 1-1 yang diperoleh QFC BTN dan Pertamina FC membuat peluang semua tim relatif sama. Artinya, Rasta ataupun Britama SoE yang memenangkan pertandingan ini, peluangnya untuk lolos ke perempatifnal sangat terbuka. (eko)


QFC dan Pertamina imbang

RUNNER-up Dji Sam Soe-Pos Kupang Cup 2005, QFC BTN Kolhua- Kupang hanya bermain imbang 1-1 dengan tim debutan Pertamina FC dalam pertandingan pertama Grup B di Stadion Oepoi-Kupang, Minggu (16/7) petang. Gawang Pertamina lebih dulu jebol oleh gol bunuh diri dari kaptennya Lucio Viera tapi disamakan lewat gol pemain pengganti Pertamina, Man Api.

Pertandingan antara QFC melawan Pertamina berlangsung menarik. QFC yang masih mengandalkan skuad lamanya tampil menekan sejak pertandingan yang dipimpin Yaya Huru dibantu Ferdy Takoy dan Fanus Bria dimulai. Mengandalkan Vicky dan Hendrik, QFC menguasai jalannya pertandingan pada 15 menit pertama. Permainan bola dengan satu dua sentuhan serta penguasaan daerah yang cukup baik membuat irama permainan berlangsung menarik.

Namun, duet lini belakang Pertamina, Roni dan Lucio cukup kompak dalam menghalau serangan QFC. Serangan beruntun QFC akhirnya membuahkan hasil pada imenit ke-17. Saat ditekan, Lucio bermaksud mengontrol bola liar hasil tendangan permain QFC, Eky. Namun bola melenceng menuju gawangnya sendiri. Kiper Pertamina, Ade yang sudah terlanjur maju tidak bisa menjangkau bola yang terlalu tinggi dan menjebol pojok kiri gawangnya.

Meski ketinggalan satu gol, semangat tempur anak-anak Pertamina asuhan Santos ini patut diacungi jempol. Berhadapan dengan permianan QFC yang keras dan tak kenal kompromi, mereka memainkan bola-bola pendek yang cukup efektif. Meski demikian, Tony Louis dan Americo Frietes tidak mudah menembus area penalti Pertamina. Dengan tenang, libero Pertamina, Pe’u selalu berhasil meredam tusukan Tony dan Americo yang lebih banyak mengandalkan kecepatan larinya.

Masuknya beberapa pemain pengganti di babak kedua membuat perubahan pada daya serang Pertamina. Man Api dan Antonio menghidupkan seransgan Pertamina. Meski penampilan kiper QFC BTN, Dody Lisnahan cukup bagus dalam menahan serbuan Pertamina, namun di menit ke-43, Dody akhirnya takluk juga. Memanfaatkan kemelut di depan gawang, Man Api yang mendapat bola liar hasil tendangan bebas dari sayap kiri berhasil menjebol gawang QFC.

Hasil imbang 1-1 membuat jalannya permainan berlangsung menarik. Masuknya Dalman dan Charles Lisnahan menambah tekanan QFC BTN. Sebaliknya, Pertamina juga memiliki beberapa peluang melalui dua tendangan jauh Man Api, namun masih bisa diamankan Dody. Hingga pertandingan berakhir kedua tim tetap bermain imbang 1-1.

Dalam pertandingan kedua di Grup B, QFC BTN akan bertemu Rasta FC sedangkan Pertamina berhadapan dengan Britama SoE. Rasta dan Britama SoE akan saling berhadapan, Senin (17/7) petang di Stadion Oepoi-Kupang. (eko)



Motang Rua takluk

KLUB Motang Rua langsung takluk 0-1 atas Putra Samudera (Pusam) dalam pertandingan pertama Grup A di Stadion Oepoi-Kupang, Minggu (16/7). Gol tunggal Pusam dicetak Jefry Dethan menit ke-45.

Dengan koleksi tiga poin, Putra Samudera berada diposisi kedua klasemen sementara Grup A di bawah Britama Kupang yang unggul selisih gol. Sementara Motang Rua berada di posisi ketiga atau hanya unggul selisih satu kemasukan dari AS Roma. Dengan hasil ini maka Motang Rua harus memenangkan pertandingan keduanya melawan AS Roma. Ini tentu sangat berat karena AS Roma yang berada di posisi buntut klasemen sementara tentu ingin memetik poin guna membuka peluangnya ke babak delapan besar.

Pertandingan antara Motang Rua melawan Pusam dalam waktu 2x35 menit itu berlangsung dalam tempo sedang. Motang Rua yang mengandalkan Hyero sebagai ujung tombak bermain cukup baik dan mampu menekan pertahanan Pusam yang dikawal dua mantan pemain KFC Tarus, Yusuf Namok dan Yeri Lefi. Meski demikian, mereka kesulitan untuk mencetak gol.

Di babak pertama, Hyero memiliki tiga peluang emas dan Atus memperoleh empat peluang. Sayang semua peluang yang bagus itu gagal menjadi gol. Padahal penampilan kiper Pusam, Maxi Boboy sering menimbulkan kemelut. Namun di saat gawang Pusam kosong, eksekusi dari Hyero ataupun Atus selalu melenceng jauh dari gawang.

Sebaliknya, pemain-pemain Pusam terlihat lebih banyak mengandalkan duet strikernya, Jefry Dethan dan Dedy Dethan untuk melakukan tekanan melalui serangan balik. Beberapa kali umpan dari Erick Seran membuat Dedy dan Jefry berhasil masuk ke jantung pertahanan Motang Rua, namun masih dapat diamankan Beny. Hingga turun minum skor tetap imbang 0-0.

Malapetaka menimpa Motang Rua pada awal babak kedua ketika mereka harus bermain dengan sepuluh orang menyusul kartu kuning kedua yang diterima pemainnya, Vincentius. Vincentius dikeluarkan wasit Alberth Lisnahan karena menyikut pemain Pusam, Charles Giri. Keluarnya Vincentius cukup berpengaruh pada lini tengah Motang Rua. Atus mulai sedikit mundur untuk membantu Erlan mengatur irama permainan dari lini tengah.

Dengan kekuatan sepuluh orang, serangan Motang Rua tidak efektif apalagi Pusam bermain lebih baik pada babak kedua. Dalam suatu serangan balik cepat, Pusam berhasil mencetak gol ke gawang Motang Rua pada menit ke-45. Berawal dari serangan yang dibangun melalui Charles, Dedy yang mendapat bola di luar garis enambelas berhasil melewati hadangan Vian dan Gusti. Dedy yang dihadang Beny mengirim umpan kepada Jefry yang dengan tendangan kerasnya berhasil menaklukkan kiper Beny.

Ketinggalan satu gol, pelatih Motang Rua, Ferry Cangkung melakukan sejumlah pergantian. Hal yang sama juga dilakukan Pusam. Tekanan-tekanan Pusam semakin bertenaga. Sebaliknya, Motang Rua terlihat bermain tidak tenang dan sering melakukan pelanggaran-pelanggaran yang tidak perlu. Hingga wasit Alberth Lisnahan dibantu Ferdy Takoy dan Yaya Huru mengakhiri pertandingan tidak ada gol tambahan yang tercipta. (eko)

Adonara imbangi Mandiri

DUKUNGAN penonton belum cukup memberikan kekuatan kepada tim debutan asal Flores Timur, Bon Kota Adonara untuk meraih kemenangan. Bon Adonara hanya bermain imbang tanpa gol dengan juara bertahan Mandiri FC dalam pertandingan Grup C di Stadion Oepoi-Kupang, Senin (17/7/2006).

Pertandingan kedua tim berlangsung cepat, menarik dan enak ditonton. Kualitas mereka berimbang menghadirkan irama pertandingan berlangsung ketat. Lebih dari 3.000 penonton yang memadati tribun Stadion Oepoi terus memberikan dukungan sepanjang pertandingan yang dipimpin Wasit Herman Willa dibantu Alberth Lisnahan dan Ferdinand Takoy itu. Beberapa pendukung fanatik Bon Ado-nara malah membentangkan dua spanduk raksasa di tribun utama yang berisi dukungan terhadap tim kesayangannya.

Menurunkan skuad terbaik-nya, Mandiri berusaha menekan lewat duet striker, Zulkifly Umar dan Cristian Mozad. Me-manfaatkan umpan dari Pieter dan Dayat, Zulkifly dan Mozad beberapa kali berhasil mengan-cam pertahanan Bon Adonara yang dikoordinir Hen Atamuan dan Alfons Langga. Namun aksi sapu bersih yang diterapkan Hen dan Alfons menggagalkan serangan Zulkifly dan Mozad.

Apes menimpa Mandiri ketika pada pertengahan babak perta-ma, playmaker andalannya, Pieter Fomeni harus dipapah ke luar lapangan karena cedera. Saat berebutan bola dengan pemain Adonara, Mad Mahing, Pieter terjatuh yang membuat sendi pada sikunya cedera se-hingga ia tidak bisa melanjutkan permainan.

Duet pelatih Mandiri, Pius Pake dan Lukman Hakim me-masukkan Mad Malik meng-gantikan Pieter. Mad Malik menggantikan peran Pieter, namun lini tengah masih lebih dikuasai kuartet Adonara, Tau-fiq, Mad Ivan, Ferry Langkamau dan Irwan. Mereka bermain sangat kompak.

Seperti babak pertama, Bon Adonara tak henti-hentinya menyerang dengan memanfaat-kan kelincahan dua pemain sa-yap. Sayang duet striker, Much-lis dan Ali kesulitan melewati hadangan Ima Blegur dan Lam-bert Kadju yang sangat disiplin menjaga daerahnya. Selain itu, penampilan gemilang kiper Mandiri, Ronald Muchtar menyulitkan serangan Adonara.

Di paruh babak kedua, Zul-kifly Umar memiliki dua pe-luang emas, namun upayanya digagalkan Hen Atamuan. Se-mentara satu peluang matang juga diperoleh Adonara lewat Ferry Langkamu. Melakukan solo run dari sayap kanan, ge-landang Perseftim Flores Timur ini melepas tendangan datar yang keras dan terarah. Kiper Ronald sudah mati langkah, namun tendangan Ferry hanya membentur mistar gawang.

Pelatih Adonara, Asryl yang memasukkan mantan pemain pra PON NTT, Khaerudin Ali, berhasil menambah tekanan Bon Adonara. Namun usaha-usaha mereka selalu gagal membuahkan hasil hingga pertandingan berakhir. (eko)



Britama SoE tekuk Rasta

PEMAIN belakang PS Britama SoE, Leonard Bisilisin mencetak gol tunggal kemenangan timnya atas Rasta FC dalam pertandingan Grup B turnamen sepakbola Dji Sam Soe-Pos Kupang Cup 2006 di Stadion Oepoi-Kupang, Senin (17/7). Britama SoE untuk sementara memimpin klasemen Grup B dengan tiga poin.

QFC BTN dan Pertamina yang bermain imbang 1-1 pada pertandingan, Minggu (16/7), berada di posisi kedua dan ketiga. Sedangkan Rasta FC di posisi juru kunci tanpa poin. Britama SoE hanya butuh satu kemenangan lagi untuk lolos ke babak perempatfinal.

Pertandingan antara Rasta melawan Britama SoE yang dipimpin wasit Stefanus Bria dibantu Yaya Huru dan Alberth Lisnahan berlangsung dalam tempo sedang. Angin yang bertiup kencang di stadion membuat para pemain kesulitan mengarahkan bola sesuai keinginan mereka.

Sadar akan kenyataan itu, Pelatih Rasta, Ferry Gago meminta pemainnya untuk memainkan bola-bola pendek dengan mengandalkan Hengky Patiwel sebagai pengatur serangan. Hengky menjalankan tugasnya dengan baik. Meski harus bekerja sendirian, Hengky berhasil meredam Muhamad Hendra dan Odus Piri. Namun usaha Hengky tidak didukung secara memadai oleh rekan-rekannya.

Deny Benggu yang ditempatkan sebagai striker tunggal tidak bisa berbuat banyak. Penampilan mantan libero PSN Ngada, Eman Soi yang mengkoordinir lini belakang Britama SoE sangat solid. Eman berkali-kali sukses membendung gerak maju Deny dan Lorens Pati Lay. Lorens beberapa kali sempat melepaskan tendangan dari luar garis 16, namun masih bisa diamankan kiper Britama SoE, Imam Santoso.

Britama SoE bermain cukup tenang. Muhamad Hendra dan Odus Piri beberapa kali mengirim umpan terukur kepada Dedy Taniu yang diduetkan dengan Apris Missa. Namun, perangkap offside yang dipasang lini belakang Rasta kali berhasil menaklukkan Apris dan Dedy.

Menjelang menit ke-20, Britama SoE mulai mengusai jalannya permainan. Didukung Leonard Bisilisin dan Mance yang muncul dari lini kedua, anak-anak asuhan Mathias Bisinglasi terus mengancam pertahanan Rasta. Namun, gol yang ditunggu-tunggu baru tercipta satu menit menjelang turun minum. Berawal dari tendangan sudut yang dilakukan Odus, bola sebenarnya berhasil dihalau lini belakang Rasta. Namun, Leonard Bisilisin yang muncul dari lini kedua melepaskan tendangan menyusur tanah dan bola menjebol gawang Toby.

Di babak kedua, sejumlah pergantian dilakukan Rasta untuk meningkatkant ekanan ke jantung pertahanan Britama SoE. Namun, usaha yang dilakukan Deny maupun Lorens selalu berhasil diamankan Imam Santoso. Britama sebenarnya bisa menambah golnya kalau saja Alo Boro dan Mance sedikit tenang untuk mengirim umpan kepada Dedy dan Apris. Nales juga memiliki satu peluang di pertengahan babak kedua, namun tendangannya masih melenceng. Hingga pluit panjang dibunyikan Stefanus Bria, tidak ada tambahan gol yang tercipta.

Meski menang, pelatih Britama SoE, Mathias Bisinglasi mengaku timnya masih butuh banyak pembenahan. Menurutnya, para pemain Britama kalah pengalaman dan sering melakukan kesalahan yang tidak perlu. "Anak-anak masih kalah pengalaman. Mereka memiliki skill yang bagus namun tidak didukung mental bertanding yang bagus.Mudah-mudahan dipertandingan berikutnya, mereka bisa tampil lebih baik," ujarnya.

Sementara pemain Rasta FC, Deny Benggu, mengatakan Britama SoE lebih kompak dan pantas menang. Deny yang kecewa karena timnya menguasai pertandingan namun gagal mencetak gol. Ia berjanji untuk bermain lebih baik dalam dua pertandingan berikutnya di Grup B. (eko)

Juku Eja incar poin penuh

JUKU Eja mengincar poin penuh dalam pertandingan perdananya melawan klub asal Kabupaten Kupang, Persado Oesao di Stadion Oepoi-Kupang, Selasa (18/7) petang. Target itu disampaikan kapten kesebelasan Juku Eja, Abbas Bustan saat ditemui, Senin (17/7). "Kami sudah siap untuk pertandingan pertama ini," ujar Abbas.

Abbas menyadari Persado merupakan lawan yang berat. Persado adalah tim yang kompak dan sudah berpengalaman mengikuti turnamen. Namun, hal itu bukan alasan bagi Abbas dkk untuk mengalah begitu saja. Apalagi mereka mengenal sejumlah pemain Persado Oesao. Ramadhan, Jumardi, Mansyur, Juneidi beberapa waktu lalu bergabung dengan Ilham, Hendram, Herman dan Rudi dalam tim remaja masjid Nur Hidayah Oesapa yang keluar sebagai runner-up turnamen sepakbola Nurul Mubien 2006 di Namosain-Kupang.

Meski tidak mematok target yang muluk-muluk, Pelatih Persado, Ferdy Lape berjanji menampilkan permainan bermutu melawan Juku Eja. Kehadiran para suporter dari Oesao akan memotivasi tim asuhan Ferdy untuk tampil maksimal dalam laga perdananya di Grup C. Ia tidak mau anak-anak asuhannya mengecewakan para pendukung setia klub ini.

Faktor penonton memang akan sangat berperan dalam pertandingan ini. Jangan dikira hanya Persado Oesao yang memiliki penonton fanatik. Juku Eja yang didukung penuh Himpunan Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (HKSS) di Kupang ini memiliki suporter tradisional yang pasti. Artinya, dukungan suporter kedua tim membuat pertandingan sore nanti akan berlangsung menarik.

Hasil imbang tanpa gol yang diraih Mandiri FC dan Bon Kota Adonara dalam pertandingan, Senin (17/7), turut mempengaruhi jalannya permainan petang ini. Persado Oesao dan Juku Eja mengharapkan kemenangan agar posisinya aman saat melawan Mandiri dan Adonara. Sukses sore ini merupakan modal besar untuk pertandingan berikutnya.

Melihat materi pemain yang dimiliki, Persado Oesao pantas diunggulkan. Persado yang sebagian besar pemainnya adalah skuad PSK Kabupaten Kupang ini diposisikan sebagai unggulan dalam partai ini. Juneidi, Ramadhan, Mansyur, Jumardi, Dino, Niko dan lainnya sudah sering bermain di berbagai even. Kombinasi pemain muda yang akan diturunkan Ferdy Lape dan Helmit Markus menjanjikan permainan berkualitas.

Namun, jangan harap mereka bisa menang mudah melawan Juku Eja. Tekad Abbas meraih kemenangan harus diwaspadai Persado. Juku Eja akan bermain indah dengan pola satu dua sentuhan. Yang menjadi masalah adalah lini belakang Juku Eja yang belum begitu padu, sehingga mereka harus mewaspadai kecepatan Niko dan keberanian Dino dalam bertarung di jantung pertahanan. (eko)

Perubahan kekuatan

SANDEL Wood lolos hingga babak semifinal turnamen Dji Sam Soe-Pos Kupang Cup 2005 sebelum ditaklukkan QFC BTN. Mengawali pertandingan perdananya tahun ini, Sandel Wood langsung bertemu dengan kesebelasan BNI 46 Kupang yang tahun lalu lolos hingga perempatfinal.

Sandel Wood memang agak goncang dengan hengkangnya beberapa pemainnya seperti Yudi Praing dan Keny Mau ke klub lain. Namun, masuknya Peter Ufi, Roy Ufi dan Hengky Lakinan membuat kekuatan Sandel Wood hampir pasti akan lebih baik. Bambang Tokan, Ancis Keraf, Jimi Fallo dan Adrianus Adi tidak perlu cemas untuk meraih prestasi lebih tinggi tahun lalu.

Di kubu Taplus BNI, Jefry Lomi dan Boby Bathu Godho sepertinya sadar kalau persaingan kali ini lebih berat. Hal itulah yang membuat mereka melamar Zulham Aklis, Novrianus Jama, Jance Pah, Dominggus Lapaibel, Adi Balun dan Daniel Poy untuk bergabung. Perubahan kekuatan kedua tim menjanjikan permainan yang menarik ditonton.

Pelatih Sandel Wood, Paul Ngongo Billi mengakui timnya masih butuh waktu untuk kembali solid. Namun, Paul yang dikenal sangat pintar membaca permainan lawan ini tentu sudah menyiapkan strategi untuk tim yang menurutnya ‘pas-pasan’ saja. Dan, kalau dia berhasil, maka jangan harap BNI 46 akan bermain dengan bebas.

Masuknya mantan pemain pra PON NTT, Zulham Aklis dan Adi Balun membuat lini tengah BNI akan makin solid. Tapi jika Boby tidak mendapatkan seorang striker yang sepadan untuk mendukung Sem Long, maka sulit bagi mereka melewati hadangan Oscar yang akan didukung Hengky Lakinan. Semangat juang BNI jangan sampai patah jika kesulitan dalam mencetak gol.

Satu keunggulan yang harus dimanfaatkan BNI adalah tendangan bola mati dan berani melepas tembakan dari luar garis 16. Lini belakang BNI pun tidak boleh terlena. Bambang Tokan, Adi, Jilo dan Adi Misa sangat pandai mencari celah dari lini kedua kalau duet Ancis Keraf dan Marsi Ambotang kesulitan mencetak gol. (eko)

Adonara ingin menang


BERITA UTAMA Sabtu: 22 Jul 2006 19:50


KEMENANGAN yang diraih PS Mandiri atas Juku Eja, Jumat (21/7/2006), membuat persaingan di grup C makin panas. Tak heran kalau pertandingan antara Bon Kota Adonara melawan Persado Oesao sore ini, Sabtu (22/7) di Stadion Oepoi bakal menarik. Target kemenangan adalah harga mati bagi kedua tim kalau masih ingin bertahan.

Bon Kota Adonara tidak bisa berhitung untung atau rugi dalam pertandingan ini. Satu poin yang dikantongi bisa membuat Hen Atamuan dkk tersingkir kalau gagal menaklukkan Persado Oesao. Persado Oesao pun demikian. Tiga poin yang dimilikinya bukan berarti mereka sudah aman, sehingga akan bermain aman melawan Adonara. Persado akan bertemu PS Mandiri yang juga mengincar kemenangan di pertandingan terakhirnya di grup C.

"Kami targetkan kemenangan dalam pertandingan ini agar bisa lolos ke delapan besar. Kami akan menurunkan semua pemain terbaik yang ada, dan mereka sudah siap melawan Oesao," ujar pelatih Bon Kota, Asril.

Kalau tekad ini yang ditanamkan Asril kepada anak-anak asuhannya, maka tontonan berkualitas akan mewarnai jalannya permainan. Dengan kualitas individu pemain yang berada di atas rata-rata, Bon Kota memang tengah menebar ancaman di turnamen ini. Namun mereka masih lemah dalam penyelesaianakhir. Dukungan dari lini kedua terutama dari sayap Adonara harus dimaksimalkan bila Mansyur dan Jumardi melakukan aksi sapu bersih. Di saat seperti ini, Asril harus berani mengambil spekulasi untuk mendorong Hen Atamuan ke depan. Pengalaman Hen Atamuan sebagai striker bisa digunakan untuk mencetak gol di saat para striker mandul.

Strategi sapu bersih bisa saja dipakai oleh Persado Oesao. Persado yang memiliki duet striker, Dino Lopes dan Niko yang memiliki kecepatan dan skill yang bagus tak akan canggung memainkan bola-bola panjang. Niko dan Dino memiliki kualitas untuk berani duel dengan lini belakang lawan. Satu lagi kelebihan Persado Oesao adalah bisa mencetak gol lewat tendangan-tendangan bola mati. Artinya, lini belakang Bon Kota tidak boleh melakukan pelanggaran dekat kotak 16 dan jangan terkecoh dengan pergerakan tanpa bola Dino atau Niko.

"Sama halnya dengan mereka, kami juga menginginkan kemenangan. Pertandingan ini akan menarik tapi kami tidak akan tertekan dengan suhu di dalam dan luar lapangan. Kami akan bermain lepas dan kalau bisa akan berusaha mencetak gol lebih dulu," ujar pelatih Persado, Ferdy Lape.

Ferdy Lape benar, bahwa suhu pertandingan luar dan dalam akan meninggi. Di dalam lapangan, duel hidup mati dua tim yang mengejar kemenangan akan disemaraki sorakan suporter fanatik kedua tim. "Kami tahu bahwa mereka memiliki suporter yang sangat fanatik, namun kami juga akan mendatangkan pendukung. Saya hanya berharap agar semangat fair play tetap dijunjung tinggi, dan kepada wasit untuk tidak terpengaruh dengan suhu permainan," ujar Ferdy Lape.

Kedua tim memasang target kemenangan. Bon Kota Adonara mewakili Perseftim Flores Timur, sedangkan Persado Oesaomengusung nama PS Kabupaten Kupang. Artinya, duel wakil dua kabupaten ini akan menghasilkan fanatisme dan ego mempertahankan kehormatan daerah. Satu yang harus diingat kedua tim adalah merebut poin menuju ambisi menggapai gelar juara. Siapa yang siap, dia pasti menang. Bermain tenang, konsentrasi penuh dan jangan lupa mencetak gol. (eko)


Kematangan Sandelwood

SANDELWOOD hadir kembali di Dji Sam Soe-Pos Kupang Cup 2006 dengan motivasi baru. Jauh sebelum turnamen ini digelar, sang pelatih, Paul Ngongo Bili sudah menyatakan kesiapan timnya. Kemenangan yang diraih atas BNI 46 dalam pertandingan perdananya adalah bukti nyata.

Dalam penampilan pertamanya, Sandelwood memang terlihat belum begitu padu. Namun melawan SSB Tunas Muda, sore ini Sabtu (22/7) di Stadion Oepoi, mereka harus padu untuk menyiapkan stamina prima sepanjang pertandingan. Mengandalkan Bambang Tokan, Adrianus Adi, Marsi Ambotang, Hengky Lakinan dan Johni Manu, kekuatan Sandelwood terletak di lini tengah. Mereka juga memiliki Ancis Keraf yang sudah menemukan kembali ketajamannya.

"SSB Tunas Muda pasti mengincar kemenangan. Ini membuat mereka akan bermain penuh dan berusaha menekan kami. Kami akan berusaha untuk melayani permainan mereka dengan kekuatan yang ada untuk bisa meraih kemenangan," ujar kapten Sandelwood, Bambang Tokan.

Bambang Tokan mungkin benar. Kekalahan yang diderita SSB Tunas Muda dari Bahari FC memang sedikit mengecewakan duet pelatih Anton Kia dan Johni Lumba. Untuk itu, target kemenangan adalah mutlak, kalau tidak ingin tersingkir sebelum melakoni pertandingan terakhirnya. Nama besar yang dimilikiJohni Lumba dan Anton Kia nampaknya akan menjadi taruhan. Mengusung nama Sekolah Sepakbola (SSB), Tunas Muda harus menunjukkan skill lebih dari lawannya. Artinya, hasil dari latihan yang dilakukan selama ini harus dibuktikan dengan prestasi.

Bagi SSB Tunas Muda, faktor pelatih memang sangat menentukan. Secara kualitas, anak-anak SSB komplet di semua lini, baik pemain inti maupun cadangan. Namun emosi dan kematangan yang masih menjadi masalah. Hadirnya beberapa pemain senior, seperti Maksi Kami dan lainnya, harus dimanfaatkan untuk terus memberikan motivasi bagi pemain lainnya. Pasalnya, anak-anak SSB Tunas Muda sering kehilangan konsentrasi saat melawan tim dengan pertahanan yang cukup bagus. Kalau sudah demikian, mereka sering melakukan kesalahan-kesalahan sendiri yang tidak perlu.

Di sini strategi dan bimbingan dari pelatih sepanjang pertandingan yang terus dilakukan. Karena kalau dilepas, jangan harap bisa mengalahkan Sandelwood yang tentu bermain lepas. (eko)



Odus loloskan Britama SoE

GOL tunggal gelandang senior PS Britama SoE, Odus Piri ke gawang Pertamina FC di menit ke-54 dalam pertandingan di Stadion Oepoi-Kupang, Jumat (21/7), mengantar timnya ke perempatfinal turnamen sepakbola Dji Sam Soe-Pos Kupang 2006 dari Grup B. Britama SoE menyusul ‘saudaranya’ Britama Kupang yang lebih dulu lolos dari Grup A.

Britama SoE yang mengalahkan Rasta FC di pertandingan pertamanya mengantongi enam poin. Meski nantinya kalah dalam pertandingan terakhirnya dari QFC BTN, namun tidak berpengaruh untuk tiket perempatfinal. Pertamina sendiri dengan kekalahan ini memiliki peluang yang berat untuk lolos. Dengan satu poin miliknya, Pertamina harus mengalahkan Rasta FC yang sudah tersingkir, tapi dengan syarat gol yang banyak. Pasalnya, mereka hanya memiliki peluang kalau QFC (empat poin) kalah dari Britama SoE. Dan, kalau Britama dan QFC BTN bermain imbang, maka apapun hasil melawan Rasta, Pertamina tetap tersingkir.

Pertandingan antara Pertamina melawan Britama SoE berlangsung menarik. Turun dengan kekuatan penuh yang didukung puluhan suporter yang didatangkan dari SoE, anak-

anak Mathias Bisinglasi ini bermain cukup bagus. Spanduk bertuliskan ‘Britama SoE datang untuk menang’ yang dibentangkan di depan kursi pemain cadangan, nampaknya menjadi motivasi tersendiri bagi pemain-pemainnya.

Sementara Pertamina yang juga turun dengan komposisi penuhberusaha memainkan bola-bola panjang dengan mengandalkan kecepatan Antonio dan Tony Louis di depan. Namun, lini belakang Pertamina menjadi timpang menyusul ditariknya Romy yang cedera otot paha. Akibatnya, konsentrasi para gelandangnya untuk membantu serangan menjadi terganggu karena harus sering turun membantu pertahanan. Libero Pertamina, Lucio yang biasanya melakukan terobosan dari belakang, harus berkonsentrasi penuh untuk mengawal Juneidi Bana dan Apris Misa.

Memanfaatkan lebar lapangan, Britama SoE berusaha menyerang lewat Dedy Taniu dan Yostan Boymau. Odus dan Hendra yang sesekali membuka pergerakan beberapa kali terlihat melakukan spekulasi tendangan dari jauh. Meski beberapa peluang berhasil diciptakan kedua tim, namun hingga turun minum tidak ada yang bisa mencetak gol.

Di babak kedua, masuknya Alo Boro menggantikan Juneidi Bana berhasil menghidupkan tekanan-tekanan Britama SoE. Dedy Taniu yang didorong ke depan berduet dengan Apris Misa berhasil menekan pertahanan Lucio. Meski demikian, naluri gol yang tidak begitu bagus dari Dedy dan Apris membuat semua peluang yang diciptakan, baik lewat umpan Hendra, Nales maupun Odus dibuang percuma.

Di saat anak-anak Britama SoE kesulitan mencetak gol, Odus menunjukkan kematangannya sebagai pemain senior. Muncul dari lini kedua, Odus yang menyerang lewat sayap kanan melepas tendangan yang tidak bisa diantisipasi kiper Pertamina, Wily Dambu. Stadion Oepoi bergemuruh menyambut gol ini. Tempo permainan pun menjadi meningkat.

Pemain-pemain Pertamina yang merasa bisa mengimbangi Britama SoE melakukan serangan frontal dari semua lini.Dullah, Bram, Fathuda membuat Eman Soi dan Omris Boymau harus jatuh bangun menyelamatkan pertahanannya. Meski demikian, penampilan Imam Santoso yang cukup cemerlang, berhasil menggagalkan peluang Pertamina. Britama SoE juga memiliki satu peluang dari Odus, namun tendangannya masih melenceng di atas mistar gawang. Hingga wasit meniup pluit panjang, tidak ada tambahan gol yang tercipta.

Manajer Britama SoE, Adi Bisinglasi yang mengomentari hasil tersebut memuji penampilan pemain-pemainnya. Adi mengaku kalau sempat cemas melihat permainan Pertamina yang cukup bagus, namun motivasi lebih yang ditunjukkan timnya membuat kemenangan layak diraih.

"Saya sempat cemas melihat Pertamina yang bermain cukup bagus. Tapi saya juga memiliki keyakinan bahwa kami datang untuk memenangkan pertandi-ngan. Kunci kemenangan kami adalah pemain-pemain kami bermain sangat lepas dan memiliki motivasi yang tinggi untuk menang. Kami kini sudah di per-empatfinal dan siap menuju prestasi yang lebih besar," ujar Adi Bisinglasi. (eko)



Mandiri buka peluang

PESTA gol kembali terjadi di Stadion Oepoi, Jumat (21/7). Mandiri Kupang berhasil membantai PS Juku Eja 5-1. Hasil ini membuka peluang Mandiri untuk lolos ke perempatfinal. Bagi Juku Eja, meski belum tersingkir, namun peluang lolos sangat berat.

Hasil yang dicapai Bon Kota Adonara melawan Persado Oesao sore ini, Sabtu (22/7), akan sangat menentukan posisi Juku Eja. Apabila Persado yang memiliki poin tiga kalah, maka Abbas Bustan dkk masih memiliki peluang, tapi mereka harus menang besar atas Bon Adonara di pertandingan terakhirnya. Namun apabila Persado menang atau mengimbangi Bon Adonara maka Juku Eja akan langsung tersingkir.

Pertandingan antara Mandiri melawan Juku Eja di awal babak pertama pertandingan yang dipandu Yaya Huru, dibantu Ferdinand Takoy dan Stefanus Bria itu sempat berlangsung imbang. Meski tanpa kehadiran striker andalannya, Ilham, namun Juku Eja berhasil menekan pertahanan Mandiri lewat Devid. Terhitung dua peluang berhasil diperoleh Juku Eja di sepuluh menit pertama yang gagal dimanfaatkan.

PS Mandiri memiliki dua peluang gol lewat strikernya, Zulkifly Umar. Namun karena kurang tenang, Zulkifly selalu gagal mengeksekusi bola. Tidak ingin kecolongan di lini belakang, pelatih Mandiri, Pius Pake menarik Cristian Mozad dan memasukan Lambert Kadju. Amannya pertahanan menyusul masuknya Lambert membuat konsentrasi serangan Mandiri semakin bagus. Dan, gol yang ditunggu-tunggu pun datang.

Berawal dari umpan Abdul Muis, Hidayat melakukan solo run yang cukup cepat. Kerja sama satu dua dengan Zulkifly Umarberhasil mengecoh pertahanan Juku Eja. Tendangan Zulkifly masih bisa ditepis kiper Joefry, namun bola yang jatuh dekat Hidayat dengan mudah ditendang ke dalam gawang. Keunggulan Mandiri tidak bertahan lama, karena Zulkifly berhasil memecahkan kemandulannya dengan golnya empat menit kemudian. Kedudukan 2-0 untuk Mandiri bertahan hingga turun minum.

Di babak kedua dengan sejumlah pergantian yang dilakukannya, Juku Eja sempat mendikte permainan Mandiri. Buktinya, mereka mampu memperkecil ketinggalan lewat gol indah Hasim menit ke-42. Gol itu sempat mengejutkan Mandiri. Habisnya stamina beberapa pemain utamanya membuat pergantian terus dilakukan. Dan, pergantian itu membuahkan hasil lewat tiga gol yang dicetak Zulkifly Umar, Ricko Jawa dan Lempe. (eko)

SYALOM