Jumat, 08 Agustus 2008

Awas kejutan Adonara

SEMUA mata kini tertuju pada Bond Adonara. Jauh-jauh datang dari Flores Timur, mereka tentu memiliki tekad dan persiapan yang matang. Tak ada yang menyangkalinya kalau tim ini pantas masuk dalam daftar unggulan juara. Duel pertamanya melawan juara bertahan, Mandiri FC merupakan salah satu partai big match di Grup C.

Tidak banyak yang tahu kekuatan tersembunyi Bond Adonara. Materi pemainnya cukup komplet di semua lini. Pelatih Aba Atta sudah tahu apa yang dilakukannya untuk menghadapi juara tahun lalu, Mandiri FC petang ini di Stadion Oepoi-Kupang. Walau sangat diperhitungkan, Aba Atta tidak sesumbar. "Kami tahu bahwa lawan yang dihadapi berat, tetapi kami sudah siap. Kami datang dari Adonara dengan target untuk mencapai apa yang sebenarnya menjadi tujuan bermain sepakbola," ujar Aba Atta.

Aba Atta terkesan malu-malu melontarkan target kemenangan atas juara bertahan. Dia tidak mau menyebut apa tujuan sepakbola yang dimaksud. "Strategi sudah kami susun dan semua pemain sudah siap menjalankan pola yang akan dimainkan nanti," ujarnya saat dihubungi, Minggu (16/7).

Aba Atta tidak ragu dengan kemampuan Hen Atamuan, Ferry Langkamau, Mad Ivan, Khaerudin Ali, Alfons, Zaka dan kawan-kawan. Dia sangat dekat dengan anak asuhannya yang disebut-sebut sebagai tim bayangan Perseftim Flores Timur, sehingga keyakinan yang dilontarkannya bisa menjadi bukti sore ini.

Bagaimana dengan Mandiri? Pius Pake yang kali ini dipercaya Manajer Frangky Amalo sebagai pelatih pasti akan berusaha mempertahankan gengsi sebagai juara bertahan. Dengan sejumlah pemain yang sudah hengkang ke klub lain, Pius Pake dituntut bekerja keras untuk meramu tim baru yang kompak dan solid. Bersama asistennya, Lukman Hakim, pola 4-4-2 kiranya menjadi salah satu senjata untuk meredam Bond Adonara.

Zulkifly Umar yang kemungkinan bertandem Cristian Mozad di depan akan didukung Pieter Fomeni, Mad Malik, Ima Blegur dan Lambert Kadju yang sesekali akan muncul dari lini kedua. Kekuatan ini yang harus diwaspadai lini belakang Bond Adonara. Pasalnya, kalau Alfons dan Mad Ivan terlena dalam mengawal Zulkifly Umar, Pieter Fomeni bisa muncul dari lini kedua untuk mencetak gol sama baiknya dengan seorang striker.

Masalahnya adalah dua sayap Mandiri masih lemah. Kalau Pius Pake tidak cepat menemukan pemain yang cocok di lini ini, maka pilar belakang Adonara akan lebih berkonsentrasi untuk mematikan Zulkifly dan Pieter. Kalau ini terjadi, maka para pemain Adonara akan bebas melayani Hen Atamuan untuk menjebol gawang Mandiri yang dikawal bekas rekannya di Perseftim, Ronald Muchtar.

Duel petang ini akan menjadi ujian awal bagi kedua tim. Mandiri sebagai juara bertahan harus menjaga martabatnya sebagai sang jawara. Bagi Bond Adonara, dukungan masyarakat Flores Timur di Kupang yang sangat besar akan menjadi kekuatan bagi mereka untuk memberikan kejutan. Kalau Adonara tidak demam lapangan dan bisa beradaptasi, maka pertandingan ini bakal berlangsung menarik. Artinya, Mandiri FC harus mewaspadai kejutan itu. (eko)


Tangan dingin pelatih

SEMASA menjadi pemain, Mathias Bisinglasi sangat disegani baik saat berposisi sebagai striker maupun playmaker. Pensiun sebagai pemain, Mathias Bi-singlasi kembali dikenal sebagai pelatih bertangan dingin. Mathias Bisinglasi dikenal piawai meramu skuad dengan materi pas-pasan menjadi tim yang menakutkan. Dia juga sangat ahli membaca permainan. Strategi yang dipasangnya dan kapan saatnya mengganti seorang pemain selalu tepat dan penuh perhitungan. Tak salah kalau klub Britama SoE melamarnya menjadi pelatih.

Mengawali debutnya di Dji Sam Soe-Pos Kupang Cup 2006, Britama SoE akan bertemu Rasta FC. Diung-gulkan memenangkan pertandingan ini, Mathias Bi-singlasi tidak ingin mengomentarinya lebih jauh. "Kami hanya ingin bermain dengan baik. Skuad yang akan kami turunkan lebih banyak pemain muda. Kami memang berusaha untuk terus melakukan regenerasi. Meski masih muda, tapi saya yakin mereka akan bermain dengan baik," ujar Mathias Bisinglasi.

Rasta sebenarnya klub lama di Kota Kupang. Minimnya kompetisi membuat klub yang melahirkan pemain-pemain besar seperti Primus Sivelmus, Deny Bengu, Memy Tomboi, Napoleon Amtiran dan lainnya kini tengah berusaha untuk kembali bangkit. Para pemainnya baru mulai dikumpulkan, kini mereka telah siap berkompetisi.

Melawan Britama SoE yang akan diperkuat beberapa pemain ternama seperti Juneidi Bana, Apris Misa, Muhamad Hendra, Imam Santoso, Eman Soi, Yoris, Yakobus Piri dan Leonard Bisilisin, Rasta tidak boleh lengah. Pressing ketat sepanjang 2x35 menit harus dilakukan secara konsisten. Di sini stamina prima sangat penting untuk diperhatikan. Duel ini sangat penting bagi kedua tim untuk meraih poin penuh. Hasil imbang 1-1 yang diperoleh QFC BTN dan Pertamina FC membuat peluang semua tim relatif sama. Artinya, Rasta ataupun Britama SoE yang memenangkan pertandingan ini, peluangnya untuk lolos ke perempatifnal sangat terbuka. (eko)


QFC dan Pertamina imbang

RUNNER-up Dji Sam Soe-Pos Kupang Cup 2005, QFC BTN Kolhua- Kupang hanya bermain imbang 1-1 dengan tim debutan Pertamina FC dalam pertandingan pertama Grup B di Stadion Oepoi-Kupang, Minggu (16/7) petang. Gawang Pertamina lebih dulu jebol oleh gol bunuh diri dari kaptennya Lucio Viera tapi disamakan lewat gol pemain pengganti Pertamina, Man Api.

Pertandingan antara QFC melawan Pertamina berlangsung menarik. QFC yang masih mengandalkan skuad lamanya tampil menekan sejak pertandingan yang dipimpin Yaya Huru dibantu Ferdy Takoy dan Fanus Bria dimulai. Mengandalkan Vicky dan Hendrik, QFC menguasai jalannya pertandingan pada 15 menit pertama. Permainan bola dengan satu dua sentuhan serta penguasaan daerah yang cukup baik membuat irama permainan berlangsung menarik.

Namun, duet lini belakang Pertamina, Roni dan Lucio cukup kompak dalam menghalau serangan QFC. Serangan beruntun QFC akhirnya membuahkan hasil pada imenit ke-17. Saat ditekan, Lucio bermaksud mengontrol bola liar hasil tendangan permain QFC, Eky. Namun bola melenceng menuju gawangnya sendiri. Kiper Pertamina, Ade yang sudah terlanjur maju tidak bisa menjangkau bola yang terlalu tinggi dan menjebol pojok kiri gawangnya.

Meski ketinggalan satu gol, semangat tempur anak-anak Pertamina asuhan Santos ini patut diacungi jempol. Berhadapan dengan permianan QFC yang keras dan tak kenal kompromi, mereka memainkan bola-bola pendek yang cukup efektif. Meski demikian, Tony Louis dan Americo Frietes tidak mudah menembus area penalti Pertamina. Dengan tenang, libero Pertamina, Pe’u selalu berhasil meredam tusukan Tony dan Americo yang lebih banyak mengandalkan kecepatan larinya.

Masuknya beberapa pemain pengganti di babak kedua membuat perubahan pada daya serang Pertamina. Man Api dan Antonio menghidupkan seransgan Pertamina. Meski penampilan kiper QFC BTN, Dody Lisnahan cukup bagus dalam menahan serbuan Pertamina, namun di menit ke-43, Dody akhirnya takluk juga. Memanfaatkan kemelut di depan gawang, Man Api yang mendapat bola liar hasil tendangan bebas dari sayap kiri berhasil menjebol gawang QFC.

Hasil imbang 1-1 membuat jalannya permainan berlangsung menarik. Masuknya Dalman dan Charles Lisnahan menambah tekanan QFC BTN. Sebaliknya, Pertamina juga memiliki beberapa peluang melalui dua tendangan jauh Man Api, namun masih bisa diamankan Dody. Hingga pertandingan berakhir kedua tim tetap bermain imbang 1-1.

Dalam pertandingan kedua di Grup B, QFC BTN akan bertemu Rasta FC sedangkan Pertamina berhadapan dengan Britama SoE. Rasta dan Britama SoE akan saling berhadapan, Senin (17/7) petang di Stadion Oepoi-Kupang. (eko)



Motang Rua takluk

KLUB Motang Rua langsung takluk 0-1 atas Putra Samudera (Pusam) dalam pertandingan pertama Grup A di Stadion Oepoi-Kupang, Minggu (16/7). Gol tunggal Pusam dicetak Jefry Dethan menit ke-45.

Dengan koleksi tiga poin, Putra Samudera berada diposisi kedua klasemen sementara Grup A di bawah Britama Kupang yang unggul selisih gol. Sementara Motang Rua berada di posisi ketiga atau hanya unggul selisih satu kemasukan dari AS Roma. Dengan hasil ini maka Motang Rua harus memenangkan pertandingan keduanya melawan AS Roma. Ini tentu sangat berat karena AS Roma yang berada di posisi buntut klasemen sementara tentu ingin memetik poin guna membuka peluangnya ke babak delapan besar.

Pertandingan antara Motang Rua melawan Pusam dalam waktu 2x35 menit itu berlangsung dalam tempo sedang. Motang Rua yang mengandalkan Hyero sebagai ujung tombak bermain cukup baik dan mampu menekan pertahanan Pusam yang dikawal dua mantan pemain KFC Tarus, Yusuf Namok dan Yeri Lefi. Meski demikian, mereka kesulitan untuk mencetak gol.

Di babak pertama, Hyero memiliki tiga peluang emas dan Atus memperoleh empat peluang. Sayang semua peluang yang bagus itu gagal menjadi gol. Padahal penampilan kiper Pusam, Maxi Boboy sering menimbulkan kemelut. Namun di saat gawang Pusam kosong, eksekusi dari Hyero ataupun Atus selalu melenceng jauh dari gawang.

Sebaliknya, pemain-pemain Pusam terlihat lebih banyak mengandalkan duet strikernya, Jefry Dethan dan Dedy Dethan untuk melakukan tekanan melalui serangan balik. Beberapa kali umpan dari Erick Seran membuat Dedy dan Jefry berhasil masuk ke jantung pertahanan Motang Rua, namun masih dapat diamankan Beny. Hingga turun minum skor tetap imbang 0-0.

Malapetaka menimpa Motang Rua pada awal babak kedua ketika mereka harus bermain dengan sepuluh orang menyusul kartu kuning kedua yang diterima pemainnya, Vincentius. Vincentius dikeluarkan wasit Alberth Lisnahan karena menyikut pemain Pusam, Charles Giri. Keluarnya Vincentius cukup berpengaruh pada lini tengah Motang Rua. Atus mulai sedikit mundur untuk membantu Erlan mengatur irama permainan dari lini tengah.

Dengan kekuatan sepuluh orang, serangan Motang Rua tidak efektif apalagi Pusam bermain lebih baik pada babak kedua. Dalam suatu serangan balik cepat, Pusam berhasil mencetak gol ke gawang Motang Rua pada menit ke-45. Berawal dari serangan yang dibangun melalui Charles, Dedy yang mendapat bola di luar garis enambelas berhasil melewati hadangan Vian dan Gusti. Dedy yang dihadang Beny mengirim umpan kepada Jefry yang dengan tendangan kerasnya berhasil menaklukkan kiper Beny.

Ketinggalan satu gol, pelatih Motang Rua, Ferry Cangkung melakukan sejumlah pergantian. Hal yang sama juga dilakukan Pusam. Tekanan-tekanan Pusam semakin bertenaga. Sebaliknya, Motang Rua terlihat bermain tidak tenang dan sering melakukan pelanggaran-pelanggaran yang tidak perlu. Hingga wasit Alberth Lisnahan dibantu Ferdy Takoy dan Yaya Huru mengakhiri pertandingan tidak ada gol tambahan yang tercipta. (eko)

Tidak ada komentar:

SYALOM