Jumat, 22 Agustus 2008
Sepakbola, Gay, Hingga Bunuh Diri
AKHIR-akhir ini, Indonesia digegerkan masalah gay yang dipicu oleh pembunuhan berantai yang dilakukan Veri Idham Henyansyah alias Ryan (30). Kelompok heteroseksual itu sering menjadi bahan kontroversi. Hal itu juga pernah terjadi di dunia sepakbola.
Terutama pada awal 1990, ketika pemain sepakbola Inggris, Jjustin Fashanu, mengaku kepada publik bahwa dirinya seorang gay. Tak ayal, dunia sepakbola pun langsung gegera. Sebab, cabang olahraga ini identik dengan komunitas macho. Maka, banyak orang yang menentang kehadiran Fashanu di sepakbola.
Kariernya pun langsung tenggelam. Padahal, Justin Fashanu merupakan pemain kulit hitam pertama yang dikontrak mencapai 1 juta pounds pada 1980, ketika dibeli Notthingham Forest dari Norwich City. Banyak yang berharap bahwa dirinya akan menjadi bintang klub tersebut.
Namun, kehiduan homoseksualnya membuat kariernya tersendat. Meski belum mengumumkan dirinya gay pada 1980-an, namun banyak orang mencurigainya sebagai gay. Apalagi, dia sering berkunjung ke bar gay, Heaven, dan sering berduaan dengan sesama jenis. Bahkan, pelatih Notthingham waktu iitu, Brian Clough, menyindirnya, "Dia berdarah homo."
Fashanu pun semakin tertekan. Apalagi, waktu itu rasisme di sepakbola masih kuat. Setiap bermain, dia disoraki sebagai homoseksual dan diejek sebagai kera. Bahkan, sering suporter melemparkan pisang kepadanya.
Tekanan demi tekanan semakin besar, setelah dia mengaku sebagai gay pada 1990. Kariernya pun semakin meredup. Meski punya bakat besar, tak ada klub elite yang bersedia mengontrak pemain keturunan Nigeria itu.
Apalagi, pada tahun 1990, teman laki-lakinya yang baru berumur 17 tahun, tewas karena bunuh diri. Fashanu semakin tenggelam dalam kesedihan, hinaan, dan cercaan.
Dia pernah mengatkaan kepada rekan dekatnya, Peter Tatchell, sebenanyar banyak pemain sepakbola yang gay. Di Inggris awal 1990-an saja, setidaknya ada 12 pemain yang gay. Hanya saja, mereka tak berani mengambil keputusan seperti dirinya untuk mengumumkan keberadaannya. Fashanu membuka keberadaannya sebagai gay dengan harapan komunitas itu diterima di sepakbola. Yang terjadi justru sebaliknya, hingga banyak pemain gay tak berani mengakui diri.
Fashanu semakin tersudut. Pada 1998, dia pergi ke Amerika Serikat. Tepatnya 25 Maret 1998, dia diadukan seorang pemuda dengan tuduhan melakukan pelecehan seksual kepadanya. Kala polisi Amerika akan menangkapnya, dia keburu kembali ke Inggris.
Ternyata, dia punya rencana tersendiri. Pada Mei 1998, dia memutuskan bunuh diri dengan cara menggantung diri di garasi rumahnya di Shoreditch, London. Dia meninggalkan catatan, "Aku sadar telah dianggap sebagai kesalahan. Aku tak ingin terus mempermalukan teman-teman dan keluargaku. Aku harap, Jesus yang kucinta, akan menerimaku dan akhirnya akan menemukan kedamaian."
Sekian tahun kasus Fashanu telah berlalu, isu gay di sepakbola tak pernah terdengar lagi. Sampai tiba-tiba pada awal 2008, gelandang Real Madrid, Guti, ditemukan sedang berciuman bibir secara mesra dengan rekan laki-lakinya. Adegan itu tertangkap kamera dan dimuat majalah Cuore.
Sontak saja, isu bahwa Guti adalah seorang gay semakin merebak. Padahal, dia sudah menikah dengan wanit cantik, Arancha de Benito, sejak 1999. Mereka juga sudah dikaruniai dua anak.
Namun, isu bahwa dia gay malah terus berkembang. Lewat wakilnya, Zoran Vekic, Guti membantah dirinya gay. Menurutnya, orang yang dia cium itu bukan laki-laki, melainkan perempuan. Dan, dia tak lain adalah adiknya sendiri yang mengajak keluarga makan di restauran merayakan kehamilannya. Maka, Guti pun melayangkan gugatan kepada Cuore yang dinilai membuat berita palsu.
Meski begitu, isu gay di sepakbola kembali muncul. sampai-sampai, mantan direktur Juventus, Luciano Moggi mengeluarkan komentar pedasnya. "Tak ada tempat bbuat gay di sepakbola," katanya.
Meski begitu, seperti kata almarhum Fashanu, sepakbola tak steril dari homoseksual. Hanya saja, mereka takut mengungkapkan jati diirinya.
Oh, ya? Siapa saja pemain bola yang gay? Sejauh ini hanya sebatas spekulasi. Banyak pemain yang dicurigai gay. Bahkan, Cristiano Roanldo pun pernah dicurigai sebagai homoseksual, meski akhirnya tak terbukti. (Hery Prasetyo)
Kualitas Yang Memenangkan
Oleh Sipri Seko
"KAMI hanya bawa dua pemain senior, selebihnya adalah pemain-pemain yunior dengan usia 21 tahun ke bawah. Saat ini kami sudah siap bertanding. Kami tidak memiliki target yang muluk-muluk, namun turnamen ini akan menjadi pengalaman berharga untuk dievaluasi sebelum berangkat ke El Tari Cup di Bajawa."
Itu pernyataan pelatih Persado Oesao, Ferdy Lape. Menuju Dji Sam Soe-Pos Kupang Cup 2008 ini, Persado Oesao memang tidak ingin muluk-muluk. Berada di Grup C, Persado Oesao akan bersaing dengan Britama Kupang, Putra Pelangi, Kristal FC. Menurunkan pemain-pemain yunior, Persado Oesao memang tidak diunggulkan, minimal lolos dari penyisihan grup.
Manajer Persado, Helmit Marcus, S.H, senang dengan status non unggulan. Bermain lepas dengan mengandalkan semangat juang dan kekompakan tim, dia sangat yakin kalau mereka akan membuat lawan kerepotan.
Tim lainnya, Britama Kupang, masih diunggulkan untuk mempertahankan prestasinya menjadi kampiun turnamen. Mathias Bisinglasi, dikenal memiliki strategi tinggi dan punya kemampuan membaca permainan dengan sangat baik. Dengan skuad yang dimilikinya, Britama Kupang nampaknya tidak akan kesulitan mengatasi lawannya, minimal di penyisihan grup. Umbu Yogar, Adrianus Adi, Dody Lisnahan, Kiser Mbou, Digo Maradona, Suparman Bara, Borju, Yusuf Mahemba, Marcel Bitol, Hendra Takunama dan lainnya, adalah jaminan kualitas yang sudah teruji.
Bagaimana dengan Kristal FC? Pelatih bertangan dingin, Johni Lumba yang saat ini sedang kuliah doktoral olahraga di Surabaya khusus didatangkan untuk menukangi Deni Bengu dkk. Tahun lalu, Johni memberi bukti kalau Kristal FC yang tidak diunggulkan berhasil menempati peringkat ketiga. Skuad yang sama masih akan dipakai untuk bertarung di tahun ini.
Lalu, apakah Kristal lantas ikut diunggulkan untuk lolos? Jangan cepat memvonis. Dengan hanya dua tim yang lolos dari grup, selain Britama dan Persado, Kristal harus melewati hadangan Putra Pelangi. Anak-anak asal Pulau Solor, Flores Timur ini jauh-jauh datang ke Kupang bukan hendak berwisata. Mereka memiliki kualitas untuk menjadi unggulan. Buktiknya adalah ketika menahan imbang Platina FC, 2-2 dalam laga persahabatan di lapangan TNI AU, Penfui-Kupang, Kamis (21/8/2008).
Sang pelatih, Elman Ibrahim, sangat tahu karakter bermain anak-anak Kupang. Di masanya, Elman, bersama pelatih Britama, Mathias Bisinglasi, pelatih Persado, Ferdy Lape dan pelatih Kristal, Johni Lumba adalah pemain terbaik di posisinya. Elman, Mathias, Helmit Marcus dan Ferdy Lape, sama-sama pemain PSK yang pada tahun 1980-an hingga awal 1990-an membuat tim ini disegani dalam sepakbola NTT.
Kali ini, mereka kembali bertemu bukan lagi sebagai pemain, tetapi sebagai pelatih. Adu strategi dan kematangan akan menjadi duel yang layak disimak. Britama memiliki nama besar dengan skuad sarat pengalaman. Persado memiliki pemain muda penuh talenta yang tidak bisa dianggap remeh. Ketika Johni Lumba mengantar Kristal menempati peringkat tiga tahun lalu, semua baru percaya, bukan kualitas semata yang memenangkan, tetapi juga kekompakan dan kemauan menjadi juara.
Tiga tim asal Kota Kupang 'akan mengepung' Putra Pelangi yang seharusnya sudah tahu apa yang mesti dilakukan. Kalau begitu, haruskah kita mengatakan, Persado, Britama, Kristal dan Putra Pelangi memiliki peluang yang sama di Grup C? **
Langganan:
Postingan (Atom)