Senin, 28 Januari 2008

Olga dan Kurniawan kunjungi Kupang






AKTIVITAS SOEHARTO 27-28 JANUARI (2-Habis)

DI DALAM buku Jejak Langkah Pak Harto, tak dicantumkankegiatan Soeharto di bulan Januari 1978. Entah apaalasannya. Yang jelas buku ini diawali dengan kegiatanSoeharto mulai tanggal 29 Maret 1978. Pada tangal itu,Soeharto mengumumkan terbentuknya Kabinet PembangunanIII. Susunan kabinetnya meliputi tujuh menteri negarayang tidak memimpin departemen, dan 17 menteri negarayang memimpin departemen. Berikut kegiatan Soeharto dibulan Januari antara tahun 1979 hingga 1983.27 JANUARI 1979:Presiden Soeharto sedikit berkelakar saat menerimaMenteri Muda Urusan Pangan, Affandi. Kata Soeharto,orang-orang yang berduit di kota telah membantumenyebarkan hama wereng dengan jalan mendorong parapetani untuk menanam padi yang berasnya enak. KataSoeharto, tanaman padi yang menghasilkan beras yangenak citarasanya seperti Rojolele dan Cianjur, sangatpeka terhadap hama wereng.28 JANUARI 1979:Tak ada catatan kegiatan yang dilakukan Soeharto padatanggal tersebut.27 JANUARI 1980:Tak ada catatan kegiatan yang dilakukan Soeharto padatanggal tersebut.28 JANUARI 1980: Soeharto memberikan hadiah berupa 20 ekor sapi, satuset televisi, dua radio kaset, dua mist blower dansatu set buku 30 tahun Indonesia Merdeka. Hadiah itudiberikan kepada para pemenang lomba intesifikasikhusus tanaman padi musim tanam tahun 1979 untuktingkat provinsi Jawa Timur. Acara diadakan diSurabaya.27 JANUARI 1981:Indonesia berduka. Presiden Soeharto menerima MenteriPerhubungan Rusmin Nuryadin. Ia melaporkan bahwa telahterjadi musibah terbakarnya kapal Tampomas II diperairan Masalembo yang menewaskan ratusan orang.28 JANUARI 1981: Tak ada catatan kegiatan yang dilakukan Soeharto padatanggal tersebut.27 JANUARI 1982:Presiden Soeharto beserta istrinya meninggalkanJakarta menuju Pontianak untuk melakukan kunjungankerja selama segari. Di kota itu Soeharto meresmikanpenggunaan Jembatan Kapuas yang merupakan jembatanterpanjang di Indonesia. soeharto meminta agarpembangunan di kota itu, khususnya di KalimantanBarat, perlu dipergiat, karena daerah ini merupakansalah satu daerah terkaya dengan sumber alamnya."Sampai sekarang ini kekayaan alam di kalimantan Baratbelum dapat kita gali dan kita manfaatkansebaik-baiknya. Salah satu hambatannya adalah karenasarana perhubungan yang belum mencukupi. 28 JANUARI 1982: Tak ada catatan kegiatan yang dilakukan Soeharto padatanggal tersebut.27 JANUARI 1982:Presiden Soeharto memberikan sinyal bahwa tahun-tahunke depan merupakan tahun-tahun tersulit uat Indonesia.Alasannya, penerimaan negara sangat terbatas, sehinggasulit untuk mecapai penerimaan negara yang tinggiseperti tahun-tahun sebelumnya. Di sisi lain,Indonesia harus melanjutkan pembangunan. "Seab, jikapembangunan berhenti maka kita akan mengalamikesulitan yang lebih besar. semuanya itu mengharuskankita untuk mengadakan efisiensi nasional secaramenyeluruh. Efisiensi ini tidak saja harus dilakukandi kalangan pemerintahan, melainkan juga masyarakat,"kata Soeharto saat membuka Rapat kerja Gabungan/KepalaDaerah seluruh Indonesia di Istana. 28 JANUARI 1982: Tak ada catatan kegiatan yang dilakukan Soeharto padatanggal tersebut. (Achmad Subechi/berbagai sumber)

Obsesi Soeharto Bangun 1000 Masjid

Masih Kurang 30 Lagi

SOEHARTO, bukanlah tipe pemimpin yang ecek-ecek. Priaitu mampu bertahan di kursi kekuasaannya selama 32tahun, karena pola kepemimpinannya yang tegas, kerasdan tidak banyak retorika. Wajar saja di erakekuasaannya, tak banyak penduduk di negeri ini yangberani melakukan perlawanan secara frontal.Di penghujung usianya, ada satu obsesi yang hinggakini mungkin belum kesampaian. Soeharto pernahmemiliki niat untuk membangun masjid di negeri inisebanyak 1000 buah melalui Yayasan Amal Bhakti MuslimPancasila (YAMP)."Jadi saya menilai ada kesan mendalam bagi umat Islamtentang perjuangan Pak Harto dalam membangun tempatperibadatan tersebut. Sampai kini angka seribu masjiditu memang belum tercapai, tapi hampir terpenuhi. Danboleh jadi mungkin karena obsesi ini telahmemanjangkan umu beliau," kata Dr dr Tarmizi Tahir,seperti yang tertuang dalam buku HM Soeharto MembangunCitra Islam.Tamizi sendiri tersentak terhadap obsesi Soeharto itumanakala ada tokoh Islam asal Maluku bernama HabibHusein Alatas, bercerita soal keinginan atau cita-citaSoeharto. "Pak Tarmizi, Pak Harto telah membuat masjidbesar-besar lebih banyak dibandingkan dengan ormas danlembaga Islam. Sampai sekaang saya memperhatikan,beliau mencatat secara sungguh-sungguh bahwa salahsatu obsesinya adalah membangun masjid sampai seribubuah," kata Habib Husein Alatas kepada Tarmizi.Di mata Tarmizi, obsesi Soeharto itu pada awalnyamelahirkan kontroversi karena uang yang dipakaimembangun masjid itu berasal dari uang para pegawainegeri (PNS). "Saya melihat itu sesuatu yang lumrasaja. Menurut hemat saya, walaupun uang untukmembangun masjid itu berasal dari pegawai negeri yangberagama Islam, tidak banyak diantara mereka yangmerasa bahwa merekalah yang membangun masjid. Padahaltanpa disadari, tanpa dirasa, para pegawai negeri ituakan dapat sebagaimana dikatakan Nabi Muhammad SAWyang mengatakan, barang siapa membangun masjid di bumiini, maka nanti di akhirat akan dibangunkan Allahmasjid di surga," kenang Tarmizi.22 November 2006 lalu, tim penulis buku Pak HartoHabis Manis Sepah Dibuang – Dwi Ambar Sari-LazuardiAdi Sage-- datang ke kediaman Soeharto di Cendana.Ruangan pertemuan antara Soeharto dengan tim penulisbuku, amat sangat sederhana."Pak Harto mengenakan baju koko warna putih dan sarungbergaris kotak-kotak berwarna coklat terang. Ruangandi kediaman tempat kami diterima, sangatlah sederhana.Rumahnya, sama sekali tak menyiratkan kemewahan. Jauhdari modern."Ketika itu kondisi kesehatan Soeharto jauh menurun.Tubuhnya tampak lemah, bicaranya agak sulit, sehinggakomunikasi menjadi terbatas. Suaranya pelan, parau danbergumam. Pendengarannya juga jauh sudah berkurang.Soeharto lebih banyak menganguk-anggukan kepala.Rambutnya semakin memutih, tangannya terlihat lunglai,matanya sayu, namun senyum khasnya terus mengembang.Meski untuk bicara saja Soeharto agak susah, namun iasempat menceritakan obsesinya untuk membagun 1000masjid di negeri ini. "Kami sudah membangun sekitar960 masjid. Masih kurang tiga puluh lagi ya..." tanyaSoeharto kepada tim penulis bukunya.Soeharto juga merasa bangga dengan keberhasilanputra-putri bangsa yang dibiaya dari bea siswa SuperSemar. "Sekarang, sudah banyak yang jadi orang. Jadisarjana, jadi profesor, jadi pejabat, juga jadimenteri ya..." tutur Soeharto sambil tertawa. (Achmad Subechi)

Ini Penghinaan Bagi Keluarga Saya

Konflik Antara Soeharto dan Muridnya (4-Habis)

SOEHARTO mengumumkan bahwa dirinya mundur dari kursiRI 1. Atas nama UUD 45, maka Habibie dilantik menjadipresiden. Filosofinya, seorang pemimpin harusberperilaku seperti mata air yang mengalirkan airbersih dan bergizi. Sehingga semua kehidupan disekitarnya dapat mekar dan berkembang. Sebaliknya,perilaku seperti mata air yang mengalirkan racun akanmematikan kehidupan sekitarnya.SETELAH menyampaikan pesan kepada bangsa Indonesiamelalui TVRI, BJ Habibied mulai menyusun kabinet.Setelah itu ia kembali masuk ke ruangan kerjanya diKuningan untuk memantau perkembangan situasi lewatinternet."Melalui internet dan televisi, saya kembali memantaudan mendengar komentar dalam dan luar negeri mengenaiperkembangan di Indonesia. Sementara itu, terusberkembang berita di dalam dan luar negeri bahwa sayatidak mampu bertahan lebih dari 100 jam. Yang sedikitoptimistis meramalkan bahwa saya tidak akan bertahanlebih dari 100 hari. Ada pula yang mempertanyakan,apakah kabinet dapat terbentuk? Apa konsep Habibiedalam menghadapi semua masalah yang serba kompleksdalam keadaan yang tidak stabil dan tidak menentu?Saya dijadikan manusia yang tidak memilikikredibilitas, karena berbagai pernyataan yang bernadamenghina dan mengolok, menyinggung perasaan siapa sajayang mengenal dan berkawan dengan saya."Esok paginya, satu jam sebelum Habibie berangkat keIstana Merdeka untuk mengumumkan nama para anggotaKabinet Reformasi Pembangunan, nama Menhankam/Pangabakan ia berikan berikan kepada tim khusus yangmendapat tugas menyusun pidato pengantar pengumumanpara anggota Kabinet Reformasi.Jumat, 22 Mei 1998 pukul 06.10, Habibie meneleponJenderal Wiranto dan menyampaikan bahwa ia telahmemutuskan untuk memintanya tetap menjadiMenhankam/Pangab dalam Kabinet Reformasi Pembangunan.Sekitar pukul 07.30, Sintong Panjaitan masuk keruangan kerja BJ Habibie untuk memohon agar sayamenerima Danjen Kopassus Mayor Jenderal Muchdi PRbersama Mayor Jenderal Kivlan Zein yang membawa suratdari Pangkostrad dan dari Jenderal Besar Abdul HarisNasution."Saya bertanya apakah perlu saya terima sendiri? Sayabanyak pekerjaan dan bahan masukan yang harus sayabaca dan nilai menumpuk. Saya meminta Jenderal Sintongmenerima surat-surat tersebut atas nama saya. Namun,hanya beberapa menit kemudian, SintongPanjaitan kembali ke ruang kerja saya dan menyarankanuntuk menerima surat tersebut, namun saya tidak bolehmelewati tanda yang sudah diberikan di pintu masuk.Saya beranjak dari depan komputer berjalan didampingiSintong Panjaitan ke pintu yang sudah ditentukan. Didepan pintu tersebut, saya menerima kedua jenderalyang menyampaikan surat-surat yang segera saya baca.Setelah saya selesai membaca, kedua jenderalmengucapkan, mohon petunjuk."Dalam surat itu, Jenderal Besar Nasution menyarankanagar KSAD Jenderal SubagioHadi Siswoyo diangkat menjadi Pangab dan PangkostradLetjen Prabowo Subianto menjadi KSAD. Sekitar pukul09.00, Habibie meninggalkan Kuningan menuju IstanaMerdeka didampingi Sintong Panjaitan, Ahmad WatikPratiknya, Jimly Asshiddiqie, Gunawan Hadisusilo, danFuadi Rasyid."Saya memasuki Istana Merdeka dari pintu gerbang depansebelah barat. Di depan tangga, Pangab Wirantomenantikan kedatangan saya dan memohon untukdiperkenankan melaporkan keadaan di lapangan, tetapihanya empat mata. Saya katakan bahwa saya tidakmemiliki banyak waktu, karena sudah terlambat satu jamdan ini dapat menimbulkan spekulasi bahwa saya tidakberhasil membentuk Kabinet Reformasi Pembangunan. Sayapersilakan Wiranto mengikuti saya ke ruang kerjaPresiden di Istana Merdeka."Di ruang kerja Presiden, Pangab melaporkan bahwapasukan Kostrad dari luar Jakarta bergerak menujuJakarta dan ada konsentrasi pasukan di kediaman BJHabibie di Kuningan. Begitu juga di Istana Merdeka.Jenderal Wiranto mohon petunjuk. Dari laporantersebut, Habibie berkesimpulan bahwa Pangkostradbergerak sendiri tanpa sepengetahuan Pangab.Habibie lalu melihat jarum jam yang ada di tangannya.Kepada Wiranto ia memberikan perintah agar sebelummatahari terbit, Pangkostrad sudah aharus diganti.Kepada penggantinya diperintahkan agar semua pasukandi bawah komando Pangkostrad harus segera kembali kebasis kesatuan masing-masing. Jenderal Wirantobertanya, "Sebelum matahari terbenam?""Saya ulangi, sebelum matahari terbenam!" JenderalWiranto bertanya lagi, "Siapa yang akan mengganti?"Saya menjawab ringkas, "Terserah Pangab." SebelumPangab meninggalkan ruang kerja presiden, ia berpesanagar Ny Ainun yang ketika itu masih di Kuningan segeradibawa ke Wisma Negara. Begitu juga Insana, istriIlham, dengan Nadia dan Pasha (cucu Habibie),diterbangkan dengan helikopter dari Bandung ke Jakartauntuk bergabung. Ilham yang sebentar lagi mendarat diBandara Sukarno Hatta akan dibawa ke Wisma Negara.Sedangkan Thareq dan Widia istrinya sedang dalamperjalanan."Semua keluarga saya sementara akan bergabung di WismaNegara. Saya bertanya, untuk berapa lama kami harustinggal di Wisma Negara? Tergantung perkembangankeadaan, jawab Pangab." Setelah itu Habibiemengumumkan nama-nama anggota Kabinet ReformasiPembangunan.***WAKTU terus berjalan. Pangab Jenderal TNI Wirantomenelpon BJ Habibie. Isinya, Wiranto mengusulkanPanglima Divisi Siliwangi dari Jawa Barat sebagaiPangkostrad. Memerhatikan Instruksi Presiden agarpergantian Pangkostrad harus dilaksanakan sebelummatahari terbenam dan karena masalah teknis pelantikanPanglima Divisi Siliwangi baru hanya dapatdilaksanakan keesokan harinya, maka Pangkostradsementara akan dijabat oleh Asisten Operasi PangabLetjen Johny Lumintang. Kepada Letjen Johny Lumintangakan diperintahkan untuk segera mengembalikan semuapasukan ke basis masing-masing sebelum matahariterbenam."Saya menyetujui usul Pangab untuk melantik PanglimaDivisi Siliwangi, Mayjen Djamari Chaniago sebagaiPangkostrad esok harinya pada tanggal 23 Mei 1998.Usul untuk menugaskan Letjen Johny Lumintang agarmenjadi Pangkostrad sementara juga dapat saya terima,"ujarnya.Setelah pembicaraan dengan Pangab selesai, ADCmelaporkan kepada BJ Habibie bahwa Pangkostrad LetjenPrabowo Subianto minta waktu untuk bertemu. "Apakahperlu saya bertemu? Apa gunanya bertemu? LetjenPrabowo adalah menantu Presiden Soeharto. Pak Hartobaru 24 jam meletakkan jabatannya. Pak Harto yangtelah memimpin negara dan bangsa selama 32 tahun,tentunya memiliki pengaruh dan prasarana yang besardan kuat. Bagaimana sikap dan tanggapan Pak Hartomengenai kebijakan saya menghentikan Prabowo darijabatannya sebagai Pangkostrad? Apakah beliautersinggung dan menugaskan menantunya untuk bertemudengan saya? Menurut peraturan yang berlaku, siapasaja yang menghadap presiden tidak diperkenankanmembawa senjata. Mereka sebelumnya diperiksa denganalat-alat yang canggih. Tentunya itu berlaku pulauntuk Panglima Kostrad."Bagaimana dengan menantu Pak Harto? Apakah Prabowojuga akan diperiksa? Apakahpengawal presiden berani? Apa akibatnya jikalauHabibie tidak menerima Pangkostrad?Bukankah Pangkostrad memiliki hak untuk didengarpendapatnya? Dialog adalah dasar untuk lebih salingmengerti dan pengertian adalah hasil dari dialog?Pengertian adalah awal dari toleransi. Toleransiadalah salah satu elemen dari perdamaian danketenteraman. Bukankah inimaksud tujuan reformasi? Perdamaian dan ketenteramandi bumi Indonesia?Segudang pertanyaan itu terus berputar di kepala BJHabibie. Akhirnya pertemuan antara Prabowo dan BJHabibie terjadi. Pada saat Prabowo masuk ke ruangan BJHabibie, ia melihat menantu Soeharto itu tak membawasenjata. "Saya merasa puas," kata Habibie. Saatberdialog dengan Habibie, Prabowo menggunakan bahasaInggris. "Ini suatu penghinaan bagi keluarga saya dankeluarga mertua saya Presiden Soeharto, Anda telahmemecat saya sebagai Pangkostrad, " kata Prabowo ketikaitu.Habibie lalu menjawab, "Tidak dipecat, tetapi jabatanAnda diganti." "Mengapa?" tanya Prabowo. "Sayamendapat laporan dari Pangab bahwa gerakan pasukanKostrad menuju Jakarta, Kuningan, dan Istana Merdeka,"jelas Habibie. Mendengar penjelasan itu Prabowomemberikan klarifikasi. "Saya bermaksud untukmengamankan presiden," kata Prabowo."Itu adalah tugas Pasukan Pengamanan Presiden yangbertanggung jawab langsung pada Pangab dan bukan tugasAnda," jawab Habibie. "Presiden apa Anda? Anda naif?"tanya Prabowo dengan nada marah."Masa bodoh, saya Presiden dan harus membereskankeadaan bangsa dan negara yang sangat memprihatinkan, "jawab Habibie. Suasananya semakin tegang. Prabowo lalumengajukan permohonan. "Atas nama ayah saya ProfSoemitro Djojohadikusumo dan ayah mertua saya PresidenSoeharto, saya minta Anda memberikan saya tiga bulanuntuk tetap menguasai pasukan Kostrad," pinta Prabowo.Habibie kemudian balik menjawab dengan nada tegas,"Tidak! Sampai matahari terbenam Anda sudah harusmenyerahkan semua pasukan kepada Pangkostrad yangbaru!" Karena tetap ditolak, Prabowo kembali menawar."Berikan saya tiga minggu atau tiga hari saja untukmasih dapat menguasai pasukan saya!" Habibie kembalitegas."Tidak! Sebelum matahari terbenam semua pasukan sudahharus diserahkan kepada Pangkostrad baru! Sayabersedia mengangkat Anda menjadi duta besar di manasaja." "Yang saya kehendaki adalah pasukan saya! jawabPrabowo. Lagi-lagi Habibie menunjukan sikap kerasnya."Ini tidak mungkin Prabowo!"Pada saat itulah pintu ruangan terbuka. SintongPanjaitan masuk dan mengatakan, "Jenderal, BapakPresiden tidak punya waktu banyak dan harap segerameninggalkan ruangan." Saat diingatkan, Habibie malahmeminta waktu kepada Sintong untuk meneruskandialognya dengan Prabowo. Kesempatan itu laludimanfaatkan Prabowo untuk meminta agar ia dapatberbicara melalui telepon dengan Pangab. "Sayatugaskan kepada salah satu ADC Presidenyang berada di ruangan untuk segera menghubungiPangab.Setelah menelepon ke Markas Besar ABRI, ADC Presidenmenyampaikan bahwa Pangab tidak dapat dihubungi."Untukkedua kalinya pintu terbuka dan Sintong Panjaitanmempersilakan Prabowo meninggalkan ruangan denganalasan Gubernur Bank Indonesia sudah tiba dengan staf,bersama Menko Ekuin Ginandjar Kartasasmita. "Sayamasih sempat memeluk Prabowo dan menyampaikan salamhormat saya untuk ayah kandung dan ayah mertuaPrabowo. Kemudian, saya didampingi anak saya, Thareq,meninggalkan ruang tamu untuk menengok istri, anak,dan cucu," kenang Habibie.Di mata Habibie, Prabowo Subianto adalah putra tertuadari keluarga yang sangat terhormat, sangatintelektual, dan sangat kritis. Bahkan, ayahkandungnya adalah salah satu idola Habibie sejak masihdi SMA. "Dedikasi Prabowo, begitu pula orang tua dansaudara-saudaranya terhadap bangsa dan negara, tidakperlu diragukan. Saya percaya bahwa itikad dan niatPrabowo untuk melindugi saya adalah tulus, jujur, dantepat. Masalahnya iktikad dan niat yang baik dan tepatitu dilaksanakannya tanpa sepengetahuan dan koordinasidengan Pangab. Kesimpulan ini saya ambil ketika Pangabmelaporkan mengenai gerakan pasukan Kostrad. Darilaporan tersebut secara implisit dinyatakan bahwatindakan Pangkostrad, tidak sepengetahuan dandikoordinasikan dengan Pangab," jelas Habibie. (achmadsubechi)

Habibie Sedih Dicuekin Soeharto

Konflik Antara Soeharto dan Muridnya (3)

JAKARTA semakin tegang! Gerakan mahasiswa yangmenekan Soeharto agar lengser dari tahtanya tak bisaterbendung. Begitu juga elit-elit politik lainnya yangterus bergerilya menyusun sebuah kekuatan untukmendorong datangnya perubahan.SEHARI menjelang pengunduruan diri Soeharto, WakilPresiden BJ Habibie meminta ajudannya segeramenghubungi Soeharto. Habibie ingin berbicara denganorang terkuat di negeri ini."Namun, sangat saya sayangkan bahwa Pak Harto ketikaitu tidak berkenan berbicara dengan saya. Ia hanyamenugaskan Menteri Sekretaris Negara Saadilah Mursyiduntuk menyampaikan keputusan bahwa esok harinya pukul10.00 pagi, Pak Harto akan mundur sebagai Presiden.Sesuai UUD '45, Pak Harto menyerahkan kekuasaan dantanggung jawab kepada Wakil Presiden RI di IstanaMerdeka. Pengambilan sumpah Wakil Presiden menjadiPresiden akan dilaksanakan oleh Ketua Mahkamah Agungdi hadapan para Anggota MA," kenang Habibie.Mendengar penjelasan itu BJ Habibie mengaku terkejut.Ia ingin berbicara dengan Soeharto. Ajudan PresidenSoeharto menyanggupi akan mempertemukan Habibie esokpaginya sebelum berangkat ke Istana Presiden.Sejumlah menteri yang telah mengajukan suratpengunduran diri dan ketika itu masih berada dipendopo BJ Habibie, terkejut bukan kepalang. "Semuaterkejut mendengar berita tersebut. Kemudian sayameminta agar para menteri yang hadir, dan juga paraAsisten Wakil Presiden yang berada di ruang sebelahpendopo, untuk memanjatkan doa kehadirat Allah SWT.Saya minta Jimly Asshiddiqie untuk memimpin doa. Istrisaya juga diminta untuk hadir," jelas Habibie.***MALAM itu Habibie sedang memantau perkembangan situasidi republik ini dari balik internet. Tiba-tiba Kol(AL) Djuhana --ajudan Habibie-- melaporkan bahwaPanglima ABRI Jenderal Wiranto mohon waktu untukbertemu. "Saya belum bersedia menerima siapa pun,karenaharus merenungkan keadaan tanah air yang sangatmemprihatinkan dan sudah di ambang pintu revolusi,"tutur Habibie.Ditengah situasi tersebut, tiba-tiba terdengar suaradari ruangan yang gelap. "Pak Habibie, sudah hampirpukul 04.00 pagi dan Bapak belum tidur dan belumberistirahat, sementara acara Bapak sudah mulai pukul07.00 pagi. Mohon Bapak beristirahat sejenak."Ruangannya sangat gelap, karena tidak ada lampu yangmenyala kecuali sinar monitor komputer yang menerangiwajah saya BJ Habibie. "Siapa yang berbicara?""Siap... Kolonel Hasanuddin, ADC Bapak," jawabnyasambil menyinari wajahnya dengan lampu senter."Mengapa Kolonel belum tidur?" "Siap, lagi dinas danmohon Bapak istirahat sejenak,"jawabnya.Baru sekitar pukul 06.45, ADC Kolonel (Udara) IwanSidi masuk ke ruangan dan melaporkan bahwa PangabJenderal Wiranto sudah siap menunggu di ruang tamu.Habibie lalu meminta ajudan agar mempersilakanJenderal Wiranto menuju ke pendopo.Pukul 06.50 sampai 07.25 Jenderal Wiranto melaporkankeadaan di lapangan yang tidak menentu dangerakan-gerakan demo yang terus meningkat. Dalamkesempatan itu Pangab meminta Habibie memberikanpengarahan dan petunjuk. "Petunjuk saya, rakyatdiberikan kebebasan untuk berdemo, tetapi tidakdibenarkan merusak dan atau membakar. Fasilitaspengamanan Pak Harto sekeluarga yang sekarangdiberikan agar tetap berfungsi seperti semula danpelaksana pengamanan bertanggung jawab langsung padaPangab. Saya tidak benarkan presiden menerima perwiratinggi ABRI, termasuk Kepala Staf Angkatan, kecualibersama atau atas permintaan Pangab," pesan Habibie.Jenderal Wiranto juga melaporkan bahwa ia telahmenerima inpres yang ditandatangani oleh PresidenSoeharto untuk bertindak demi keamanan dan stabilitasnegara jikalaukeadaan berkembang menjadi khaos dan tidak terkendali.Inpres ini semacam Supersemar (Surat Perintah SebelasMaret).Bagi Habibie, nama Wiranto sudah tidak asing lagi ditelinganya. Sebab, beberapa tahun sebelumnya Habibiepernah bertemu dengan Wiranto di Masjid Istiqlalketika ia bersamaanggota Kabinet Pembangunan dan Pimpinan LembagaTertinggi Negara, duduk di lantai masjid sambilmenantikan kedatangan presiden dan wakil presidenuntuk melaksanakan shalat Id.Ketika itu seorang pemuda berpakaian kemeja batikdengan sopan menyapa BJ Habibie dari belakang. Pemudaitu sambil berbisik, meminta BJ Habibie agardiperkenankan membantu Ikatan Cendekiawan Muslim seIndonesia (ICMI). "Saya bertanya. Siapa Anda dan dimanaAnda sekarang?" "Saya Wiranto, Pak.""Wiranto siapa?" "Saya Wiranto, dulu ADC Presiden dansekarang ditugaskan sebagai Kepala Staf Pangdam Jayamembantu Pak Hendropriyono. " "Saya lalu menjawab,Insya Allah, iktikad dan niat Anda akan dikabulkanAllah SWT. Pada waktu itu, saya sangat terkesan dengankejadian ini," ungkapnya.Usai mengenang masa lalu, BJ Habibie kemudian bersamaWiranto menyiapkan pernyataan sikap ABRI yang akandibacakan oleh Jenderal Wiranto setelah pengambilansumpah presiden ke-3 RI oleh Ketua Mahkamah Agung diIstana Merdeka selesai."Saya tugaskan Pangab untuk langsung ke IstanaMerdeka, sambil saya mempersiapkan diri untuk pergi kekediaman Pak Harto, dengan harapan mendapatkanpenjelasan dan jawaban mengenai mengapa dan kenapasemua ini terjadi. Tetapi, kemudian saya mendapatberita bahwa Pak Harto ternyata belum bersediamenerima saya, dan saya dipersilakan langsung sajaberangkat ke Istana Merdeka. Protokol dan ADC Presidenberharap agar pertemuanempat mata dapat dilaksanakan di Istana Merdeka,"kenang Habibie.Didampingi Sintong Panjaitan, Ahmad Watik Pratiknya,Fuadi Rasyid, Jimly Asshiddiqie, dan perangkatpengamanan wakil presiden, sekitar pukul 08.30, iaberangkat ke IstanaMerdeka untuk menghadiri acara pernyataan pengundurandiri Soeharto. Ketika tiba di Istana, ternyata belumada satupun pejabat yang hadir.Habibie dipersilakan duduk di ruang tamu berhadapandengan ruangan yang dikenal sebagai Ruangan Jepara.Beberapa saat kemudian, Ketua Mahkamah Agung SarwataSH, dan para anggota Mahkamah Agung yang lainnyadatang. Tak lama kemudian disusul pimpinan DPR/MPR.Tatkala mereka sedang mengobrol, tiba-tiba ajudanpresiden mempersilakan Ketua dan para anggota MahkamahAgung masuk ke ruang Jepara. "Saya langsung berdiridan menyampaikan bahwa saya dijanjikan untuk dapatbertemu dengan Presiden Soeharto. Langsung adc(ajudan) presiden kembali ke ruang Jepara dan hanyasekejap kemudian, adc kembali hanya mempersilakanketua bersama para anggota Mahkamah Agung masuk keruang Jepara di mana Pak Harto berada. Saya merasakandiperlakukan tidak wajar dan menahan diri untuk tetapsabar dan tenang. Saya membaca beberapa ayat Alquranyang saya hafal," jelas Habibie.Usai Ketua MA menghadap, ajudan Soeharto mempersilakanpimpinan MPR/DPR masuk ke ruangan Jepara bertemuSoeharto. "Perasaan saya makin penuh dengankekecewaan, ketidakadilan, dan penghinaan sehinggakemudian saya memberanikan diri untuk berdiri danmelangkah ke ruang Jepara ingin bertemu langsungdengan Presiden Soeharto. Namun, baru saja saya beradadi depan pintu ruang Jepara, tiba-tiba pintu terbukadan protokol mengumumkan bahwa Presiden RepublikIndonesia memasuki ruang upacara. Saya tercengangmelihat Pak Harto, melewati saya terus melangkah keruang upacara dan melecehkan keberadaan saya di depansemua yang hadir," jelas Habibie.Dicuekin Soeharto, hati BJ Habibie tambah sedih."Betapa sedih dan perih perasaan saya ketika itu. Sayamelangkah ke ruang upacara mendampingi PresidenSoeharto, manusia yang saya sangat hormati, cintai,dan kagumi yang ternyata menganggap saya seperti tidakada.Saya melangkah sambil memanjatkan doa dan memohon agarAllah SWT memberi kekuatan, kesabaran, dan petunjukuntuk mengambil jalan yang benar," tuturnya. (achmadsubechi)

Ampunilah Dosa Pak Harto

Konflik Antara Soeharto dan Muridnya (2)


KEINGINAN Presiden Soeharto untuk lengser dari kursikekuasaan, membuat BJ Habibie terdiam. Habibie masihpenasaran mengapa orang dekatnya itu hendak mundur daningin menjadi seorang negarawan."BEBERAPA saat saya diam, dengan harapan mendapatpenjelasan mengenai alasan beliau mundur, sertabeberapa pertanyaan yang mengganggu pikiran tersebut.Namun ternyata tidak diberikan. Walaupun saya sangatmemahami Ketetapan MPR mengenai kedudukan dankewajiban presiden dan wakil presiden, saya terpaksabertanya, "Pak Harto, kedudukan saya sebagai WakilPresiden bagaimana?"Pak Harto spontan menjawab, "Terserah nanti. Bisa hariSabtu, hari Senin, atau sebulan kemudian, Habibie akanmelanjutkan tugas sebagai Presiden," jawab Soeharto.Jawaban itu membuat Habibie terkejut. Ia bertanyadalam hati. Bukankah kevakuman dalam pimpinan negaradan bangsa tidak boleh terjadi? Jika Soehartobenar-benar mundur, apakah hal itu sudah sesuai denganUUD '45 dan Ketetapan MPR? "Bagaimana kedudukan saya,sebagai Koordinator Harian Keluarga Besar Golkar tanpapengganti? Begitulah, dalamsuasana pertemuan yang tidak lazim, serta suasana dilapangan yang tidak menentu dan cukup mengkhawatirkan,muncul berbagai pertanyaan yang amat mengganggupikiran saya," kenangnya.Untuk mengakhiri suasana pembicaraan yang tidak'kondusif' itu, Habibie berusaha mengalihkanperhatian. Ia memberanikan diri mengajukan pertanyaan."Apakah Pak Harto sudah menerima surat pernyataan dariMenko Ekuin Ginandjar Kartasasmita dan empat belasmenteri di bawah koordinasi Menko Ekuin?"Soeharto lalu angkat bicara. Katanya, ia sudahmendengar kabar itu dari anaknya Mbak Tutut. Tetapi iabelum membaca suratnya. "Kemudian Pak Hartomengulurkan tangannya untuk saya jabat, sebagaiisyarat bahwa ia menghendaki diakhirinya pertemuantersebut. Pak Harto memeluk saya, dan mengatakan agarsaya sabar dan melaksanakan tugas sebaik-baiknya. PakHarto juga meminta agar saya menyelesaikan masalahGinandjar dan kawan-kawan dengan baik."Sebelum meninggalkan Cendana, Soeharto kembaliberpesan. "Laksanakan tugasmu danwaktu tidak banyak lagi." Dengan perasaan yang tidakmenentu dan pikiran yang dipenuhi tanda tanya, Habibiemeninggalkan Cendana.***WAKTU terus berjalan. Di dalam mobil --perjalananmenuju ke Kuningan-- Habibie menugaskan ajudannya Kol(AL) Djuhana segera menghubungi semua menteri di bawahkoordinasi Menko Ekuin, dan meminta agar mereka hadirpada Sidang Ad Hoc Kabinet Terbatas di kediamanHabibie pukul 22.00."Dalam perjalanan dari Cendana ke Kuningan, sayapanjatkan doa dengan bahasa yang tulus, dengangetaran hati dan jiwa, ikhlas datang dari hatisanubari saya. Tuhan, berilah Pak Harto kekuatan danpetunjuk mengambil jalan yang benar dalam memimpinbangsa Indonesia sesuai kehendak-Mu. Berilah PakHarto, kesabaran dan kesehatan yang beliau butuhkan.Ampunilah segala dosa Pak Harto, yang sengaja ataupuntidak sengaja."Masih diwarnai ketegangan, Habibie kembali melantunkandoanya. "Oh Tuhan, saya tidak bertanya mengapa,kenapa, dan bagaimana, semua ini dapat terjadi. Karenasaya berkeyakinan bahwa semua ada artinya yangsekarang saya belum memahami tetapi kelak sayaketahui. Jikalau saya diperkenankan memohonkansesuatu, maka berilah saya kekuatan, kesabaran untukmenghadapi semuanya dengan tenang dan menyelesaikansemua persoalan demi kepentingan seluruh bangsaIndonesia dengan baik. Berilah saya petunjuk untukmengambil jalan yang benar, sesuai kehendakmu.Ampunilah dosa saya."Sambil memanjatkan doa, Habibie mengaku merasa sepertidihipnotis. Ketika tiba di Kuningan ia disambut olehsalah seorang Asisten Wakil Presiden, JimlyAsshiddiqie. Lelaki itu mengajaknya menuju ke pendopo."Di pendopo, saya tergeletak duduk beberapa menit danseolah-olah dalam keadaan trance. Kemudian saya masukmelalui ruang makan, di mana istri saya sedang membacakitab suci Alquran. Di kamar tidur, setelah mengambilwudhu dan melaksanakan shalat, saya mengucapkan doayang sama seperti di dalam mobil," kenang Habibie.Selain berdoa, BJ Habibie berulang kali membaca surahAl-Faatihah, Al-Ikhlash, Al-Falaq dan An-Naas."Sekitar pukul 21.45, istri saya datang ke kamar tiduruntuk menyampaikan bahwa di pendopo semua Menko danbanyak menteri hadir. Istri saya bertanya, ada apa?"Dihadapan empat Menko dan 14 menteri yang hadir dipendopo, ia menjelaskan bahwa Kabinet Reformasi telahdibentuk Soeharto dengan memerhatikan masukan dariKoordinator Harian Keluarga Besar Golkar.Esok harinya, 21 Mei 1998 Kabinet Reformasi akandiumumkan oleh Presiden Soeharto. Pada hari Jumattanggal 22 Mei 1998, anggota kabinet akan dilantik diIstana Negara. Hari Sabtu tanggal 23 Mei 1998, PakHarto akan menerima Pimpinan DPR/MPR di Istana Merdekadanakan menyatakan mundur sebagai presiden."Oleh karena beberapa menteri dari Kabinet PembangunanVII masih dibutuhkan untuk duduk dalam KabinetReformasi, maka atas nama Pak Harto, saya mohon agarpara menteri yang telah menandatangani pernyataanbersama tersebut dapat mempertimbangkan untuk menarikkembali pernyataan mereka dan ikut memperkuat KabinetReformasi. Penjelasan saya menimbulkan diskusi yanghangat," tuturnya. (achmad subechi)

Mengapa Prabowo tak Datang?

Konflik Antara Soeharto dan Muridnya (1)

SOEHARTO kini masih terlelap dalam kesendirian di RSPertamina Pusat (RSPP) Jakarta. BJ Habibie, sang anakdidiknya hingga kini tak juga terlihat batanghidungnya membesuk sang guru. Padahal, sejarahmencatat, kisah sukses BJ Habibie menduduki kursi RI 1menggantikan gurunya tak bisa dipungiri. Ketika itusituasi keamanan nasional sedang amburadul. Kerusuhanterjadi dimana- mana. Amuk massa tak terbendung lagi.Soeharto tahu diri. Ia lengser, lalu menunjuk muridkesayangannya untuk duduk di kursi empuknya. Dibalikalih kekuasaan itu, ada berbagai macam cerita menarikyang tertuang dalam buku 'Detik-detik yang Menentukan'karya BJ Habibie. Berikut cuplikannya:SIRENE suara mobil pengawal kepresidenan terdengarmeraung-raung di seantero kantor Menristek di kawasanJl Thamrin, Jakarta. Para karyawan berhamburanmelambai-lambaikan tangannya. BJ Habibie yang ada didalam mobil membalasnya dengan lambaian tangan. Itulahsuasana yang sempat saya rekam pada hari-hari pertamaBJ Habibie seusai dilantik menjadi Presiden RI.Pria asal Pare-Pare itu tak mungkin duduk di kursi RI1 jika tak ada kerusuhan Mei atau tekanan darimahasiswa yang cukup dasyat terhadap Soeharto.Soeharto sendiri ketika itu sedang mengikutiKonferensi Tingkat Tinggi (KTT) kelompok G-15 di KairoMesir, 13-14Mei 1998.Sinyal Soeharto akan meninggalkan tampuk kepemimpinansudah diungkapkan Soeharto di Cairo. Katanya, jikarakyat tidak lagi memberi kepercayaan kepada dirinyasebagaipresiden, maka ia siap mundur dan tidak akanmempertahankan kedudukannya dengan kekuatan senjata.Soeharto mengaku akan mengundurkan diri danmendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, dengankeluarga, anak-anak, dan cucu-cucu.Selesai mengikuti KTT G-15, tanggal 15 Mei l998,Presiden Soeharto kembali ke tanah air dan mendarat dilapangan Halim Perdanakusuma di Jakarta, subuh dinihari. Menjelang siang hari, Presiden Soeharto menerimaWakil Presiden BJ Habibie dan sejumlah pejabat tingginegaralainnya.Sebuah peristiwa langka selama pemerintahan PresidenSoeharto terjadi keesokan harinya. Menteri Pariwisata,Seni dan Budaya, Abdul Latief melakukan langkahmengejutkanpada Ahad, 17 Mei 1998. Ia mengajukan suratpengunduran diri kepada Presiden Soeharto denganalasan masalah keluarga, terutama desakananak-anaknya.***21 MEI l998. ADC Kolonel (AL) Djuhana, datang ke ruangkerja BJ Habibie. Dia melaporkan bahwa Menko EkuinGinandjar Kartasasmita minta berbicara melaluitelepon. Ginandjar ketika itu menjabat sebagai salahsatu Sekretaris Koordinator Harian Golkar dan MenkoEkuin. Dalam kesempatan itu Ginanjar menyatakan bahwaia bersama 14 menteri lainnya tidak bersedia duduk diKabinet Reformasi.Ke 14 menteri itu adalah Akbar Tandjung, AMHendropriyono, Ginandjar Kartasasmita, Giri Suseno,Haryanto Dhanutirto, Justika Baharsjah, KuntoroMangkusubroto, Rachmadi Bambang Sumadhijo, RahardiRamelan, Subiakto Tjakrawerdaya, SanyotoSastrowardoyo,Sumahadi, Theo L. Sambuaga dan Tanri Abeng."Pertanyaan saya singkat, "Apakah Anda sudah bicarakandengan Bapak Presiden?" Ginanjar lalu menjawab,"Belum, tetapi keputusan itu sudah ditandatanganibersama sebagai hasil rapat kami di Bappenas dan sudahdilaporkan secara tertulis, kepada Bapak Presiden,melalui Tutut, putri tertua Pak Harto."BJ Habibie kembali bertanya? "Mengapa harus begini?Saya juga bertanya kepada Ginandjar, siapa sajamenteri yang tidak hadir? Ginandjar kemudian menyebutsatu persatu nama menteri tersebut. Saya katakan, supaya hasilrapat disampaikan juga kepada mereka, agar pendapatmereka bisa didengar," kata Habibie.Setelah menerima laporan Ginandjar, Habibie memintakepada ajudannya agar hari itu tidak diganggu. Namun,sekitar pukul 17.45, ajudan melaporkan bahwa MenteriKeuangan Fuad Bawazier terus mendesak untuk melaporkansesuatu yang penting.Melalui telepon Fuad Bawazier bertanya, "Apakah isuyang berkembang bahwa Pak Habibie bermaksudmengundurkan diri sebagai Wakil Presiden, benar?"Saya jawab, "Isu tersebut tidak benar. Presiden yangsedang menghadapi permasalahan multikompleks, tidakmungkin saya tinggalkan. Saya bukan pengecut!"Fuad Bawazier menjawab bahwa ia sendiri tidak yakinberita itu benar, karena itu, ia ingin langsungmendengar penjelasan dari Habibie. "Kemudian sayabalik bertanya kepadaFuad Bawazier mengenai rapat yang diadakan oleh MenkoEkuin Ginandjar Kartasasmita di Bappenas. Jika belumtahu, saya minta ia menghubungi Menko Ekuin untukmendengarhasil rapat tersebut," jelasnya.Habibie kemudian berangkat ke kediaman PresidenSoeharto di Jalan Cendana. Sekitar pukul 19.30, iatiba di Cendana, dan dipersilakan menunggu. Kebetulanketika itu Soeharto sedangmenerima mantan Wakil Presiden Sudharmono. Habibieditemani Siti Hediyati Prabowo, putri kedua Pak Harto,istri Prabowo Subianto, Panglima Komando CadanganStrategis Angkatan Darat (Kostrad).Pada kesempatan itu ia bertanya, "Mengapa Prabowo yangsejak tiga hari saya cari tidak datang ke Kuningan?Apakah dia sedang berada di luar negeri?" tanyaHabibie kepada Siti Hediyati Prabowo. Mendengarpertanyaan itu, Siti hanya mengatakan bahwa suaminyaada di dalam negeri.Setelah itu Habibie dipersilakan masuk ke ruangankerja Soeharto. Sambil membuka sehelai kertas besarberisi nama-nama anggota Kabinet Reformasi, Soehartomeminta agar Habibie mengecek ulang nama-namatersebut."Kesempatan itu saya manfaatkan untuk mengusulkanbeberapa perubahan. Karena ada perbedaan pandanganmenyangkut beberapa nama, maka terjadilah perdebatanyang cukup hangat. Saya menyadari bahwa Pak Hartomempunyai alasan tersendiri yang sudah diapertimbangkan. Sebaliknya saya juga mempunyai alasanyang rasional dan sesuai aspirasi masyarakat yangberkembang. Akhirnya, karena tidak ada titik temu,maka saya persilakan Pak Harto memutuskan apa yangterbaik, karena penyusunan anggota kabinet adalah hakprerogatif presiden," ujarnya.Akhirnya Kabinet Reformasi terbentuk. Tak lamakemudian, Soeharto memanggil Menteri SekretarisNegara, Saadilah Mursyid, untuk segera membuatKeputusan Presiden mengenai Susunan Kabinet Reformasiyang baru saja dibentuk. Sesuai rencana, Kamis 21Mei 1998 di Istana Merdeka, Presiden didampingi WakilPresiden akan mengumumkan susunan Kabinet Reformasi.Selanjutnya, Jumat tanggal 22 Mei l998, para anggotaKabinet Reformasi dilantik Presiden Soeharto."Setelah mempersilakan saya meminum teh, Pak Hartomenyampaikan bahwa pada hari Sabtu tanggal 23 Mei1998, ia bermaksud mengundang Pimpinan DPR/MPR untukdatang ke Istana Merdeka," jelas Habibie. Habibie lalumenimpali bahwa pertemuan itu sudah lama merekanantikan. Pimpinan DPR/MPR ingin mendapat penjelasandan penilaian mengenai kehendak rakyat.Begitu pula mengenai keadaan di lapangan yang sedangberkembang dan berubah tiap detik. "Pak Hartotampaknya sama sekali tidak memerhatikan ucapan sayadan mengatakan bahwa ia bermaksud menyampaikan kepadaPimpinan DPR/MPR untuk mengundurkan diri sebagaiPresiden setelah Kabinet Reformasi dilantik."Mendengar penjelasan itu Habibie semakin penasaran.Apalagi, Soeharto tidak memberikan alasan kenapa iaharus mengundurkan diri. Padahal, kabinet baru sajadibentuk. Selain itu, Soeharto sama sekali tidakmenyinggung kedudukan wakil presiden selanjutnya."Menyadari cara berfikir Pak Harto yang telah sayakenal puluhan tahun, tidak disebutnya kedudukan wakilpresiden tersebut jelas mempunyai alasan tertentu. Apayangsebenarnya dikehendaki Pak Harto tentang saya? Apakahsaya juga diminta ikut mundur? Pertanyaan ini munculkarena pernyataan Pak Harto sehari sebelumnya dihadapansejumlah tokoh masyarakat seolah "meragukan" kemampuansaya. Demikian sejumlah pertanyaan berkecamuk di benaksaya," kenangnya.Apalagi Habibie mengaku mengetahui benar bagaimanaprinsip Soeharto soal konstitusional -- Presiden danWakil Presiden tidak dipilih sebagai satu paket.Seperti yang tercantum dalam UUD '45, jika presidenberhalangan melaksanakan tugasnya, maka wakil presidenberkewajiban untuk melanjutkan. "Keinginan Pak Harto,untuk lengser dan mandito atau mundur sebagaipresiden, menjadi seorang negarawan sangat saya pahamidan hormati. Namun, apakah dengancara demikian pelaksanaanya? Beberapa saat saya diam,dengan harapan mendapatpenjelasan mengenai alasan beliau mundur, sertabeberapa pertanyaan yang mengganggu pikiran tersebut,"kenangnya. (Achmad Subechi)

Pandangan Hidup Soeharto (1)

Imu Klenik buat Kekuatan BadanMANTAN Presiden Soeharto kini masih terbaring lemas diRumah Sakit Pertamina Pusat (RSPP) Jakarta. Usianyasudah cukup sepuh, 86 tahun. Berbagai macam penyakithinggap di tubuhnya, seperti apa yang kini jugadirasakan manusia lain seusianya. Soeharto, merupakansosok tokoh fenomenal, dari seorang anak petani hinggamenjadi presiden selama 35 tahun di negeri ini. Apadan bagaimana pandangan hidup Soeharto?ADALAH Ny Sukirah. Tepat 8 Juni 1921, seorang bocahkeluar dari rahimnya. Tangis Soeharto kecil pecah,manakala Mbah Kromodiryo --seorang dukun bayi--membantu persalinan Ny Sukirah. Mbah Kromo masihterhitung kerabat dekat dengan Soeharto. Pria ituadalah adik kandung kakeknya Soeharto.Proses kelahiran Soeharto berjalan lancar. Bocah itulahir di rumah ibunya di Desa Kemusuk, sebuah dusunterpencil di daerah Argomulyo, Godean --sebelah BaratYogjakarta. "Ayah saya adalah ulu-ulu, petugas desapengatur air yang bertani di atas tanah lungguh, tanahjabatan selama beliau memiliki tugasnya. Beliau yangmemberi nama Soeharto kepada saya," kenangnya.Soeharto adalah anak ketiga Kertosudiro. Dari istriyang pertama Kertosudiro mempunyai dua anak. Sebagaiduda, Kertosudiro bertemu dengan Sukirah. "Tetapihubungan orang tua saya kurang serasi hingga akhirnyasetelah saya dilahirkan, mereka bercerai," tuturSoeharto.Beberapa tahun kemudian Ny Sukirah menikah lagi denganAtmopawiro. Dari pernikahannya itu ia dikaruniai tujuhorang anak. "Sementara ayah saya menikah lagi danmendapatkan empat anak," ujarnya.Soeharto kecil belum genap berusia 40 hari. Sukirahmengendong bayinya ke rumah Mbah Kromodiryo, denganalasan dirinya sedang sakit dan tak bisa memberikanair susu ibu. Di rumah itulah Soeharto ditimang-timangMbah Amat Idris. "Mbah Kromo yang mengajar sayaberdiri dan berjalan dan seringkali beliau membawasaya kemana-mana kalau beliau pergi bertugas keluarrumah. Kalau Mbah Kromo putri menjalankan prakteknyasebagai dukun bayi dan saya tidak dibawanya," kenangSoeharto.Wajar saja kalau Desa Kemusuk, merupakan desa yang takbisa dilupakan Soeharto. Di tanah Kemusuk itu pula,Soeharto masih teringat betapa nikmatnya diajakjalan-jalan oleh Mbah Kromo ke sawah. SesekaliSoeharto berada di pungung Mbah Kromo yang sedangmenyangkul sawah. Kadang-kadang Soeharto duduk di atasgaru dan memberi isyarat kepada kerbau untuk maju,membelok ke kanan dan ke kiri."Lalu turun ke sawah bermain air bermandikan lumpur.Maka kalau terasa capek atau kepanasan, sayadisuruhnya menunggu di pinggir, di pematang atau dijalan. Pada kesempatan ikut dengan Mbah Kromo, sayasuka mencari belut yang jadi kesukaan saya waktumakan," kenangnya. Saat Soeharto kecil berusia empattahun, ia diambil kembali oleh ibu kandungnya dandiajak menetap di rumah Atmoprawiro, ayah tirinya.***KEPRIHATINAN hidup yang dialami Soeharto di masakanak-kanak, termasuk masalah pendidikan keluarganya--menjunjung tinggi warisan nenak moyang, pendidikankebangsaan sewaktu di sekolah lanjutan rendah,pendidikan agama sewaktu mengaji-- telah mempengaruhiwatak Soeharto.Selain itu, Soeharto mengaku diajari latihan spiritualoleh ayah angkatnya. Misalnya, puasa Senin dan Kamis."Tidur di tritisan (di bawah ujung atap di luarrumah). Semua anjurannya saya kerjakan dengan tekundan penuh keyakinan. Ada anjuran yang belum sayakerjakan, yaitu tidur di pawuhan, di tempat bekasbakaran sampah," kenang Soeharto dalam otobiografinya.Pada masa itu, Soeharto mengaku ditempa untuk mengenaldan menyerap budi pekerti dan filsafat hidup. "Padamasa itulah saya menenal ajaran tiga 'aja'. 'Ajakagetan, aja gumunan, aja dumeh (jagan kagetan, janganheran, jangan mentang-mentang) yang kelak jadipegangan hidup saya dan jadi penegak diri saya dalammenghadapi soal-soal yang bisa menguncangkan dirisaya. Saya ingat terus ajaran leluhur, hormat kalawangusti, guru, ratu dan wong tuwo karo (hormat kepadaTuhan Yang Maha Esa, guru pemerintah dan kedua orangtua)," paparnya.Suatu hari Soeharto pernah menjelaskan soal mistik.Katanya, pengertian mistik adalah ilmu kebatinan,bukan klenik. Tujuan ilmu kebatinan ialah mendekatkanbatin dengan pencipta -- Tuhan Yang Maha Kuasa."Sesuai dengan peninggalan nenek moyang kita, ilmukebathinan itu adalah untuk mendekatkan batin kitakepada-NYA. Itu antara lain berdasarkan ilmukasunyatan, ilmu sangkan paraning dumadi dan ilmukasampurnaning hurip (kesempurnaan hidup). Itulahkebatinan yang sebenarnya," kata Soeharto, suatu hariseperti dalam otobiografinya.Bahkan, Soeharto menilai masyarakat kadang salahkaprah karena mengira ilmu kebatinan itu adalah ilmuklenik. "Ajaran agama juga sebetulnya sama saja. Agamaitu mengajarkan supaya kita dekat kepada Tuhan.Percaya kepada Tuhan, takwa berarti tunduk, patuhkepada perintah Tuhan dan menjauhilarangan-larangan- NYA," tambah Soeharto.Soeharto mengakui bahwa Tuhan itu ada sekalipun tidakberwujud. "Jadi ini soal keyakinan. Tidak hanya orangberagama saja yang percaya, berdasarkan iman bahwaTuhan itu ada. Orang yang mengolah kebatinan punmenyadari kehidupan itu demikian halnya, percaya bahwaTuhan itu ada," jelas Soeharto.Soeharto mengingatkan, kalau ingin memperdalamkebatinan, ingin mendekatkan diri kepada Tuhan,manusia harus bisa mengendalikan dua sifat yangbertentangan pada manusia. "Ilmu klenik adalah ilmukanuragan, ilmu untuk mencari kesempurnaan hidup,tetapi batinnya bukan didekatkan kepada Tuhan,melainkan hanya untuk kandel tipising kulit. Fisiksaja. Jadi kebal senjata," paparnya, sambilmenambahkan untuk mempunyai kekuatan semacam itu bisadiperoleh melalui ilmu klenik. "Ini juga ilmu. Tetapihanya untuk kekuatan badan, bukan untuk kekuatanbatin." (achmad subechi)Pandangan Hidup Soeharto (2-habis)Saya Percaya Kepada TakdirSOEHARTO adalah manusia biasa. Ia mempunyai hati danpikiran yang sama dengan manusia lain. Ia bukanselevel atau sederajat dengan malaikat, karena memangSoeharto adalah manusia yang bukan berasal dari alammalaikat.LAHIR dari anak seorang petani, Soeharto berhasilmelakukan lompatan quantum hingga akhirnya diperayapenduduk di negeri ini sebagai seorang kepala negarayang memiliki wibawa, kharisma, kekuasaan dan hargadiri.Keberhasilan Soeharto mengangkat derajatnya dari wongndeso menjadi manusia 'terhebat' -- karenakekuasaannya- - tak lepas dari pandangan hidup danspiritnya untuk terus meraih kesuksesan. "Pandanganhidup saya berdasarkan percaya kepada Tuhan, percayakepada kekuasaan-NYA. Dengan begitu, maka dengansendirinya saya percaya bahwa apapun yang dikehendakiTuhan, pasti bisa terjadi," kata Soeharto suatu hari.Secara eksplisit apa yang diungapkan Soeharto itu,merupakan bahwa ia mempercayakan sepenuhnya semuakehidupan yang ia jalani ini kepada Tuhan. Soehartojuga percaya dengan takdir yang di dalamnya menyangkutkebahagiaan dan kematian. Semua manusia mempunyaigaris yang sama. Dan garis kesuksesan itu tak bisa iatarik kembali (diulang), karena terbentur usia danfisik."Saya percaya kepada takdir manusia yang telahdigariskan oleh Tuhan. Janganlah menyesal, jangansusah. Kita tinggal pasrah saja. Tidak perlu kitakaget (terhadap) sesuatu yang seolah-olah merupakankeistimewaan pada seseorang. Tidaklah menyebabkan kitaheran. Tidaklah perlu kita terbelalak dibuatnya sampaimengucapkan wah hebat sekali," tutur Soeharto.Jauh-jauh hari sebelum kekuasaan yang ia pegangnyaterhempas ke tanah, Soeharto sudah mengetahuinyakarena kehidupan ini tidak selamanya berada di puncak."Kalau kita mempunyai kedudukan, kekayaan, mempunyaisesuatu yang lebih, jangan lupa bahwa sewaktu-waktuhal itu bisa berubah kalau Tuhan menghendakinya. Sebabitu aja dumeh (jangan mentang-mentang) memilikikedudukan tinggi terus bertindak sewenang-wenang. "Meskipun Soeharto kerap mengajarkan nilai-nilaikesabaran, namun adakalanya juga pria itu tak berhasilmenahan emosinya, manakala berbagai macam fitnahmenghampirinya. Oktober 1974, Soeharto tiba-tibamemanggil G Dwipayana. Kepada Dipo --panggilanakrabnya-- Soeharto meminta agar lelaki itu membuattulisan untuk membantah sebuah majalah yang telahmenurunkan tulisan mengenai asal-usul Soeharto.Bantahan Soeharto itu harus dimuat di semua suratkabar terbitan Jakarta dan majalah. Tak hanya itusaja. Selang sehari setelah itu, Soeharto mengumpulkansemua wartawan di Bina Graha. Di kamar kerjanya,secara pribadi Soeharto memberikan keterangan perskepada wartawan lokal maupun asing. "Saya mestimenjelaskan silsilah saya karena ada yang menulisbuka-bukaan di sebuah majalah," cetus Soeharto ketikaitu.Pada saat itu Soeharto tampaknya marah besar. Bahkan,sebelum memberikan keterangan pers secara pribadi,Soeharto juga menghadirkan beberapa orang saksi yangmasih hidup dan tahu betul seluk-beluk atau jatidirinya. "Saya adalah keturunan Bapak Kertosudiroalias Kertorejo, ulu-ulu yang secara pribadi tidakmemiliki sawah sejengkalpun. Saya berterus terang, didalam menghadapi kehidupan sewaktu kecil sayamengalami banyak penderitaan yang mungkin tidakdialami oleh orang-orang lain," ungkapnya.Soeharto khawatir tulisan-tulisan yang tidak benarmengenai silsilah dirinya bisa ditafsirkan yangtidak-tidak oleh masyarakat. Akibatnya, Soehartomerasa dirugikan secara pribadi, keluarganya dan paraleluhurnya serta kepada negara dan bangsa. Apalagipada waktu itu posisi Soeharto adalah seorang PresidenRI yang masih aktif."Dalam bahasa Jawa ada pepatah sadumuk bathuk, sanyaribumi. Sekalipun hanya di-dumuk, tapi batuknya, berartimengenai harga diri keluarga dan pribadinya, sehinggabisa menimbulkan hal- hal yang tak diinginkan," jelasSoeharto.Menurutnya, gara-gara pemberitaan tersebut masyarakatmenjadi bingung. "Sebenarnya presiden yang sekarangitu keturunan darimana? Kalau itu sudah menimbulkanpembicaraan, timbul kemudian pro dan kontra," jelasnyasambil menambahkan, jika sudah begitu maka lahirkelompok subversi dengan gerpolnya dan dapatmeningkatkan gangguan stabilitas nasional.Soeharto juga menyingung isi tulisan di majalahterbitan Jakarta yang mengatakan bahwa ketika dirinyamasih berusia enam tahun, ibunya menyerahkan kepadaseorang temannya di Desa Kemusuk."Kalau tulisan itu benar, ini mengambarkan martabatseorang wanita yang tidak ada harganya. Mungkin bisamenimbulkan kesan lebih dari itu. Kenapa begitu mudahdiserahkan dengan begitu saja istri dan anak yangberumur enam tahun? Mungkin karena perkawinannya tidaksah. Jadi kalau tidak sah, berarti anak haram atauanak jadah? Apakah ini tidak akan merugikan namabangsa dan negara?" tanya Soeharto.Gara-gara pemberitaan itu, Soeharto mengaku bahwa iaterpaksa membuka rahasia pribadinya demi untukpengabdiannya kepada bangsa dan negara. Soehartosendiri merasa tidak menyesal menceritakanasal-usulnya kepada publik melalui pers. "Semuanya itusaya terima sebagai keadaan yang menimpa diri saya,mulai lahir sampai sekarang sebagai bekal hidup sayahingga kini," tuturnya. (achmad subechi)

Ada Apa Soeharto Dengan Bulan Januari?

BULAN Januari merupakan bulan bersejarah buatSoeharto. Ada banyak moment-moment penting yang pernahmenghentakan jiwa dan pikirannya. Misalnya, ketika iamemimpin negeri ini, Soeharto pernah direpotkan denganmeletusnya peristiwa Malari yang melahirkan aksianarkhisme. Di bulan Januari pula, Soeharto sakit lalumangkat pada 27 Januari 2008. Almarhum telah meninggalkan segudang catatan yang bisamenjadi bahan kotemplasi buat rakyat di negeri ini,terutama mengenai esensi atau hakikat dari kursikekuasaan yang terlalu lama berada digenggamannya. Tak banyak yang tahu apa saja langkah-langkahSoeharto, ketika Indonesia dilanda peristiwa Malaripada tahun 1974. Ketika itu sejumlah mahasiswamelancarkan gerakan anti Jepang di sekitar pelabuhanudara Halim Perdanakusuma, ketika PM Kakuci Tanakatiba untuk memulai kunjungan resmi selama empat haridi Indonesia.Ketika Presiden Soeharto akan menjemput tamunya yangmendarat pukul 19.45 WIB, sejumlah poster anti jepangdimunculkan para mahasiswa di ujung timur lapanganudara. Di luar kompleks, para demonstran lainnyamencoba memblokir jalan-jalan keluar pelabuhan udara.Sehari setelah itu, Soeharto menerima PM Tanaka diIstana Merdeka. Dalam kesempatan itu Soehartomenyampaikan kepada tamunya mengenai perasaan antiJepang yang dimiliki rakyat Indonesia.Efek dari gejolak anti Jepang, menimbulkan aksi-aksikekerasan terhadap modal Jepang. Dalam pertemuan itu Soeharto mengajukan dua masalahpenting kepada PM Jepang. Pertama, pelimpahan skillskepada bangsa Indonesia dan kedua partisipasi modalbangsa Indonesia dalam investasi Jepang di negeri ini.PM Tanaka sendiri mengatakan, Jepang tidak mempunyaimaksud untuk mendominasi negara lain. Untuk itu Jepangakan membentuk suatu badan yang akan memberikanbimbingan terhadap pengusaha-pengusaha Jepang yangakan menanamkan modalnya di Indonesia. Mengatasi gejolak di dalam negeri, Kamis (17 Januari1974), seusai mengantar tamunya di HalimPerdanakusuma, Soeharto segera melakukan sidangkabinet terbatas dengan menteri- menterinya.Diantaranya, Amir Machmud, Adam Malik, WidjojoNitisastro, Emil Salim, Mashuri, Sudharmono, M usuf,Radius Prawiro, Sunawar Sukawati, M Sadli dan JenderalPangabean. Hadir juga Panglima Kopkamtib JenderalSumitro, Wakil Panglima Kopkamtib Laksamana Sudomo,KSAD, KSAL, KSAU dan Deputi Kapolri. Dalam kesempatanitu Soeharto mengambil enam langkah:1. Menertibkan pelaksanaan hak-hak demokrasi2. Mencegah timbulnya tindakan-tindakan yang menjurusserta membuka peluang ke arah makar3. Mengembangkan serta memantapkan saling pengertianantara pemerintah dan DPR serta antara pemerintahdengahn kekuatan-kekuatan politik yang bermanfaat bagipelaksanaan demokrasi Pancasila4. Melakukan tindakan pengusutan terhadap mereka yangbertanggung jawab atas terjadinya peristiwa Malari5. Menindak tegas siapapun yang melakukantindakan-tindakan kekerasan melawan hukum6. Segera mengusahakan pulihnya kehidupan di DKI Jaya,khususnya kehidupan ekonomi(Achmad Subechi/berbagai sumber)

SYALOM