Senin, 28 Januari 2008

Ada Apa Soeharto Dengan Bulan Januari?

BULAN Januari merupakan bulan bersejarah buatSoeharto. Ada banyak moment-moment penting yang pernahmenghentakan jiwa dan pikirannya. Misalnya, ketika iamemimpin negeri ini, Soeharto pernah direpotkan denganmeletusnya peristiwa Malari yang melahirkan aksianarkhisme. Di bulan Januari pula, Soeharto sakit lalumangkat pada 27 Januari 2008. Almarhum telah meninggalkan segudang catatan yang bisamenjadi bahan kotemplasi buat rakyat di negeri ini,terutama mengenai esensi atau hakikat dari kursikekuasaan yang terlalu lama berada digenggamannya. Tak banyak yang tahu apa saja langkah-langkahSoeharto, ketika Indonesia dilanda peristiwa Malaripada tahun 1974. Ketika itu sejumlah mahasiswamelancarkan gerakan anti Jepang di sekitar pelabuhanudara Halim Perdanakusuma, ketika PM Kakuci Tanakatiba untuk memulai kunjungan resmi selama empat haridi Indonesia.Ketika Presiden Soeharto akan menjemput tamunya yangmendarat pukul 19.45 WIB, sejumlah poster anti jepangdimunculkan para mahasiswa di ujung timur lapanganudara. Di luar kompleks, para demonstran lainnyamencoba memblokir jalan-jalan keluar pelabuhan udara.Sehari setelah itu, Soeharto menerima PM Tanaka diIstana Merdeka. Dalam kesempatan itu Soehartomenyampaikan kepada tamunya mengenai perasaan antiJepang yang dimiliki rakyat Indonesia.Efek dari gejolak anti Jepang, menimbulkan aksi-aksikekerasan terhadap modal Jepang. Dalam pertemuan itu Soeharto mengajukan dua masalahpenting kepada PM Jepang. Pertama, pelimpahan skillskepada bangsa Indonesia dan kedua partisipasi modalbangsa Indonesia dalam investasi Jepang di negeri ini.PM Tanaka sendiri mengatakan, Jepang tidak mempunyaimaksud untuk mendominasi negara lain. Untuk itu Jepangakan membentuk suatu badan yang akan memberikanbimbingan terhadap pengusaha-pengusaha Jepang yangakan menanamkan modalnya di Indonesia. Mengatasi gejolak di dalam negeri, Kamis (17 Januari1974), seusai mengantar tamunya di HalimPerdanakusuma, Soeharto segera melakukan sidangkabinet terbatas dengan menteri- menterinya.Diantaranya, Amir Machmud, Adam Malik, WidjojoNitisastro, Emil Salim, Mashuri, Sudharmono, M usuf,Radius Prawiro, Sunawar Sukawati, M Sadli dan JenderalPangabean. Hadir juga Panglima Kopkamtib JenderalSumitro, Wakil Panglima Kopkamtib Laksamana Sudomo,KSAD, KSAL, KSAU dan Deputi Kapolri. Dalam kesempatanitu Soeharto mengambil enam langkah:1. Menertibkan pelaksanaan hak-hak demokrasi2. Mencegah timbulnya tindakan-tindakan yang menjurusserta membuka peluang ke arah makar3. Mengembangkan serta memantapkan saling pengertianantara pemerintah dan DPR serta antara pemerintahdengahn kekuatan-kekuatan politik yang bermanfaat bagipelaksanaan demokrasi Pancasila4. Melakukan tindakan pengusutan terhadap mereka yangbertanggung jawab atas terjadinya peristiwa Malari5. Menindak tegas siapapun yang melakukantindakan-tindakan kekerasan melawan hukum6. Segera mengusahakan pulihnya kehidupan di DKI Jaya,khususnya kehidupan ekonomi(Achmad Subechi/berbagai sumber)

Tidak ada komentar:

SYALOM