Senin, 28 Januari 2008

Obsesi Soeharto Bangun 1000 Masjid

Masih Kurang 30 Lagi

SOEHARTO, bukanlah tipe pemimpin yang ecek-ecek. Priaitu mampu bertahan di kursi kekuasaannya selama 32tahun, karena pola kepemimpinannya yang tegas, kerasdan tidak banyak retorika. Wajar saja di erakekuasaannya, tak banyak penduduk di negeri ini yangberani melakukan perlawanan secara frontal.Di penghujung usianya, ada satu obsesi yang hinggakini mungkin belum kesampaian. Soeharto pernahmemiliki niat untuk membangun masjid di negeri inisebanyak 1000 buah melalui Yayasan Amal Bhakti MuslimPancasila (YAMP)."Jadi saya menilai ada kesan mendalam bagi umat Islamtentang perjuangan Pak Harto dalam membangun tempatperibadatan tersebut. Sampai kini angka seribu masjiditu memang belum tercapai, tapi hampir terpenuhi. Danboleh jadi mungkin karena obsesi ini telahmemanjangkan umu beliau," kata Dr dr Tarmizi Tahir,seperti yang tertuang dalam buku HM Soeharto MembangunCitra Islam.Tamizi sendiri tersentak terhadap obsesi Soeharto itumanakala ada tokoh Islam asal Maluku bernama HabibHusein Alatas, bercerita soal keinginan atau cita-citaSoeharto. "Pak Tarmizi, Pak Harto telah membuat masjidbesar-besar lebih banyak dibandingkan dengan ormas danlembaga Islam. Sampai sekaang saya memperhatikan,beliau mencatat secara sungguh-sungguh bahwa salahsatu obsesinya adalah membangun masjid sampai seribubuah," kata Habib Husein Alatas kepada Tarmizi.Di mata Tarmizi, obsesi Soeharto itu pada awalnyamelahirkan kontroversi karena uang yang dipakaimembangun masjid itu berasal dari uang para pegawainegeri (PNS). "Saya melihat itu sesuatu yang lumrasaja. Menurut hemat saya, walaupun uang untukmembangun masjid itu berasal dari pegawai negeri yangberagama Islam, tidak banyak diantara mereka yangmerasa bahwa merekalah yang membangun masjid. Padahaltanpa disadari, tanpa dirasa, para pegawai negeri ituakan dapat sebagaimana dikatakan Nabi Muhammad SAWyang mengatakan, barang siapa membangun masjid di bumiini, maka nanti di akhirat akan dibangunkan Allahmasjid di surga," kenang Tarmizi.22 November 2006 lalu, tim penulis buku Pak HartoHabis Manis Sepah Dibuang – Dwi Ambar Sari-LazuardiAdi Sage-- datang ke kediaman Soeharto di Cendana.Ruangan pertemuan antara Soeharto dengan tim penulisbuku, amat sangat sederhana."Pak Harto mengenakan baju koko warna putih dan sarungbergaris kotak-kotak berwarna coklat terang. Ruangandi kediaman tempat kami diterima, sangatlah sederhana.Rumahnya, sama sekali tak menyiratkan kemewahan. Jauhdari modern."Ketika itu kondisi kesehatan Soeharto jauh menurun.Tubuhnya tampak lemah, bicaranya agak sulit, sehinggakomunikasi menjadi terbatas. Suaranya pelan, parau danbergumam. Pendengarannya juga jauh sudah berkurang.Soeharto lebih banyak menganguk-anggukan kepala.Rambutnya semakin memutih, tangannya terlihat lunglai,matanya sayu, namun senyum khasnya terus mengembang.Meski untuk bicara saja Soeharto agak susah, namun iasempat menceritakan obsesinya untuk membagun 1000masjid di negeri ini. "Kami sudah membangun sekitar960 masjid. Masih kurang tiga puluh lagi ya..." tanyaSoeharto kepada tim penulis bukunya.Soeharto juga merasa bangga dengan keberhasilanputra-putri bangsa yang dibiaya dari bea siswa SuperSemar. "Sekarang, sudah banyak yang jadi orang. Jadisarjana, jadi profesor, jadi pejabat, juga jadimenteri ya..." tutur Soeharto sambil tertawa. (Achmad Subechi)

Tidak ada komentar:

SYALOM