Jumat, 08 Agustus 2008
Tunas Muda spektakuler
SEPAKBOLA tak bisa ditakar secara matematis. Kualitas individu, pengalaman bertanding dan ambisi belum cukup untuk mengantar sebuah tim menuju kemenangan. Motivasi bertanding, tekad untuk menang dan ‘tak merasa diri besar’ juga merupakan kekuatan yang tidak bisa disepelekan.
SSB Tunas Muda menampilkan itu semua di Stadion Oepoi-Kupang, Jumat (4/8) petang. Melawan PS Britama Kupang, SSB Tunas Muda tampil spektakuler untuk memetik prestasi yang tidak banyak diprediksi komunitas masyarakat gila bola (Mas Gibol) Kota Kupang. Bermain imbang 1-1 dalam pertandingan waktu normal 120 menit, tim asuhan Johni Lumba dan Anton Kia itu membungkam tim unggulan, PS Britama Kupang 3-2 dalam drama adu penalti. Tunas Muda lolos ke final untuk melawan AS Roma. Final ideal yang ditunggu Mas Gibol.
Bermain di atas angin, Britama Kupang menguasai permainan sejak kick-off dimulai wasit Herman Willa. Alfred Come, Umbu Yogar, Castello dan Jimi Lebao menguasai irama permainan. Umpan-umpan matang mereka cukupo menekan pertahanan Tunas Muda. Absennya Primus Sivelmus karena akumulasi kartu kuning ternyata tidak berpengaruh pada lini depan Britama. Ferdy Pere yang bertandem dengan Hendra Takunama memainkan perannya dengan baik.
Namun mereka harus berusaha keras untuk menaklukkan Leandro, Pinto Fernandez, Pinto dan Regi Kapilawi di lini belakang Tunas Muda. Permainan lugas Pinto dkk membuat gawang Dion Fernandez selamat dari kebobolan. Usaha-usahaBritama Kupang membuahkan hasil pada menit ke-18. Berawal dari umpan Hendra, Ferdy Pere yang berdiri bebas menanduk bola masuk ke gawang Dion.
Keunggulan bagi Britama tidak mengubah tempo permainan. Namun, anak-anak Tunas Muda mulai berani menekan. Maksi Kami yang menjadi penyerang lubang berhasil mengkoordinir permainan. Terbukti pada menit ke-27 Tunas Muda menciptakan kemelut di depan gawang Britama yang berawal dari tendangan sudut. Tak kuat menahan gempuran, bek Britama, Gadri menyentuh bola dengan tangan di dalam kotak penalti. Wasit Herman Willa menunjuk titik penalti dan Maksi Kami sukses menaklukkan Ridwan Kamahi. Kedudukan 1-1 bertahan hingga turun minum.
Di babak kedua permainan masih berlangsung imbang. Tunas Muda yang begitu termotivasi karena mampu menyamakan kedudukan bermain hidup di semua lini. Sementara di kubu Britama, para pemain terlihat kelelahan. Sadar akan kondisi pemainnya, Helmon Liko menarik Alfred, Umbu Yogar dan Ferdy Pere dan memasukkan Syahlan Umar, Keny dan Sole. Pergantian ini menambah daya dobrak Britama. Namun, usaha-usaha mereka dengan mudah diamankan Dion Fernandez yang tampil cemerlang.
SSB Tunas Muda yang memasukkan Vian Tokan, Ardy Ora, Beny dan Ridwan dapat merusak pola permainan Britama. Alderon dari kiri dan Thomas dari kanan, memaksa lini belakang Britama berjibaku menghalau bola. Suhu pertandingan pun makin meninggi. Tak urung benturan-benturan keras sering terjadi. Tak segan-segan Herman Willa mengeluarkan kartu kuning bagi pemain yang melakukan pelanggaran. Britama yang kena batunya ketika bek kanannya, Algadri harus meninggalkanlapangan karena terkena akumulasi dua kartu kuning.
Bermain dengan sepuluh orang, Helmon Liko rupanya tidak mau mengambil risiko. Sole ditarik untuk memainkan Usman Asafah mengisi posisi bek kanan. Unggul dalam jumlah pemain, Tunas Muda terus menekan. Terhitung dua kali Maksi Kami yang sudah berhadapan dengan gawang yang kosong gagal mencetak gol. Hingga waktu 2x45 selesai, tidak ada tambahan gol yang tercipta.
Pertandingan dilanjutkan dengan tambahan waktu 2x15 menit. Namun hingga masa perpanjangan waktu usai, juga tak ada gol yang tercipta. Penentuan pemenang dilakukan lewat adu penalti. Saat Adu penalti, Dion tampil sebagai pahlawan. Tendangan Castello Branco dan Jimi Lebao berhasil ditepisnya, sedangkan tendangan Hendra Takunama hanya membentur mistar gawang lalu bergulir keluar. Britama hanya berhasil mencetak dua gol lewat Keny Mau dan Thimos Hayon. Sementara dari kubu Tunas Muda, Thomas dan Ardy gagal menaklukkan Ridwan Kamahi sedangkan Pinto, Alderon dan Maksi Kami sukses.
Stadion Oepoi pun pecah dengan teriakan histeris pemain Tunas Muda begitu Maksi Kami mencetak gol penentu. Isak tangis tak tertahankan dari pemain dan ofisial Tunas Muda. Dion Fernandez digendong dan diarak dalam lapangan. Tak ketinggalan ibu-ibu pun turun dari tribun berbaur dalam lapangan. Lolos ke final, Tunas Muda melalui perjalanan yang spektakuler. (eko)
Britama kurang beruntung
MENGACU pada kualitas tim, PS Britama Kupang seharusnya mampu mengalahkan SSB Tunas Muda. Namun, Britama Kupang kurang beruntung dan tidak bisa memanfaatkan peluang yang mereka peroleh. Demikian komentar kapten PS Britama Kupang, Kristoforus Umbu Yogar usai pertandingan melawan Tunas Muda di Stadion Oepoi-Kupang, Jumat (4/8) petang.
Contoh ketidakberuntungan Britama adalah peluang emas yang diperoleh lewat Ferdy Pere pada waktu normal 2x45 menit dan Hendra Takunawa. Hendra gagal mencetak gol dari titik penalti pada masa perpanjangan waktu. Seandainya Hendra sukses, Britama bisa menang 2-1.
Gagal ke final, Umbu Yogar jujur mengaku kecewa namun tetap menerima hasil pertandingan itu. Secara tim, Umbu mengatakan kalau Britama Kupang sudah bermain cukup baik sesuai pola dan strategi yang diinstruksikan Pelatih Helmon Liko. Namun, tambahnya, pola itu tidak berkembang secara maksimal. "Kami sudah kalah dan tidak mau mengkambinghitamkan siapa-siapa. Tetapi semua orang yang ada di stadion melihat bahwa kami banyak dirugikan," ujar Umbu. Umbu mencontohkan keputusan wasit saat timnya mendapat hukuman penalti. Seharusnya, demikian Umbu Yogar, wasit meniup pelanggaran untuk Britama, karena sebelum Gadri menyentuh bola, pemain Tunas Muda lebih dulu melakukan pelanggaran terhadap kiper Ridwan Kamahi.
Umbu Yogar juga memuji penampilan pemain-pemain Tunas Muda yang meski masih berusia belia, namun menampilan permainan berkualitas dan pantang menyerah. Umbu mengharapkan agar pemain-pemain Tunas Muda terus dibina secara baik agar suatu saat bisa mengharumkan nama daerah.
Pelatih SSB Tunas Muda, Johni Muda dan Anton Kia tak bisa menyembunyikan rasa sukacitanya atas hasil tersebut. Dengan berlinang air mata bahagia, Johni dan Anton mengaku nyaris tidak percaya kalau timnya sudah lolos ke final. "Ini hasil yang benar-benar spektakuler. Ketika kami lolos ke semifinal, saya sudah katakan bahwa ini sudah merupakan prestasi yang sangat membanggakan. Namun, kini kami sudah di final, sesuatu yang tidak pernah kami bayangkan. Saya pikir ini adalah hasil perjuangan keras anak-anak dan dukungan semua pihak," ujar Johni. (eko)
Britama SoE incar juara III
GAGAL lolos ke final tentunya mengewakan PS Britama Kupang karena gagal mencapai target yang sudah dipatok. Namun perasaan itu harus dibuang jauh karena sore ini, Sabtu (5/8), mereka akan bertemu dengan PS Britama SoE untuk memperebutkan tempat ketiga turnamen sepakbola Dji Sam Soe-Pos Kupang Cup 2006.
Pertandingan penuh nuansa. Bagi Britama Kupang, partai ini mungkin tidak lagi bergengsi, tetapi tidak bagi Britama SoE. Klub dengan latar belakang sponsor yang sama bukan berarti yang satu harus mengalah. Gengsi daerah akan menjadi taruhan. Britama SoE tidak akan mengalah karena melawan ‘saudaranya’ sendiri.
Tekad untuk mencatat prestasi jauh-jauh hari sudah diungkapkan manejer Britama SoE, Adi Bisinglasi. "Kami memiliki target sendiri dalam turnamen ini. Kami ingin memberikan pengalaman kepada pemain-pemain muda yang ada. Bermain penuh dan total karena tak ada kata kalah bagi kami sebelum pertandingan berakhir," ujar Adi Bisinglasi.
Pelatih Britama SoE, Mathias Bisinglasi pun mengungkapkan hal yang sama. Mathias mengatakan, ia sudah merancang strategi untuk menghadapi Krisforus Umbu Yogar dkk. Sadar kalau lawan memiliki pemain yang bagus baik tim inti maupun cadangan, Mathias akan menurunkan skuad terbaiknya. "Kami akan menurunkan semua pemain terbaik yang ada. Kami tetap berusaha mencuri kemenangan atau meraih juara III karena target kami bukan hanya habis di turnamen ini," tandasnya.
Bagaimana dengan Britama Kupang? Umbu Yogar dkk tidak ingin dipermalukan di kandangnya sendiri. Target lolos ke final sudah lepas, namun bukan berarti mereka tidak menginginkan tempat ketiga. Britama Kupang yang tahun lalu merebut juara tiga dengan mengalahkan PS Sandel Wood tidak mau menyerah kalah begitu saja. Toh juara dengan merebut juara ketiga berarti prestasi tim asuhan Helmon Liko itu stabil.
Artinya, Krisforus Umbu Yogar dkk harus melupakan ‘kesedihan’ setelah dikalahkan SSB Tunas Muda, Jumat (4/8). Bermain penuh untuk merebut kemenangan tetap menjadi target. "Meski melawan Britama SoE, kami tetap akan bermain penuh untuk memenangkan pertandingan. Semua pemain kami siap, meski ada beberapa yang mendapat akumulasi kartu kuning," ujar Umbu Yogar.
Dua bek kiri dan kanan Britama Kupang, Algadri dan Marcel Bitol memang terkena larangan bertanding. Namun penggantinya, Usman Asafah dan Victor Kapitan memiliki kualitas yang seimbang. Kembalinya Primus Sivelmus akan membuat lini depan Britama Kupang semakin tajam. Namun untuk meraih kemenangan, mereka harus benar-benar melupakan ‘kesedihannya’ seperti tekad Umbu Yogar. Pasalnya, anak-anak SoE yang tentu bermain lepas akan menjadi momok yang mematikan kalau dibiarkan bebas memainkan bola.
Menarik untuk memberikan prediksi tentang hasil pertandingan ini. Britama Kupang akan berusaha untuk menyamai prestasi tahun lalu. Sedangkan Britama SoE yang sudah puas lolos ke semifinal akan bermain tanpa beban. Ada juga kemungkinan kalau jalannya pertandingan akan monoton dan tanpa greget karena keduanya tak saling menjegal. Kalau ini yang terjadi maka permainan bisa berlangsung anti-klimaks. (eko)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar