DISIPLIN adalah sebuah kata kunci yang selalu dipakai orang untuk meraih kesuksesan. Tak hanya untuk diri sendiri, kata disiplin juga dipakai di kantor, di sekolah, kampus bahkan oleh orang desa sekalipun. Disiplin merupakan perasaan taat dan patuh terhadap nilai-nilai yang dipercaya termasuk melakukan pekerjaan tertentu yang menjadi tanggung jawabnya.
Hal itu dilakukan juga oleh Walikota Kupang, Jonas Salean, S.H, M.Si. Bersama dr. Herman sebagai wakil walikota, Jonas Salean, menekankan disiplin yang tegas kepada semua PNS di lingkup Pemkot Kupang. Ada sanksi bagi yang melanggarnya.
Jonas Salean berpendapat, sebagus apapun program yang dicanangkan, namun bila pelaksananya tidak disiplin, maka akan sia-sia. Untuk itu, disiplin harus ditegakan. Cara pertama yang dilakukan adalah menertibkan absensi. Absensi dengan cara sidik jari, diberlakukan di semua SKPD. Bila melanggar, akan dikenakan sanksi di mana salah satunya adalah pemotongan uang kesejahteraan. Sanksi ketidakdisiplinan, akan terus ditingkatkan hingga tingkat pemecatan.
Apa program ini akan sukses. Apakah dengan disiplin, semua program akan terlaksana dengan baik. Pertanyaan ini tidak bisa dijawab dengan segera. Kita masih harus menunggu aksi apa yang akan dilakukan. Apakah mau digertak dengan sejumlah saksi baru disiplin, ataukah para PNS di Pemkot Kupang, disiplin karena mereka adalah pekerja profesional?
Pengetatan kehadiran dengan cara penertiban absensi memang sah-sah saja dilakukan. Tetapi, lebih dari itu, yang utama dan harus dilakukan adalah menanamkan nilai-nilai kedisiplinan itu dari dalam diri. Untuk memulai itu, harus berawal dari para pemimpin unit. Selain itu, pembagian tugas dan tanggungjawab harus merata.
Ada banyak alasan klasik yang sering digunakan oleh PNS maupun karyawan swasta untuk meninggalkan tugasnya. Di antaranya adalah urusan keluarga, antar jemput anak ke sekolah, dan lainnya. Alasan lainnya adalah, karena tidak diberi tanggungjawab atau pekerjaan di kantor, sehingga masuk dan pulang sesuka hatinya.
Kita tak perlu apriori dan pesimis dengan program pengetatan disiplin PNS yang dilakukan Jonas Salean dan Herman Man ini. Kedua pemimpin Kota Kupang ini tentu telah melakukan kajian-kajian dengan pertimbangan khusus termasuk risikonya. Kita semua berharap program ini bisa sukses. Pasalnya, Kota Kupang sebagai wajah NTT, sudah sepantasnya memiliki aparatur atau PNS yang disiplin dan berdedikasi tinggi. **
Hal itu dilakukan juga oleh Walikota Kupang, Jonas Salean, S.H, M.Si. Bersama dr. Herman sebagai wakil walikota, Jonas Salean, menekankan disiplin yang tegas kepada semua PNS di lingkup Pemkot Kupang. Ada sanksi bagi yang melanggarnya.
Jonas Salean berpendapat, sebagus apapun program yang dicanangkan, namun bila pelaksananya tidak disiplin, maka akan sia-sia. Untuk itu, disiplin harus ditegakan. Cara pertama yang dilakukan adalah menertibkan absensi. Absensi dengan cara sidik jari, diberlakukan di semua SKPD. Bila melanggar, akan dikenakan sanksi di mana salah satunya adalah pemotongan uang kesejahteraan. Sanksi ketidakdisiplinan, akan terus ditingkatkan hingga tingkat pemecatan.
Apa program ini akan sukses. Apakah dengan disiplin, semua program akan terlaksana dengan baik. Pertanyaan ini tidak bisa dijawab dengan segera. Kita masih harus menunggu aksi apa yang akan dilakukan. Apakah mau digertak dengan sejumlah saksi baru disiplin, ataukah para PNS di Pemkot Kupang, disiplin karena mereka adalah pekerja profesional?
Pengetatan kehadiran dengan cara penertiban absensi memang sah-sah saja dilakukan. Tetapi, lebih dari itu, yang utama dan harus dilakukan adalah menanamkan nilai-nilai kedisiplinan itu dari dalam diri. Untuk memulai itu, harus berawal dari para pemimpin unit. Selain itu, pembagian tugas dan tanggungjawab harus merata.
Ada banyak alasan klasik yang sering digunakan oleh PNS maupun karyawan swasta untuk meninggalkan tugasnya. Di antaranya adalah urusan keluarga, antar jemput anak ke sekolah, dan lainnya. Alasan lainnya adalah, karena tidak diberi tanggungjawab atau pekerjaan di kantor, sehingga masuk dan pulang sesuka hatinya.
Kita tak perlu apriori dan pesimis dengan program pengetatan disiplin PNS yang dilakukan Jonas Salean dan Herman Man ini. Kedua pemimpin Kota Kupang ini tentu telah melakukan kajian-kajian dengan pertimbangan khusus termasuk risikonya. Kita semua berharap program ini bisa sukses. Pasalnya, Kota Kupang sebagai wajah NTT, sudah sepantasnya memiliki aparatur atau PNS yang disiplin dan berdedikasi tinggi. **
Tidak ada komentar:
Posting Komentar