SEJAK keikutsertaan NTT di PON, keluhan klasik yang sering dilontarkan oleh para pelatih maupun atlet adalah perlengkapan latihan dan minimnya dukungan dana. Meski demikian, dari tahun ke tahun prestasi atlet-atlet NTT terus mengalami peningkatan. Hal itulah yang membuat Ketua Harian KONI Propinsi NTT, Ir. Esthon L Foenay, M.Si menantang tim pelatih dan atlet PON XVII NTT untuk menggapai prestasi dalam keterbatasan ini.
"Pemahaman tentang penghematan anggaran harus kita pikirkan bersama. Kekurangan yang kita miliki jangan dijadikan alasan untuk tidak berprestasi. Kemauan dan kemampuan untuk berprestasi baik dari atlet maupun pelatih harus terus dikembangkan secara berimbang. Kita semua tahu, meski serba terbatas, namun atlet-atlet NTT memiliki talenta juara yang tidak dimiliki daerah lain."
Demikian dikatakan Esthon Foenay dalam rapat evaluasi pelaksanaan Pelatda PON XVII 2008 di Sekretariat KONI Propinsi NTT di Kupang, Kamis (28/2/2008).
Dalam rapat yang juga dihadiri pelatih dari cabang tinju, kempo, atletik, taekwondo, sepaktakraw dan pencaksilat itu, tim pemantau pelatda yang dipimpin Drs. Hosea Dally melaporkan beberapa temuan dalam pelaksanaan pelatda. Hosea Dally melaporkan beberapa hal, seperti belum adanya transparansi pelaksanaan program latihan, kesulitan sarana dan prasarana latihan, kehadiran atlet yang belum sempurna sesuai jadwal latihan. Selain itu, menurut Dally, ada beberapa cabang yang mengeluhkan lokasi latihan yang sering dipakai oleh umum sehingga mengganggu jadwal latihan.
Sementara itu, beberapa pelatih mengusulkan beberapa hal, di antaranya agar seluruh atlet dan pelatih diasuransikan, masih ada atlet yang berada di luar Kota Kupang sehingga menyulitkan pantauan. Selain itu, ada beberapa atlet yang tidak bisa sepenuhnya mengikuti latihan karena harus kuliah atau sekolah. Para pelatih juga mengusulkan agar adanya try out dengan mengikuti kejuaraan-kejuaraan tingkat nasional.
Menanggapi masukan-masukan tersebut, Esthon Foenay mengatakan, KONI Propinsi NTT sangat memahami semua kendala tersebut। Namun, Esthon mengatakan, sambil menunggu keputusan alokasi anggaran dari pemerintah, semangat, disiplin dan latihan keras dari atlet tidak boleh surut. "Untuk saat ini saya sarankan agar para pelatih menggunakan peralatan latihan yang diadakan saat pra PON. Mengenai try out, hal ini sangat penting untuk dilaksanakan. Namun, mengingat dana, maka yang dikirim harus betul-betul diseleksi. Saya juga sarankan agar pengurus cabang olahraga atau pelatih terus berkoordinasinya dengan pengurus pusatnya agar regulasi-regulasi atau teknik-teknik baru bisa segera diserap," tegas Esthon. (eko)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar