Kamis, 14 Agustus 2008

Ki Gendeng Sulit Ditembus Jarum

LAGI-LAGI Ki Gendeng Pamungkas mengundang perhatian banyak orang. Saat menjalani pemeriksaan kesehatan di Poliklinik Afiat, RSU PMI, Jalan Pajajaran, Bogor Utara, Rabu (13/8), paranormal yang memiliki nama asli Imam Santoso ini menarik perhatian paramedis termasuk wartawan.

Ketika Ki Gendeng masuk ke ruang pemeriksaan, paramedis dan dokter menyambut dengan ramah. Gendeng pun sumringah. Penampilannya tenang. Selain Ki Gendeng, calon lain yang menjalani pemeriksaan adalah Syafei Bratasendjaja- Akik Darul Tahkik (Sadar).

Beberapa tahapan pemerik-saan dijalani Ki Gendeng Pamungkas. Tahapan pertama adalah diambil darah. Seorang staf Laboratorium Poliklinik Afiat, Nuri langsung mengikat lengan kanan Ki Gendeng. Selanjutnya, petugas menusukkan jarum, namun tidak bisa menembus kulit lengan kanan Gendeng. Nuri pun grogi.

Nuri mencoba kembali menyuntikkan jarum agar bisa menembus kulit. Lagi-lagi hasilnya nihil. Nuri pun meminta Ki Gendeng agar tidak mengerjainya. Tokoh paranormal itu pun terkekeh-kekeh melihat Nuri. Lalu dia menjentikkan jarinya ke udara tetapi Nuri belum berhasil juga.

"Saya jangan dikerjain dong Pak Iman. Saya jadi grogi nih. Susah amat nih jarum bisa masuk ke kulit Bapak. Tolong dong jangan kerjain saya. Saya jadi gemetar karena jarum suntik susah nembus kulit. Biasa saja Pak, jangan dicandain," pinta Nuri sambil mengganti jarum suntik.

Nuri mencari lokasi lain. Dia pun mengarahkan jarum ke sekitar pergelangan tangan kanan Ki Gendeng. Sambil mengucapkan Bismillahirrahma- nirrahim, akhirnya Nuri berhasil menusukkan jarum suntik itu ke kulit Ki Gendeng. "Jarumnya susah menembus kulit Pak Iman. Itu beneran, bukan dibuat-buat oleh saya. Pada kulit Pak Iman itu seperti ada kayu yang sangat keras, sehingga sangat sulit untuk mengambil darahnya. Ini pengalaman kali pertama saya," kata Nuri seusai mengambil sampel darah Ki Gendeng Pamungkas.

Tak akan nyantet
Bakal calon Wakil Wali Kota Bogor, Iman Santoso atau biasa dipanggil Ki Gendeng Pamungkas mengaku akan menghormati seluruh proses dan peraturan yang berlaku dalam Pilkada Kota Bogor yang akan dilaksanakan pada Oktober mendatang. Dia tidak akan melakukan penyantetan terhadap pihak lain, termasuk anggota KPUD Kota Bogor andaikata nanti tidak meloloskan dia dan pasangannya yaitu Ahmad Chusairi dalam bursa pencalonan Pilkada.

"Saya menghormati seluruh proses dan peraturan untuk mengikuti Pilkada Kota Bogor. Saya tidak akan menggunakan keahlian saya yaitu santet. Kalau saya tidak lolos untuk ikut Pilkada, maka tidak menjadi masalah. Tidak apa-apa. Saya tidak akan menyantet anggota KPUD Kota Bogor," katanya, Rabu (13/8/2008).

Namun, dia tetap meminta agar proses dan peraturan tersebut dapat berjalan sejujurnya. "Kami minta agar KPUD dapat melaksanakan tugasnya dengan baik atau fairplay, supaya hasil pilkada nanti sesuai dengan keingingan semua pihak, khususnya masyarakat Kota Bogor," kata suami Ajeng Safitri ini.

Ayah lima anak ini menegaskan bahwa dirinya ikut serta dalam bursa pencalonan wali kota semata-mata ingin melakukan perubahan di Kota Bogor. Kalau dia dan pasangannya dipercaya untuk memimpin daerah yang terkenal dengan sebutan Kota Angkot tersebut, maka pihaknya berusaha keras memutuskan benang merah rezim Orde Baru yang selama ini membelenggu Indonesia, termasuk di Kota Bogor.

"Saya dan Pak Ahmad Chusairi tidak akan membelenggu kebebasan anggota dewan dalam menyikapi atau mengkritisi kebijakan pemerintahan kami. Tidak usah takut atau khawatir untuk mengkritik kami. Begitu juga masyarakat Kota Bogor. Namun, kami sangat senang kritik itu semata-mata untuk kepentingan masyarakat Kota Bogor sendiri, bukan karena kepentingan kelompok, partai politik maupun pribadi. Mari kita bangun Kota Bogor ini bersama-sama, supaya Kota Bogor menjadi disegani oleh pihak lain," tandasnya.

Sementara itu Ahmad Chusairi, bakal calon Wakil Wali Kota Bogor pendamping Gendeng, optimis bisa ikut pilkada ini. Pihaknya sudah melengkapi data pendukung yang dinilai kurang oleh KPUD Kota Bogor. (persdanetwork/akn)

Tidak ada komentar:

SYALOM