Rabu, 25 Februari 2009

4 Hal yang Membahayakan Pernikahan


DON'T sweat the small stuff. Ada pepatah yang mengatakan untuk jangan terlalu memikirkan hal-hal kecil. Mungkin benar dalam beberapa hal, namun hal-hal kecil yang kita lakukan sehari-hari bisa jadi pemicu retaknya rumah tangga Anda. Sedikit instropeksi diri sekali-sekali pun diperlukan untuk me-refresh hubungan Anda dengan pasangan. Yuk, kita lihat apa yang bisa kita perbaiki dari diri kita.

· Keran bocor. Sesekali berkeluh kesah kepada sahabat atau orang terdekat memang perlu. Namun, usahakan menahan diri untuk tidak terlalu banyak menceritakan keburukan pasangan kepada pihak lain. Bayangkan jika Anda sedang duduk bersama mertua, lalu tiba-tiba muncul pertanyaan-pertanyaan antara Anda dan pasangan yang isinya problem pribadi. Wah, rasanya tak keruan kan? Nah, supaya hubungan Anda dan suami bebas gunjingan, Anda bisa mengajak pasangan untuk berdiskusi dan berjanji tak lagi menceritakan hal-hal pribadi kepada pihak lain. Pastikan Anda mengajaknya bicara dalam keadaan tenang dan santai supaya tak menimbulkan rasa sakit hati. Di lain pihak, Anda harus bisa menahan diri untuk tidak menceritakan hal-hal yang bisa menjelekkan suami di hadapan orang lain. Sebaliknya, usahakan untuk berkata yang baik-baik tentang pasangan kepada orang lain.

· Sindrom "malangnya diriku". Memendam perasaan sama buruknya dengan menjelekkan pasangan kepada orang lain. Jika ada hal-hal yang membuat Anda tak merasa senang dengan sikap pasangan, sebaiknya utarakan dengan sikap tenang dan menghormati. Coba sisihkan waktu dengan pasangan untuk bermanja-manja dan saling mengutarakan isi hati. Namun, usahakan untuk memberikan solusi atas permasalahannya. Begitu juga, jika suami "akhirnya" mau meletakkan baju kotor di keranjang baju kotor setelah berbulan-bulan Anda memintanya, jangan lupa untuk memujinya. Cara ini tak hanya membuat suasana lebih menyenangkan, tapi juga efektif.

· Bertengkar karena hal-hal sepele. Biasanya hal ini terjadi karena masalah barang-barang milik pasangan yang berserakan atau menumpuk tak keruan. Pertengkaran karena barang-barang pasangan bisa menjadi semacam penanda ada hal-hal yang tak Anda sukai dari pasangan. Menurut Michele Weiner-Davis, psikoterapis dan penulis buku The Sex-Starved Marriage, akan ada hal-hal yang Anda cintai dan tidak sukai dari pasangan. Itu adalah bagian dari sebuah pernikahan. Ketika Anda mengambil sumpah untuk menikah dengan seseorang, maka semua bagian dari dirinya, baik yang Anda sukai maupun tidak, sudah menjadi bagian dari paketnya. Yang bisa Anda lakukan adalah mencari solusinya, misalnya adakan garage sale untuk menjual barang-barang yang sudah tak dipakai. Jangan hanya pasangan saja yang harus berkorban; jual saja barang-barang Anda yang tak disukai pasangan dan memang sudah tak berguna untuk Anda. Anda dan pasangan jadi bisa menabung untuk membeli sesuatu yang sudah kalian inginkan, TV flatscreen, misalnya.

· Terlalu jauh. Anda berdua sudah terlalu sibuk dengan pekerjaan, anak-anak, dan kepentingan sendiri-sendiri, tanpa sadar waktu untuk berbicara pun tak ada. Bahkan saat di tempat tidur. Ketika pasangan mulai mengurangi waktu berkualitas, ini bisa membuat hubungan terasa santai. Namun bisa juga sebaliknya, pasangan berasumsi bahwa Anda tak membutuhkannya lagi. Manusia merespons ketidakterikatan dengan menarik diri masing-masing. Segalanya bisa menjadi lebih parah. Namun, manusia juga merespons dari kebaikan orang lain. Maka, yang bisa Anda lakukan adalah mengambil inisiatif untuk meluangkan waktu. Sisihkan (bukan menyisakan) waktu yang biasanya Anda gunakan hanya untuk menonton TV dengan kegiatan lain yang Anda sukai bersama pasangan. Misalnya, bangun lebih pagi di hari libur untuk jalan pagi bersama. Jika sudah terlalu besar jarak antara Anda dan pasangan, berusahalah lebih keras untuk bisa lebih dekat. Para peneliti setuju agar pasangan seperti ini membuat jadwal rutin untuk berhubungan intim dan untuk bicara. Intimasi dari berhubungan badan memang bisa membuat hubungan pasangan lebih erat. **

Tidak ada komentar:

SYALOM