Kawal dan Evaluasi
Oleh Sipri Seko
KEPALA Biro Lembaga Kantor Berita Nasional Antara Kupang, Lorensius Molan, tampak gelisah ketika perahu motor 'Tri Sakti' yang ditumpanginya diombang-ambing gelombang di perairan Tanjung Gemuk, Larantuka-Flores Timur, Jumat (6/2/2009). Molan bukan gelisah hanya karena di perahu motor tersebut ada Gubernur NTT, Drs. Frans Lebu Raya, Wakil Bupati (Wabup) Flores Timur, Yoseph Lagadoni Herin, S.Sos, beberapa kepala dinas dan pejabat lingkup Pemprop NTT ikut menumpang, melainkan karena gelombang setinggi enam meter lebih, air sudah masuk dalam perahu motor.
Dia heran karena Gubernur Lebu Raya, Wabup Lagadoni Herin dan juru mudi terlihat sangat tenang menghadapi kondisi cuaca yang sangat tidak bersahabat. Angin dan badai ternyata tidak hanya ada di lautan. Sepanjang perjalanan dari Larantuka menuju Maumere, ibukota Kabupaten Sikka, pohon-pohon bertumbangan di sejumlah titik akibat hujan dan angin kencang menghambat perjalanan.
Yang membuat dia salut terhadap Gubernur Lebu Raya dan Yoseph L Herin adalah tetap tenang. Lebu Raya malah tertawa ketika ditelepon seorang rekannya yang membaca running text di televisi bahwa mereka baru saja selamat dari amukan gelombang.
Bagi Lebu Raya, semua yang dihadapinya adalah ujian dalam menjalankan tugas. Sambutan, apresiasi dan respons positif dari masyarakat adalah obat mujarab untuk menghilangkan kelelahan. "Keadaan seperti ini harus dinikmati dan jangan dijadikan beban. Saya lihat ada anggota rombongan yang lelah malah ada yang mabuk perjalanan. Kamu yang masih muda- muda ini harus tetap semangat," ujar Lebu Raya kepada wartawan di ruang VIP Bandara El Tari Kupang, Sabtu (7/2/2009).
***
Mengampanyekan NTT untuk menjadi Propinsi Jagung dan Propinsi Koperasi memang tidak mudah. Masyarakat di Kabupaten Lembata, Flores Timur dan Sikka yang dikunjunginya memang antusias dan sangat respons menerima program tersebut. Betulkah demikian? Apakah mereka sudah mengerti arti Propinsi Jagung atau Propinsi NTT? Ataukah mereka mengangguk-angguk untuk setuju karena yang berbicara adalah seorang gubernur?
"NTT sebagai Propinsi Jagung dan Propinsi Koperasi memang tidak mudah. Tapi kita memang butuh tantangan kalau ingin maju. Maju atau mundur, berhasil atau tidak tergantung dari kita. Kita harus bisa memilih, apa saya akan tetap hidup seperti ini ataukah harus lebih maju."
Kata-kata ini terus diungkapkan Frans Lebu Raya saat bertatap muka dengan masyarakat di berbagai kesempatan. Sepanjang perjalan dari Lewoleba, Adonara, Larantuka hingga Maumere ada lebih dari sepuluh koperasi dan kebun jagung yang disinggahinya.
"Saya memang ingin langsung melihat kebun jagung dan koperasi masyarakat. Ini agar sejalan dengan program Anggur Merah atau anggaran menuju rakyat sejahtera yang kami canangkan. Ada yang bilang masyarakat tidak mengerti apa itu Anggur Merah. Bagi saya itu tidak penting. Masyarakat tidak perlu tahu apa itu Anggur Merah, tapi yang terpenting adalah semua aparatur pemerintah harus tahu apa itu Anggur Merah. Aparatur harus menyusun program dan anggaran yang memihak rakyat. Artinya, rakyat hanya menikmati Anggur Merah yang sudah diprogramkan dengan baik. Untuk itu, dalam setiap kunjungan saya selalu membawa kepala-kepala dinas dari propinsi agar mereka langsung melihat, mendengar dan mencatat apa yang diinginkan masyarakat," kata Lebu Raya.
Sukses atau tidaknya program NTT Propinsi Jagung dan Koperasi harus menjadi tanggungjawab bersama. Ketika Lebu Raya dan wakilnya, Ir. Esthon L Foenay, M.Si, getol mengampanyekan program ini, dukungan positif harus terus diberikan. Harus total dan jangan setengah hati.
Ketika mengunjungi petani saat musim tanam seperti ini, kita pasti terkagum-kagum dengan tumbuh suburnya jagung mereka. Tapi bagaimana kalau mereka dikunjungi pada bulan Juni hingga November? Untuk itu, Ajak mereka untuk terus dan tak pernah berhenti menanam. Beritahu dan terus memotivasi petani bahwa saat ini jagung bukan lagi sekadar ditanam untuk makan dan sisanya disimpan di lumbung, tapi sudah menjadi bahan baku industri. Siapkan pasar dan harga yang layak sehingga mereka jangan lagi bertanya, "Hege hope?" (siapa yang beli kalau kami tanam banyak?).
Bagaimana dengan koperasi? Terbukti bahwa tanpa pemerintah, kopdit bentukan masyarakat ternyata berkembang sangat pesat. Artinya, koperasi sebenarnya sangat cocok untuk mengentaskan kemiskinan masyarakat karena langsung menyentuh kebutuhan mereka. Untuk itu, program yang dicanangkan ini harus terus dikampanyekan agar minimal 30 persen masyarakat NTT menjadi anggota koperasi agar impian menjadi Propinsi Koperasi tercapai.
Kampanye jagung, kampanye koperasi harus terus dilakukan. Tapi tidak hanya sampai disitu. Pemantauan, pendampingan, motivasi dan evaluasi harus terus dilakukan. Kegagalan dan keberhasilan petani atau koperasi harus segera diketahui untuk dievaluasi. Artinya, bagaimanapun bagusnya program Anggur Merah yang salah satu implementasinya adalah Propinsi Jagung dan Koperasi tidak akan berhasil kalau hanya digembor- gemborkan saat kampanye. Tantangannya adalah, mampukah kita mengawalnya hingga sukses? (habis)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar