Sabtu, 20 September 2008

Stadion Butuh Pembenahan

Catatan Yang Tersisa

Oleh Sipri Seko

KEPALA Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) NTT, Drs. Muhamad Wongso komit pada janjinya bahwa tanggal 20 Agustus, pengerjaan lintasan sintetis di Stadion Oepoi Kupang akan rampung. Pengerjaan lintasan dikebut agar penyelenggaraan turnamen sepakbola Dji Sam Soe-Pos Kupang Cup 2008, terlaksana sesuai jadwal tanggal 23 Agustus.

Lintasan sintetis tuntas dikerjakan, namun permukaan lapangan menimbulkan masalah. Tumpukan tanah yang belum dikeraskan membuat permukaan lapangan menjadi labil. Tumpuan untuk berlari atau menendang bola menjadi tidak stabil. Akibat lainnya, para pemain sering terjatuh. Ada upaya untuk menanam rumput di atasnya, namun tidak cukup membantu karena baru ditanam satu minggu sebelum turnamen digelar.

Stadion Oepoi memang sedang direhab. Namun, yang diperbaiki adalah tembok pagar, atap tribun, pintu masuk, pintu ruangan dan lainnya. Permukaan lapangan tidak termasuk dalam item pengerjaan tersebut. "Butuh dana besar untuk pengerjaan permukaan lapangan. Kami sudah pernah melakukan presentasi di hadapan Dewan, namun belum ada rekomendasi untuk pengalokasian dana. Kalau permukaan lapangan bisa direhab, ditambah lampu stadion, saya yakin stadion kita ini akan menjadi salah satu yang terbaik di wilayah Indonesia Timur," ujar Kasubdin Sarana dan Prasarana Dispora NTT, Drs. Patris Cole.

Dibanding stadion lain di NTT seperti Golodukal di Manggarai, Batunirwala di Alor atau Haliwen di Belu, Stadion Oepoi jelas kalah. Namun, sebagai stadion pertama di NTT yang letaknya ada di ibukota propinsi, Stadion Oepoi memiliki nilai kebanggaan tersendiri bagi para pemain sepakbola. Menurut mereka, prestasi pemain sepakbola di NTT tidak lengkap kalau belum bermain di Stadion Oepoi. Tak heran kalau gengsi turnamen akan menjadi naik kalau pertandingannya digelar di Stadion Oepoi.

Dji Sam Soe dan Pos Kupang pun sama. Mereka tidak mau Mitra Sportindo Event Organizer menggelar turnamen yang disponsorinya di lapangan sepakbola lain selain Stadion Oepoi. "Gengsinya beda," kata Pimpinan Area Marketing PT HM Sampoerna Tbk Kupang, Danang Pamungkas.

Dengan kondisi 'harap maklum' turnamen tetap dilaksanakan di Stadion Oepoi. Sarana dan prasarana olahraga di NTT memang belum mendapat perhatian yang baik dari pemerintah. Padahal, untuk mendapatkan atlet berprestasi sarana olahraga yang representatif adalah tuntutan utama. Tidak hanya itu, dengan stadion yang bagus, kita juga bisa menggelar event-event tingkat nasional.

Seharusnya kita protes kepada PSSI mengapa kita tidak pernah menjadi tuan rumah pra PON cabang sepakbola. Kita memang tidak punya alasan kuat untuk itu. Stadion kita dinilai belum layak menggelar event nasional. Kalaupun Batunirwala dan Golodukal pernah menggelar Divisi II Liga Indonesia, itu karena sudah masuk dalam standard minimal, sementara Stadion Oepoi sama sekali tidak layak.

Tahun depan, Dji Sam Soe-Pos Kupang Cup pasti kembali digelar. Semua pemain bola dan penonton partai final antara Britama melawan Kristal mendengar janji Ketua Bidang Organisasi KONI Propinsi NTT, Ir. Andre Koreh, M.T, saat penutupan bahwa dia akan mengusulkan ke Gubernur NTT, Drs. Frans Lebu Raya agar dialokasikan dana perbaikan permukaan lapangan. Kalau ini benar-benar terwujud, maka keinginan akan makin banyak turnamen yang digelar hampir pasti akan tercapai.

Lintasan atletik di Stadion Oepoi 'menggoda' para atlet atletik untuk berlatih lebih keras. Ada harapan prestasi atletik NTT akan meningkat. Mungkinkah bila permukaan lapangan ikut diperbaiki, maka sepakbola NTT bisa berbicara di level nasional? Kita semua menunggu! (bersambung)

Tidak ada komentar:

SYALOM