JANGAN salahkan Valentino Rossi jika publik mencapnya sebagai legenda hidup MotoGP. Musim kompetisi MotoGP 2008 membuktikan bahwa dia memang masih menjadi raja di kelas premier balap motor paling bergengsi itu.
Tidak berlebihan jika musim 2008 disebut sebagai tahun milik Rossi. Setelah kehilangan gelar juara dunianya selama dua tahun berturut-turut, pembalap kelahiran Urbino, Italia itu sukses menggondol kembali mahkota juaranya. ?~A king return to its throne', demikian slogan yang tertulis pada siaran GP Valencia yang menjadi seri penutup musim ini.
MotoGP 2008 memulai musimnya dengan penuh gebrakan. Sirkuit Losail, Qatar didapuk menjadi pembuka sekaligus penyelenggara balapan malam atau night race pertama sepanjang perhelatan MotoGP. Langkah tersebut tak lain dimaksudkan untuk meningkatkan antusiasme para pecinta MotoGP menyambut musim 2008 ini. Juara dunia musim lalu, Casey Stoner, keluar sebagai juara pada balapan bersejarah ini.
Selain menampilkan balapan malam untuk pertama kalinya, musim ini MotoGP juga memperkenalkan sirkuit baru dalam agendanya, yakni Motor Speedway di Indianapolis, Amerika Serikat. Sayang, balapan akhirnya harus berhenti di tengah jalan akibat badai tropis Ike yang melanda daerah midwest AS. Namun, Valentino Rossi berhasil mencatatkan namanya sebagai juara sekaligus peraih pole position MotoGP pertama di sirkuit ini.
Penambahan sirkuit yang biasanya hanya digunakan untuk balap mobil Indy 500 ini menunjukkan betapa animo MotoGP mulai merasuki masyarakat Negeri Paman Sam itu. Bahkan, aktor papan atas Hollywood seperti Brad Pitt dan Tom Cruise juga sempat terlihat menyaksikan aksi Valentino Rossi dkk pada dua seri terpisah.
Bukan hanya sirkuit baru, MotoGP 2008 juga kedatangan empat pembalap yang baru. Mereka adalah Joge Lorenzo yang menjadi juara dunia di kelas 250cc musim lalu, Alex De Angelis, Andrea Dovizioso, serta juara World Superbike 2007 James Toseland.
Lorenzo langsung diplot sebagai rekan setim Rossi di Fiat Yamaha. Sedangkan De Angelis dipercaya mendampingi Shinya Nakano di tim Honda Gresini dan Dovizioso bergabung dengan tim JiR Honda. Toseland sendiri menjadi partner Colin Edwards di tim Yamaha Tech 3.
Perhatian publik masih tetap terpusat pada persaingan antara Rossi dan Stoner. Musim lalu Stoner sukses mempecundangi Rossi habis-habisan. Para pendukung The Doctor pun menanti-nanti apakah pembalap kesayangan mereka mampu membalaskan dendamnya di musim ini.
Apalagi, Rossi memutuskan beralih dari penggunaan ban Michelin menjadi Bridgestone, ban yang sama dengan Stoner. Para fans Rossi berharap langkah ini mampu membuat motor M1 nya lebih bersaing dengan keperkasaan Desmosedici Stoner.
Ternyata, keputusan kontroversial The Doctor beralih ke Bridgestone terbukti menjadi faktor penentu kebangkitannya di musim ini. Tidak ada lagi cerita dimana pembalap 29 tahun itu gagal menyelesaikan lomba gara-gara kinerja ban yang tidak maksimal.
Dari total 18 seri, Rossi berhasil finish di tempat pertama sebanyak sembilan kali. Selain itu, ia juga sukses naik podium sebanyak 16 kali. Meski tidak berhasil menyamai rekornya di musim 2005 (11 kali juara), namun ini tentunya menjadi jawaban Rossi terhadap kritik yang menyebut bahwa masa kejayaannya telah berakhir.
Persaingan antara Rossi dan Stoner mencapai puncaknya pada GP AS di Laguna Seca. Hampir semua penikmat MotoGP pasti setuju jika seri ini ditasbihkan sebagai balapan terpanas sepanjang musim 2008. Publik AS menjadi saksi kehebatan Rossi dan Stoner. Keduanya seolah membalap di arena yang berbeda dan melesat jauh di depan pembalap lainnya hingga selisih waktu 17 detik. Aksi saling salip pun tak terhindarkan.
Pada akhirnya, Rossi keluar sebagai juara pertama setelah Stoner keluar lintasan dan terjatuh beberapa lap menjelang akhir balapan. Aksi agresif serta manuver-manuver nekat The Doctor ternyata memancing kritik Stoner. Stoner mengklaim Rossi melakukan balapan dengan kotor dan menganggap beberapa manuver pembalap Yamaha itu sempat membahayakan dirinya.
Namun, terlepas dari itu, seri Laguna Seca seolah menjadi titik kulminasi yang berbeda bagi Stoner dan Rossi. Jika Rossi terus tampil gemilang dengan berturut-turut menjuarai empat seri berikutnya, tidak demikian halnya dengan Stoner. Pembalap Ducati itu gagal menyelesaikan balapan di Brno, Rep. Ceska serta San Marino karena terjatuh kala memimpin lomba. Belakangan diketahui, menurunnya performa Stoner sebagian disebabkan kambuhnya cedera lama pada pergelangan tangannya.
Kegagalan Stoner menyelesaikan dua seri berturut-turut tentu berdampak positif bagi The Doctor. Ia pun merengkuh gelar juara dunia kedelapannya pada GP Jepang di Motegi setelah finish di tempat pertama. Kendati demikian, para pendukung Stoner tak perlu terlalu bersedih. Pembalap 23 tahun itu masih menjadi pesaing terdekat Rossi dengan menjadi juara kedua musim ini.
Sementara itu, Dani Pedrosa yang menjadi juara dua musim lalu harus puas berada di tempat ketiga. Meski cukup rajin naik podium dan sukses menyabet gelar juara di kampung halamannya (Jerez dan Catalunya), namun Pedrosa belum mampu mengejar perolehan nilai Stoner. Apalagi, ia sempat tercecer di barisan belakang serta tidak menyelesaikan balapan di beberapa seri.
Musim ini, Pedrosa juga kembali menerima tantangan dari musuh bebuyutannya di kelas 250cc dulu, Jorge Lorenzo. Penampilan Lorenzo segera menarik perhatian para penggemar MotoGP. Betapa tidak, pembalap berpostur mungil itu berhasil menggondol gelar juara perdananya pada seri ketiga, yakni GP Portugal di Estoril. Gaya balapnya yang lincah dan agresif sedikit banyak menyerupai rekan setimnya, Valentino Rossi.
Sayang, beberapa kecelakaan yang dialaminya membuat penampilan Lorenzo anjlok di tengah musim. Namun, Lorenzo masih sanggup menutup musim di peringkat empat sekaligus dinobatkan sebagai Pendatang Baru Terbaik.
Keberhasilan Lorenzo menyabet gelar tersebut tak ayal menjadikan Yamaha sebagai pabrikan tersukses pada MotoGP 2008. Yamaha memborong tiga gelar sekaligus: Juara Dunia MotoGP 2008 (Valentino Rossi), Rookie of The Year (Jorge Lorenzo), dan Konstruktor Terbaik. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar